Mohon tunggu...
Siwi Sang
Siwi Sang Mohon Tunggu... Jurnalis - Pegiat Literasi Desa

Pengelola TBM Umahbukumayuhmaca, penulis buku tafsir sejarah GIRINDRA Pararaja Tumapel Majapahit, dan Pegiat Literasi Desa.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Riwayat Dyah Wijaya dan dyah Lembu Tal dalam Buku GIRINDRA: Pararaja Tumapel-Majapahit

23 Desember 2013   22:47 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:33 541
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1387815419440095105

DYAH WIJAYA bergelar abhiseka Sri Kertarajasa Jayawardhana. Dari nama gelarnya, dyah Wijaya ingin menekankan secara adat sangat layak menjadi raja tanah Jawa, penerus wangsa Rajasa warisan Ranggah Rajasa dan wangsa Wardhana warisan Wisnuwardhana Seminingrat. Unsur nama Kertarajasa Jayawardhana dapat pula sebagai doa luhur dengan harapan wangsa Rajasa menjadi kerta atau tenteram sejahtera dan wangsa Wardhana selalu jaya atau unggul di sepanjang arus sejarah. Sungguh nama yang mengandung doa dahsat.

Dyah Wijaya lahir sekitar 1270M. Ayahnya bernama dyah Lembu Tal, putra Narasingamurti. Negarakertagama menyebut dyah Lembu Tal sebagai sang Perwira Yudha atau sosok yang gagah perwira di medan perang. Dalam sejarah pararaja Tumapel dan Majapahit, Negarakertagama yang selesai ditulis pada 1365M hanya menyebut dua tokoh bergelar sang Perwira Yudha, yaitu Ranggah Rajasa dan dyah Lembu Tal. Nyata ini gelar istimewa, tidak setiap tokoh mendapatkannya.

Tapi mengapa dyah Wijaya tidak pernah menyinggung dyah Lembu Tal. Ini sangat aneh dalam tradisi pararaja tanah Jawa. Dalam prasasti Balawi, dyah Wijaya menyebut sebagai cucu Bhatara Narasinghamurti, tidak sebagai putra sang Perwira Yudha dyah Lembu Tal. Tokoh ini hanya termuat dalam Negarakertagama karya Prapanca.

Sangat mungkin Prapanca sengaja membuka kembali sejarah pahlawan besar dyah Lembu Tal yang menganut Boddha. Prapanca sangat berkepentingan dengan perkara ini. Prapanca adalah penganut Boddha, pernah menjadi dharmaupapati Kandangan rarai.

Prapanca sangat mungkin lama kecewa ketika dyah Lembu Tal yang oleh para penganut Boddha dianggap sebagai pahlawan besar, bapak pendiri negara, tidak pernah disinggung dalam prasasti manapun, terutama oleh putranya sendiri, Wijaya.

Kenyataan ini memunculkan dugaan, dyah Wijaya sengaja tidak membicarakan dyah Lembu Tal, lantaran ayahnya penganut Boddha. Sementara Wijaya sedang berjuang mengangkat derajat darah Girindra atau Rajasa, sedang berjuang mengibarkan bendera kerajaan berhaluan Siwa.

Kemungkinan kedua mengapa dyah Wijaya tidak pernah bicara tentang dyah Lembu Tal, karena ayahnya tidak pernah menjadi raja, beda dengan sang kakek, Bhatara Narasingamurti. Tentu derajatnya kurang dahsat jika mengaku semata putra senapati keraton Singhasari. Dyah Wijaya berkepentingan menunjukkan dirinya sebagai keturunan raja. Dyah Wijaya menyebut sebagai keturunan Rajasa dari garis sang kakek, Narasinghamurti. Dyah Lembu Tal putra Narashingamurti dilintasi begitu saja.

Ini sangat aneh.

Mengapa Wijaya ogah menyebut ayahnya sendiri. Ada apa sesungguhnya dengan tokoh dahsat dyah Lembu Tal? Apa lantaran memiliki istri kedua dari kerajaan Sunda yang dari perkawinan ini menurunkan arya Bangah? Pendiri Majapahit itu tidak pernah membuka sejarah ayahnya dalam prasasti manapun.

*     *     *

Simak riwayat  dyah Wijaya dan dyah Lembu Tal dalam buku GIRINDRA : Pararaja Tumapel-Majapahit karya Siwi Sang terbitan Pena Ananda Indie Publishing - Tulungagung.  Buku ber ISBN : 978-602-98200-6-5, ketebalan 307 halaman ini pada pokoknya menarasikan sejarah pararaja sejak masa Mpu Sindok sampai era Majapahit Akhir. Banyak hal baru yang selama ini belum tersentuh para penulis sejarah, termasuk riwayat dyah Lembu Tal Sang Perwira Yudha.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun