Mohon tunggu...
Siwi W. Hadiprajitno
Siwi W. Hadiprajitno Mohon Tunggu... Freelancer - Pewarta Penjaga Heritage Nusantara.

Energy can neither be created nor destroyed; rather, it can only be transformed or transferred from one form to another.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Resi Catur Dhuwung

18 Desember 2020   13:45 Diperbarui: 18 Desember 2020   14:38 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi pribadi

Sesosok lelaki
tokoh dari masa lalu
entah siapa
aku tidak mengenalnya

Resi
wajahnya hampir penuh dengan kumis dan janggut
rambut panjang tergelung  
tubuhnya jangkung kurus
berbalut  kain polos putih panjang
selempang di salah satu bahu
bahu satunya terbuka

Resi sepuh itu melempar pandang ke arahku
teduh
sejuk
duduk bersila di hadapan
ia di sisi kanan
kepadaku ia angsurkan 4 bilah keris
kuterima khidmat dengan kedua belah tanganku
kujajar empat
menghampar

Satu demi satu keris dia buka dari warangka-nya
dia tunjukkan padaku
wewarah kuterima darinya
satu demi satu ia jabarkan
wilah
ganja
hulu
luk
pamor
rinci dan sabar
Sang Resi menjelaskan beda satu keris dari keris lainnya

aku menyimak
menyerap hingga resap di ingatan

ayam jantan berkokok
aku terbangun
wajah Resi teringat lekat
kusebut saja ia, Resi Catur Dhuwung
namun segala piwulang Sang Resi
tak satupun yang kuingat

Parung Mulya, 18 Desember 2020

Catatan penulis:
Kosa kata dalam bahasa Jawa/Jawa Kawi/Sanskerta
Catur: empat;
Dhuwung: keris;
Ganja: dudukan keris yang terletak pada pangkal bilah;
Hulu: pangkal keris, bagian yang sering dihias dengan permata atau berlian;
Luk: belokan pada keris;
Piwulang: pelajaran;
Pamor: berkas atau guratan terang pada bilah senjata dari logam yang muncul akibat pencampuran dua atau lebih material logam yang berbeda (Wikipedia);
Warangka: sarung kering;
Wewarah: ajaran;
Wilah: badan keris mulai dari perbatasan ganja sampai ujung tajaman keris (pucuk);

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun