Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Niat berbagi

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Catatan Perjalanan (8) 31 Juli, Swiss (Titlis-Zurich) dan Istanbul Truki

31 Juli 2020   18:33 Diperbarui: 31 Juli 2020   18:30 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Supartono JW
Sumber: Supartono JW
Yang saya pahami, sekarang saya sudah ada di bawah Titlis. Sebuah gunung di gugusan Pegunungan Alpen di Swiss dengan ketinggian 3.020 meter di atas permukaan laut. Bila ke Swiss tanpa ke Titlis, maka akan sia-sia, sebab Titlis adalah mutiara di mahkota Swiss, dan satu-satunya "glacier" yang dapat diakses masyarakat umum.

Sumber: Supartono JW
Sumber: Supartono JW
Setelah semua rombongan turun dari bus. Dan, kami diberikan waktu untuk sekadar mengambil foto dan video untuk dokumentasi, kami pun langsung mengarah ke stasiun Cable Car Engelberg. Untuk sampai ke puncak gunung Titlis, maka semua wisatawan harus menggunakan cable car, yaitu kereta gantung yang terhubung dari bawah hingga puncak Titlis. Setiap cable car terbatas maksimal hany dapat dinaiki oleh empat orang.  

Sumber: Supartono JW
Sumber: Supartono JW
Sumber: Supartono JW
Sumber: Supartono JW
Belum sampai ke puncak Titlis, sepanjang perjalanan naik cable car, pemandangan indah pun terhampar di depan mata. Dan, inilah canggih dan cerdasnya orang-orang Eropa. Puncak gunung salju yang rasanya mustahil didaki oleh khalayak umum pun, dapat dijamah oleh wisatawan hanya dengan teknologi cable car. Sesampai di stasiun cable car di atas, kami pun masuk ke Gedung Titlis. Di dalam gedung ternyata ada toko-toko penjual souvenir dan restaurant.

Sumber: Supartono JW
Sumber: Supartono JW
Sumber: Supartono JW
Sumber: Supartono JW
Sumber: Supartono JW
Sumber: Supartono JW
Sumber: Supartono JW
Sumber: Supartono JW
Sumber: Supartono JW
Sumber: Supartono JW
Sumber: Supartono JW
Sumber: Supartono JW
Tujuan kami, setelah sampai di Titlis, adalah langsung ke luar dan bermain dengan salju. Seluruh sudut area yang boleh diinjak pengunjung pun saya jelajahi dan tak lupa, saya ikutan main "prosotan" di salju. Cukup lama kami berada di atas ketinggian Titlis, hingga waktu makan siang pun tiba. Luar biasanya, makan siang kami juga di Panorama Restaurant di dalam Gedung Titlis. Sambil menatap pemandangan indah pegunungan yang penuh salju, kami melahap makan siang yang semuanya hangat.

Sumber: Supartono JW
Sumber: Supartono JW
Tanpa terasa, kami pun sudah harus meninggalkan Titlis, kembali naik cable car untuk turun ke bawah. Saat turun ke bawah, kami juga melihat cable car yang ke arah atas masih banyak diisi oleh wisatawan asing lainnya.

Sumber: Supartono JW
Sumber: Supartono JW
Sumber: Supartono JW
Sumber: Supartono JW
Mengunjungi Swiss, ternyata tidak cukup dengan satu atau dua hari, bila ingin menjamah semua destinasi di sini. Namun, kemarin kami sudah setengah hari di kota tua Lucerne, bermain di pinggir danau. Kini, sudah setengah hari di Titlis. Dan, selanjutnya kami akan menjelajah kota Zurich sebelum akhirnya kami harus ke Zurich Airport pukul 18.00 waktu setempat.


Sumber: Supartono JW
Sumber: Supartono JW
Sekarang kami pun sudah dalam perjalanan antara Engelberg-Zurich, sekitar 36 km dengan waktu tempuh sekitar 30 menit. Di Zurich, saya dan rombongan memiliki waktu sekitar empat setengah jam.

Sumber: Supartono JW
Sumber: Supartono JW
Begitu sampai di Zurich, kami hanya berjalan kaki seperti apa yang kami lakukan di Lucerne.

Kota Zurich berada di tepi danau Zurich, jadi di sini pun kami berecengkerama di pinggir danau lagi. Zurich termasuk kota dengan kualitas hidup terbaik di dunia. Dibandingkan dengan Berlin, Paris, Hamburg, Amsterdam dan Bruessel, Zurich adalah kota terbesar di Swiss, berpenduduk sekitar tigaratus ribu jiwa ini tak terlalu besar, namun dia memiliki keunikan ala mediteran.

Satu di antara bukti tertua adalah berdirinya pada tahun 929 masehi. Tahun 1351, Zurich bergabung dengan Konfederasi Swiss. Saat mengunjungi kawasan kota tua, pengunjung bisa melihat suasana khas abad pertengahan dan juga jaman renaissance yang sangat kental. Bukan hanya bangunan saja, namun jalanan dan juga rambu-rambu sendiri masih menggunakan rambu-rambu khas abad pertengahan. Kami juga mengunjungi beberapa butik yang menjual aneka pakaian dan juga aksesoris dan bersantai menikmati pemandangan di kota tua ini di sekitar cafe-cafe di pinggir jalan.

Sumber: Supartono JW
Sumber: Supartono JW
Sumber: Supartono JW
Sumber: Supartono JW
Menjelang pukul 18.00, usai sudah kunjungan kami di Swiss. Kami pun sudah bergeser di Zurich Airport. Sekitar tiga jam, kami terbang menuju Istanmbul Airport. Di Istanbul sekitar pukul 22.00, kami hanya memiliki waktu satu jam sebelum kami harus sudah berada di dalam pesawat Turkish Airline yang akan memboyong kami tepat pukul 23.25 menuju Bandara Soekarno-Hatta Jakarta dengan tetap transit di Changi Airport Singapura.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun