Sena terbengong-bengong, Lumi mengangguk-angguk sedangkan ayah Sena sibuk mencatat cerita sang profesor menggunakan gadget-nya.
"Ohya, kenapa sih profesor kelihatannya suka banget dengan jamur?" tanya Sena lagi, berusaha mengalihkan ketidakpahamannya tentang cerita terakhir sang profesor dengan cara yang sopan. Ayah Sena tersenyum geli.
"Sena bisa saja...” Profesor tertawa. “Ini karena jamur adalah awal dan akhir."
“Maksudnya apa Prof?” Sena malah jadi tambah bengong.
“Fungi merupakan pengurai alam, tetapi ia juga mewakili kelahiran kembali. Fungi menciptakan tanah yang memberi kehidupan. Fungi ada di tempat gelap maupun terang. Fungi adalah yang terbesar, sekaligus yang terkecil.” jelas sang profesor dengan nada puitis, ayah Sena pun tertawa.
“Wow, hebatnya! Semoga aku bisa menjadi peneliti jamur yang bisa mengurai sampah plastik agar lautan kita menjadi bersih! Bisakah ini menjadi nyata Prof?!” seru Sena sambil berpikir keras.
Ayah Sena mengacak-acak rambut Sena. Profesor Zulkifli dan Lumi pun tertawa.
***
Penulis: Sitti Sarifa Kartika Kinasih, ibu rumah tangga, pemerhati kota dan wilayah, ilmu lingkungan, hobi baca
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI