Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Niat berbagi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Terlambatnya Kereta Cepat Jepang dan Kisah Turis Indonesia di Mancanegara

1 Januari 2020   22:20 Diperbarui: 1 Januari 2020   22:33 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di punghujung 2019, ada kisah menarik yang memang perlu diapungkan ke hadapan masyarakat Indonesia. 

Sebab, bila kisah ini tak diinformasikan alias diviralkan, akan menjadi budaya negatif bagi perilaku warga Indonesia di mancanegara terulang dan berulang. 

Kisah terbaru adalah wisatawan asal Indonesia membuat kereta cepat di Jepang, Shinkansen telat berangkat. Kok bisa, wisatawan asal Indonesia membikin kereta cepat Jepang telat berangkat? 

Apa pasalnya? Ternyata, sebabnya,  rombongan turis asal Indonesia itu terlalu asik berfoto sampai diberi peringatan oleh petugas. Bahkan, foto dan video kejadian tersebut diunggah ke media sosial dan membuat warganet heboh. 

Kejadian tersebut menjadi viral, karena seorang WNI lain yang berada di Jepang sekaligus pemilik akun Facebook Kucing Putih, menyaksikan langsung kejadian tersebut. Kucing Putih kemudian mengunggah foto dan video itu pada Selasa (31/12/2019). 

Dalam foto dan video yang diunggah, terekam turis-turis Indonesia yang sedang asik berfoto dengan latar kereta Shinkansen, kendati kereta cepat itu sudah siap berangkat. 


Bahkan dalam rekaman, terlihat rombongan turis asal Indonesia ini sampai menginjak garis kuning yang merupakan batas aman kereta. Luar biasa, turis-turis Indonesia ini, berbuat sesuka hatinya, tak menyadari sedang berada di negeri orang. 

Celakanya, budaya "ngaco" yang dibawa dari Indonesia justru tanpa disadari dipraktikkan di Jepang. Coba tengok apa celoteh Kucing Putih atas kejadian tersebut seperti yang dilansir oleh Suara.com. 

"Ada sekumpulan orang random +62 disuruh minggir ama petugas gak mau, soalnya Shinkansen nya mau berangkat, mereka asik-asik foto-foto tapi gangguin perka klb jd telat semua ini Shinkansen. Akhirnya Shinkansen ke arah Tokyo pada telat 10 menit semua," tulis pemilik akun Facebook Kucing Putih. 

Ia mengetahui bahwa rombongan itu berasal dari Indonesia dari bahasa yang mereka pakai untuk berbicara. "Pas denger mereka ngomong bahasa kita tak datangin tak suruh minggir (soale aku mau ngerekam ama keretanya mau brangkat) malah (mereka) bilang 'bentar mas kita lagi foto2'. Ya wis tak tinggal gak lama di gas masinis pake s35 wkwkwk tapi gara-gara ini jadi telat 10 menit," ungkapnya. 

Dari penjelasan Kucing Putih, karena  kereta harus berangkat, petugaspun sudah 3 kali memperingatkan. Lalu, Kucing Putih juga  1 kali menegur, dan masinis 1 kali memperingatkan memakai s35. 

Yang luar biasa, semboyan s35 adalah klakson panjang. Shinkansen secara normal tidak akan membunyikan klakson kalau tidak ada bahaya dan jarang sekali membunyikan semboyan s35 saat berangkat. Ini demi rombongan asal Indonesia yang terdiri atas ibu-ibu dan anak muda menyebabkan kereta Shinkansen terlambat. 

Luar biasa budaya "ngaco" turis Indonesia ini. Setelah kisah ini viral, ternyata dalam waktu 13 jam sejak diunggah,  postingan tentang keterlambatan kereta Shinkansen karena ulah turis Indonesia ini telah dibagikan lebih dari seribu kali. Ada ratusan  komentar dan ratusan warganet memberikan emotikon marah. 

Sebenarnya, bila mau ditelisik, kisah memalukan turis Indonesia semacam di Jepang ini bisa jadi tak terhitung. Bila para saksi mata dan kejadian mau berkisah, tentu akan banyak sekali model "ngaco" turis Indonesia di mancanegara. 

Saya sendiri adalah saksi mata dan saksi kejadian dari kisah turis Indonesia "ngaco" di mancanegara. 

Ada dua kisah yang dapat saya bagikan dalam artkel ini. Pertama, berdasarkan pengalaman nyata yang saya alami sendiri. Kedua adalah berdasarkan kisah dari seorang wanita "Tour Guide", pemandu wisata. 

Kejadian ini tepatnya di tahun 2011 saat saya bersama rombongan dari Indonesia berkunjung dalam suatu tugas kebudayaan. Karena kunjungan kebudayaan ini singgah di beberapa negara Eropa, maka kejadian yang saya ceritakan adalah saat singgah di Kota Paris, Perancis. 

Yang saya alami, ada rombongan yang sesama dari Indonesia, ternyata harus sampai membuat kesal pemandu wisata dan supir bus-nya.  Sebab, bus yang hanya memiliki waktu berhenti untuk menaikkan penumpang, ternyata, bus harus berputar-putar beberapa kali, karena penumpang/turis Indonesia yang dijemput di tempat yang telah disesuaikan, ternyata juga tidak datang tepat waktu. 

Kebiasaan "lelet" dan terlambat, imbasnya membuat jadwal bus jadi molor dan kena denda. Pun pemandu wisata menjadi sasaran kemarahan, atas ulah turis Indonesia itu.

Sebab di Eropa, peraturan tentang parkir bus, dan naik turun penumpang/turis juga memiliki aturan ketat. 

Sementara, kisah dari pemandu wisata ini, dikisahkan oleh Tour Guide wanita yang sudah lama menetap di Paris. Meski dia asli orang Perancis, sepanjang mendampingi kami, dia hanya mau berbicara dengan bahasa Indonesia, karena dia mengaku sedang melancarkan kemampuan berbahasa Indonesianya. 

Pada satu kesempatan, dia berkeluh kesah bahwa, di antara turis-turis yang hadir ke Kota Paris, sikap dan perilaku turis yang menyebalkan adalah dari Indonesia. 

Garis bawah dari hal yang menyebalkan adalah menyoal etika dan tatakrama. Mentang-mentang turis, segala sesuatu yang tidak sesuai, mudah sekali komplain dan gaya-nya seperti orang yang paling kaya sendiri. 

Bahkan disebut oleh pemandu wisata ini, gaya turis asing asal Indonesia sangat mencolok kebanyakan adalah orang-orang kaya baru. 

Luar biasa. Ternyata kejadian yang saya alami dan diceritakan oleh pemandu wisata asal Paris dengan kisah terlambatnya kereta cepat Shinkansen di Jepang mirip. 

Padahal kejadian yang saya lihat dan dengar dari cerita sudah berlangsung lebih dari delapan tahun lalu. 

Yakin, kisah-kisah turis Indonesia yang "ngaco" tentu akan lebih bervariasi bila semua saksi mata berbagi kisahnya. Semoga, di tahun 2020, kejadian memalukan yang dilakukan oleh turis Indonesia di manca negara tidak terulang. Aamiin. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun