Profesor ikut tertawa. “Iya, Sena, ayahmu yang memberimu nama Mycena, lalu ibumu yang memberimu nama Hikari. Dulu ayahmu pernah bercerita tentang hal ini.” ujar profesor.
“Dan saat itu koleksi jamur profesor tidak sebanyak ini. Sekarang ini sungguh luar biasa!” seru ayah Sena.
“Selain itu, kebun dan hutan yang dimiliki profesor untuk penelitian, seingatku tidak seluas seperti yang kemarin kami lihat ya? Saat itu kami masih muda dan baru saja menikah. Mungkin kira-kira sudah 9 tahun lebih saya tidak kesini ya Prof..” kata ayah Sena sambil tersenyum. Sang profesor pun balas tersenyum.
“Sena ingin melihat video pertumbuhan jamur-jamur ini?” tanya profesor.
“Wah, mau dong Prof!” ujar anak kelas 4 SD itu dengan penuh semangat.
Dalam video yang ditunjukkan profesor itu, Sena menyaksikan keajaiban yang begitu dahsyat tentang pertumbuhan jamur dari lahir hingga besarnya, dengan sangat bermacam warnanya, bentuk, maupun habitatnya. Lebih lengkap dari yang dia lihat di ruang laborat.
“Profesor, Anda betul-betul hebat!” komentar Sena begitu selesai menonton, dengan mata berbinar-binar sambil mengacungkan kedua jempolnya.
“Sena, jangan terlalu memuji ya,” ujar profesor sambil tertawa. Ayah Sena ikut tertawa.
Sang profesor kemudian bercerita bahwa telah melakukan percobaan yang terinspirasi dari mycologist terkenal, Paul Stamets. Melalui foto-foto dan video yang profesor tunjukkan melalui notebook-nya, dia memperlihatkan bagaimana caranya melakukan riset. Dia membuat empat tumpukan yang penuh dengan limbah minyak bumi. Ada satu untuk tumpukan kontrol, satu tumpukan diberikan enzim, satu tumpukan dengan bakteri, dan yang terakhir disuntik spora jamur. Hasilnya ternyata yang tumpukan jamur menyerap minyak!
Fungi tersebut rupanya dapat menghasilkan enzim peroksidase, yang memutus ikatan karbon-hidrogen. Disaat tiga tumpukan lainnya mati, menghitam, dan bau, ternyata yang disuntik spora dipenuhi jamur tiram seberat ratusan kilogram. Beberapa jamur sangat besar, mereka berhasil mendapatkan nutrisi dari limbah. Ajaibnya, jamur-jamur itu menarik serangga. Burung datang membawa benih dan tumpukan itu menjadi oasis kehidupan. Sang profesor menunjukkan foto-foto hasil risetnya pada Sena dan ayahnya.
“Luar biasa!” takjub Sena melihat foto-foto itu. “Ternyata benar-benar nyata ya kisah yang dulu Ayah ceritakan!”