Mohon tunggu...
sitti sarifa kartika kinasih
sitti sarifa kartika kinasih Mohon Tunggu... freelancer

ibu rumah tangga yang ingin belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mycena Hikari

7 September 2023   09:50 Diperbarui: 8 November 2024   01:42 887
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ayahnya tersenyum sembari mengacak-acak rambut putrinya itu. “Tentu saja Nak, masa ayahmu berbohong,”

 “Oh iya, Prof, kata ayah, Anda sudah mempunyai cucu?” tanya Sena ceriwis.

Sang profesor menimpali dengan hangat. “Oh iya, ada. Kebetulan kemarin kita sibuk ya, dan kurasa kalian sudah kecapekan, jadi tidak sempat berkenalan. Sekarang dia mungkin sedang di kamarnya. Pergilah kembali keatas, ada kamar dengan pintu hijau toska di sebelah perpustakaan, kau bisa berkenalan dengannya.”

 “Wah senang sekali ada teman di sini... Dia kelas berapa Prof? Apakah perempuan juga?” sambar Sena penuh semangat.

“Kelas 7, Sena, iya perempuan juga,” jawab profesor sembari tersenyum.

Sena berlari-lari kecil menaiki tangga menuju rumah utama profesor. Dia melongok ke ruang keluarga yang berada di dekat perpustakaan mini dan akhirnya matanya tertuju ke sebuah kamar yang bertuliskan nama “Fleuve”.

‘Itu bahasa apa ya?’  Anak perempuan 9 tahun itu berpikir keras sembari berdiri di depan pintu. Tok tok tok. “Boleh aku masuk?” tanya Sena.

Tak lama kemudian ada anak perempuan berhijab yang membuka pintu tersebut. Dia pun bertanya pada Sena, “Siapa kamu?”

“Kenalkan Kak, namaku Sena, ayahku sepertinya murid kakekmu,” jawab Sena sambil tersenyum manis dan mengulurkan tangannya mengajak bersalaman.

“Ooh, hai,” balas gadis remaja itu. “Panggil saja aku Lumi, nama lengkapku Fleuve Lumiere.”

“Oh, jadi itu nama Kakak. Namaku Mycena Hikari. Ngomong-ngomong, nama kakeknya siapa ya Kak, maaf aku lupa padahal kemarin sudah dikasih tahu ayah,” ujar Sena sembari berbisik dan tersenyum malu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun