Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Niat berbagi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Misi Budaya di Benua Biru (1) 13 Juli, Soetta-Changi-Istanbul Ataturk

13 Juli 2020   11:44 Diperbarui: 13 Juli 2020   11:50 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Changi Airport 13 Juli 2011. Sumber: Supartono JW

Sejatinya, ini kisah sembilan tahun yang lalu, yang sudah tersimpan dalam buku kecil catatan perjalanan saya. Namun, tidak ada salahnya kisah ini saya bagikan, demi menginsipirasi dan memotivasi saya kembali dalam setiap derap langkah kehidupan menuju "ke depan". Kisah kecil perjalanan itu, dimulai dari 13 Juli 2011 saat saya harus terlibat dalam kegiatan tim misi budaya Indonesia yang mengikuti "International Folklore Festival Veliko Tarnovo", Bulgaria", pada 16 -- 23 Juli 2011.

Menariknya, sebelum saya sampai ke tempat acara di Veliko Tarnovo, kegiatan perjalanan misi budaya yang juga didesain sebagai perjalanan tour Eropa, maka keberangkatannya pun dimulai dari tanggal 13 Juli 2011. Kemudian, setelah kegiatan misi budaya di Bulgaria tuntas, 16-23 Juli 2011, tour Eropa, selain Bulgaria dan Turki, juga menginjakkan kaki di Jerman, Belanda, Prancis, Belgia, Swedia, dan Swiss hingga kembali ke Indonesia pada 2 Agustus  2011. Sehingga, kegiatan perjalanan selama 21 hari tersebut benar-benar sangat membekas dan menjadi catatan kecil yang abadi bagi saya.

Sementara kegiatan utama dalam misi budaya adalah memperkenalkan, mempromosikan, dan melestarikan seni serta budaya Indonesia dalam bentuk tarian tradisional, musik tradisional, dan makanan khas kepada generasi muda internasional yang diikuti oleh berbagai negara seperti Bulgaria, Turki, Italia, Mexico, Irlandia, Rusia, Macedonia, Columbia dll demi semakin mengenal, saling menghormati serta mencintai budaya dan berikrar bersama-sama melestarikan seni dan budaya masing-masing negara. Kegiatan misi budaya yang diwakili oleh para siswa setara SMA dan kelompok seni dari berbagai negara dan mengangkat budaya khususnya tari dan musik tradisional dari berbagai negara, sangat menggembirakan, sebab pemahaman para peserta khususnya wakil Indonesia terhadap nilai-nilai kearifan budaya lokal masing-masing negara, mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Selain itu, kegiatan tersebut juga kental dalam menanam persahabatan antar peserta festival yang berasal dari berbagai negara di dunia  yang memiliki latar belakang yang berbeda dari segi budaya (pertukaran budaya).

Bandara Soekarno Hatta, Changi Airport, dan Istanbul Ataturk Airport

 Untuk menuju Bulgaria, perjalanan udara harus melalui transit di dua bandara yaitu Changi-Singapura dan Istambul-Turki. Hari Rabu, 13 Juli 2011, dengan pesawat Air Bus A330-200 Turkish Airlines dengan nomor keberangkatan TK 67 pukul 19.15 WIB, pun dimulai.

Sebelumnya dengan persiapan standar, yaitu perlengkapan perjalanan yang sudah menyesuaikan peraturan penerbangan dan berbagai situasi dan kondisi di tempat yang akan dituju, serta dan beberapa lembar mata uang Euro (1 Euro=Rp13.000), membuat saya yakin perjalanan dan kegiatan akan berjalan lancar.

Pesawat pun mengudara menuju Singapura. Beberapa saat kemudian seorang pramugari mendorong kereta berisi minuman dan makanan. Sepotong roti dan segelas teh hangat cukup memenemani perut hingga sampai ke Bandara Changi. Sekitar pukul 21.00 WIB, pesawat pun mendarat di Bandara Changi.

Sambil menunggu, kegiatan yang saya lakukan hanyalah duduk, membaca, dan ke toliet. Sebab, memang oleh pemimpin perjalanan kami dilarang ke area lain selain tetap di ruang tunggu. Meski saya menangkap sebuah tulisan di sudut ruangan, " Free Drinking Water" lengkap dengan keran air minum dibawah tulisan itu, dan saya lihat banyak penumpang yang memanfaatkan layanan air minum gratis itu, saya tetap lebih asyik membaca berita aktual dari ponsel.

Ketika kembali harus berangkat, ada yang menarik dan tak akan terlupakan. Saat melintasi pintu metal detektor, ternyata tas kecil saya yang berisi perlengkapan pribadi ternyata di ambil oleh petugas, dan dibuka, lalu isinya gunting cukur jenggot pun diambil oleh petugas dan dimasukkan ke tempat penyitaan. Selanjutnya petugas menyerahkan kembali tas kecil itu dan mempersilakan saya masuk. Seketika saya heran. Padahal saat melintas pintu metal detektor Bandara Soekarno Hatta, gunting cukur jenggot itu juga tetap berada di sana dan lolos. Tapi, sudahlah. Minimal ini menjadi pembelajaran saja.

Kini, tibalah saya bersiap menempuh perjalanan sekitar dua belas jam menuju Istambul. Sambil mengisi waktu, karena saya tidak mengantuk, saya pun menonton beberapa film dari layar TV mungil yang ada didepanku, bukan mendengar musik, atau main game. Saya juga menyempatkan membaca berbagai info pariwisata di Turki, atau melihat pemandangan di depan pesawat yang sedang terbang karena di bagian depan pesawat dipasangi camera yang menangkap gambar sehingga setiap penumpang bisa melihat awan, dan pemandangan dari atas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun