Mohon tunggu...
Mochtar Lubis
Mochtar Lubis Mohon Tunggu... -

-Kejujuran adalah hal pertama yang bisa kau lakukan dalam menulis, jujurlah pada dirimu sendiri-.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jasa Soekarno Menemukan Makam Imam Bukhari

26 September 2013   14:11 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:22 3601
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="" align="alignnone" width="576" caption="Sumber foto "][/caption] Di zaman Soekarno Indoneia Bisa Dibilang Sedang Menikmati Kejayaan Di bidang politik internasional. Pengaruh Indonesia lewat sosok Soekarno begitu besar di mata dunia. Uni Soviet, yang waktu itu menjadi salah satu Negara besar dunia bahkan segan terhadap Indonesia. Pada perkembangan selanjutnya, tercipta hubungan baik antara Indonesia dan Uni Soviet.

Sikap Uni Soviet pada masa perjuangan kemerdekaan rakyat Indonesia ialah meyakini Soekarno bahwa Uni Soviet adalah kekuatan yang dapat diandalkan Indonesia dalam mempertahankan kepentingan nasionalnya. Oleh karena itu, pada awal tahun 1958, atas prakarsa Indonesia dicpai kesepakatan pendahuluan mengenai terjalinnya hubungan ddiplomatik antara Indonesia dan Uni Soviet. Amun karena beberapa peristiwa di Indonesia, realisasi kesepakatan tersebut secara praktis baru di mulai pada awal tahun 1950-an.

Pada musim semi tahun 1952  delegasi Indonesia berangkat ke moskwa untuk ikut serta dalam persidangan ekonomi dunia. Anggota delegasi antara lain Adam Malik, yang kemudian menjadi Duta Besar Republik Indonesia untuk Uni Soviet, bahkan kemudian menjadi Misteri Luar Negeri dan Wakil Presiden RI.

Pada bulan April tahun 1955 Uni Soviet menyambut baik Konfensi Negara – Negara Asia dan Afrika di Bandung. Sambutan positif itu tampak dapat meyakinkan Soekarno bahwa persepsi Moskwa terhadap keadaan dunia setelah Perang Dunia II lebih pluralis dari pada pandangan barat. Tanggapan Negara – Negara barat terhadap Konferensi Bandung dan Gerakan Non – Blok secara terus teang di ucapkan oleh Menlu AS John Foster Dulles, yang menyebut sikap netral Indonesia sebagai, Politik Amoral. Satu atau dua tahun kemudian sikap negatif itu di perlihatkan secara lebih keras pula dalam bentuk bantuan militer yang di berikan Oleh Pihak Barat kepada para pemberotakan separatisdi Sumatra dan Sulawesi. Banyak Pengamat Menganggap Soekarno sebagai seorang romantic dalam politik. Soekarno sendiri tampaknya tidak  Keberatan atas presepsinya itu. Namun, ternyata simpatinya dalam politik luar negeri di tentukan bukan oleh emosinya, melainkan pragmatismenya, yaitu kemampuannya melihat kepentingan nasionalIndonesia dan mempertimbangkan apakah politik Negara sesuai dengan kepentingan nasionalisme Indonesia. Pada bulan Agustus – September Tahun 1956 Soekarno Berkunjung ke Moskwa. Ini adalah sejarah hubungan Indonesia dan Uni Soviet. Karna pada waktu itulah Indonesia memperoleh simpati di Uni Soviet. Setelah berkunjung ke banyak daerah dan berpidato di depan ribuan orang, Soekarno Benrhasil Mengubah sikap masyarakat Uni Soviet tentang Negara Indonesia yang di anggap jauh dan  kurang di ketahui, menjadi salah satu Negara yang paling disukai orang Soviet. Hubungan baik Indonesia dan Uni Soviet terbukti, banyak memberikan manfaat bagi Indonesia. Uni Soviet memberikan bantuan militer kepada Indonesia bantuan yang tidak ada bandingannya. Ribuan militer Indonesia diajari oleh instruktur – instruktur Uni Soviet. Kerja sama Ekonomi berkembang aktif pada saat itu. Akan tetapi, semua hal itu tidak mengecilkan arti rasa simpati orang biasa yang timbul antara para anggota AL, AU dan pasukan lainnya. Serta ahli sipil kedua negara itu. Hubungan ini juga meninggalkan cerita menarik, yaitu terkait dengan ditemukannya makam Imam Bukhari. Mungkin, tanpa jasa Soekarno, kompleks pemakaman imam Bukhari tidak mungkin seindah dan semegah sekarang. Imam Bukhari ialah seorang pengumpul hadis sahih Nabi Muhammad saw. Imam ukhari Lahir di Bukhara,Uzbekistan tahun 196 Hijiriah atau 810 Masehi. Beliau diberi nama Muhammad oleh Ayahnya yang bernama Ismail Bin Ibrahim, Tapi akhirnya ia di kenal sebagai imam bukhari. Dia menyaring dan mempelajari hadis – hadis tersebut Untuk menentukan mana yang kuat atau lemah. Akhirnya Imam Bukhari menuliskan sebanyak 9.082 hadisdalam karya monumental Al Jami’al-Shalil yang dikenal sebagai Shahih Bukhari.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun