Mohon tunggu...
Siva NurAmalia
Siva NurAmalia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Hello I hope I can Help You

Hallo, I am Siva Nur Amalia Kusnandang, in here I want share what i get in University, I hope its will help you

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Liberalisme terhadap Perekonomian Asia Tenggara

7 Oktober 2023   20:50 Diperbarui: 7 Oktober 2023   21:06 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Nama : Siva Nur Amalia KUSNANDANG 

NPM : 5201611003

Matkul : Studi Asia Tenggara

 

Pandangan liberalisme terhadap sejarah ekonomi Asia Tenggara memberikan sorotan pada peran pasar bebas, investasi asing, dan pertumbuhan ekonomi menjadi pendorong utama transformasi di Asia tenggara Prinsip-prinsip liberalisme ekonomi, yang menempatkan kebebasan individu dan pasar sebagai elemen kunci, telah membentuk dan membimbing evolusi ekonomi di Asia Tenggara dari masa kolonial hingga ke abad ke-21.

Waktu kolonial menjadi periode penting dalam membentuk pemahaman liberalisme di Asia Tenggara. Kekuatan kolonial Eropa, seperti Belanda dan Inggris, menerapkan prinsip-prinsip liberalisme dalam eksploitasi sumber daya alam dan pembukaan pasar perdagangan bebas. Konsep perdagangan bebas membentuk struktur ekonomi yang tidak seimbang, di mana keuntungan utama dinikmati oleh kekuatan kolonial.

Setelah periode kolonial, negara di Asia Tenggara mencari jalan untuk membangun perekonomian sendiri. Pada masa ini Liberalisme memiliki peran penting dalam strategi pembangunan ekonomi pasca-kemerdekaan. Asia Tenggara membuka diri terhadap investasi asing, mendorong sektor swasta, dan menerapkan kebijakan yang mendukung pertumbuhan ekonomi. Singapura merupakan salah satu negara yg sukses menerapkan prinsip liberalisme untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang pesat. 

Tahun 1997 Negara di Asia Tenggara menghadapi tantangan signifikan karena krisis keuangan. Krisis ini menunjukkan kerentanan ekonomi yang terlalu tergantung pada modal asing dan spekulasi keuangan. Negara-negara seperti Indonesia dan Thailand, yang sebelumnya menerapkan prinsip-prinsip liberalisme dengan antusias, terpaksa merevisi strategi ekonomi mereka.Krisis keuangan Asia pada tahun 1997 menyoroti kerentanan model ekonomi liberal. Ketidakstabilan ekonomi dan kerugian besar menimpa beberapa negara yang mengadopsi prinsip-prinsip liberalisme secara penuh. Ini mengundang pertanyaan kritis terkait keberlanjutan dan keandalan model ekonomi ini dalam menghadapi tantangan ekonomi.Kondisi global yang tidak pasti, seperti perubahan kebijakan proteksionis, dapat mengancam model ekonomi liberal. Kebijakan proteksionis negara-negara tertentu dapat membatasi akses pasar dan investasi, memberikan tantangan tambahan bagi negara-negara yang mengandalkan prinsip liberalisme.

Setelah krisis ekonomi di tahun 1997 Kini ekonomi Asia Tenggara memasuki era globalisasi, negara-negara di Asia Tenggara masih menggunakan prinsip liberalisme dalam upaya meningkatkan konektivitas mereka dengan pasar global. Asia Tenggara terlibat dalam perjanjian perdagangan bebas dan menciptakan lingkungan bisnis yang mendukung investasi asing. Ketergantungan yang tinggi pada investasi asing dapat menyebabkan kerentanan ekonomi terhadap fluktuasi pasar global. Negara-negara yang terlalu bergantung pada modal asing dapat mengalami dampak negatif saat terjadi goncangan ekonomi global atau penarikan investasi tiba-tiba. Meskipun liberalisme mendukung globalisasi, dampaknya tidak merata di seluruh masyarakat. Beberapa kelompok masyarakat dan daerah mungkin tidak merasakan manfaat yang sama dari integrasi global, dan ini dapat memperdalam kesenjangan antarwilayah dan antarkelompok sosial.

Setelah era globalisasi selanjutnya sejarah ekonomi Asia tenggara masuk tahap Urbanisasi dan Industrialisasi hal ini juga sebagai Dampak dari adanya Liberalisme. Konsep liberalisme ekonomi tercermin dalam proses urbanisasi dan industrialisasi di Asia Tenggara. Meningkatnya pertumbuhan sektor industri dan urbanisasi dapat dikaitkan dengan kebijakan yang mendukung investasi dan perdagangan. Namun, pertumbuhan ini seringkali diiringi oleh tantangan terkait kesenjangan ekonomi dan isu-isu sosial.Dalam Pandangan liberalisme juga menandai peralihan menuju kesadaran akan pentingnya pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Negara-negara seperti Singapura dan Indonesia mulai memasukkan aspek keberlanjutan lingkungan dan sosial ke dalam model pembangunan ekonomi mereka. Kesadaran ini menyoroti pentingnya menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi dengan pelestarian lingkungan dan kesejahteraan sosial. Implementasi liberalisme ekonomi, terutama dalam rangka pembangunan ekonomi yang cepat, sering kali berdampak pada lingkungan. Pertumbuhan industri yang pesat dapat menyebabkan degradasi lingkungan dan kerugian sumber daya alam, menimbulkan pertanyaan tentang keberlanjutan jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi yang cepat kadang-kadang tidak diimbangi dengan peningkatan kesejahteraan sosial. Pekerja mungkin menghadapi kondisi kerja yang tidak aman, dan isu-isu seperti hak pekerja dan ketenagakerjaan dapat menjadi titik kritis dalam konteks pembangunan ekonomi.

Dalam rangkaian sejarah ekonomi Asia Tenggara, liberalisme memainkan peran sentral dalam membentuk arah pembangunan. Dari periode kolonial hingga pergeseran menuju keberlanjutan, pandangan liberalisme ekonomi terus memengaruhi kebijakan dan strategi ekonomi di wilayah ini. Sementara model ini membawa kemajuan ekonomi, tantangan masa depan mengharuskan evaluasi mendalam terhadap dampak sosial dan lingkungan, serta penyesuaian agar dapat mencapai keseimbangan yang lebih baik dalam pembangunan ekonomi Asia Tenggara. Meskipun liberalisme berusaha meningkatkan pertumbuhan ekonomi, dampak kesenjangan ekonomi semakin mencolok. Beberapa negara di Asia Tenggara mengalami ketidaksetaraan yang meningkat, dengan sebagian keuntungan ekonomi terpusat di tangan segelintir kelompok, meninggalkan sebagian besar masyarakat di belakang. dapat disimpulkan bahwa sementara liberalisme ekonomi telah membawa perkembangan positif di Asia Tenggara, penting untuk terus mengevaluasi dan menyesuaikan model ini agar dapat mengatasi tantangan yang berkembang dan memberikan manfaat yang merata bagi seluruh masyarakat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun