Mohon tunggu...
Siti Yhunis Arum
Siti Yhunis Arum Mohon Tunggu... Wiraswasta - Jadikan kegagalan hal biasa, agar tak pernah menyerah.

Jangan Lupa Follow:)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ingat Ya, Kita Tamu

18 September 2020   15:57 Diperbarui: 18 September 2020   16:09 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pergi lah siswi itu ke kantin membeli makanan. Dan tak lama ia kembali, tangan kanan membawa dengan kantung plastik berisi cemilan, tangan kirinya pun yang membawa minuman dengan sepucuk sedotannya.

"Nih." Setelah sampai dari kantin dengan menyodorkan pesanan temannya.

Duduklah mereka di teras depan kelas sambil membuka bungkus-bungkus cemilan dan menyeruput minuman es dari kantin sekolah itu. 

Santai sambil berbincang-bincang. Tak lama kemudian bel masuk berbunyi. Kring! Kring! Kring!

Disimpanlah bekas cemilan dan plastik es di tempat mereka duduk berbincang sambil menikmati hidangan dari kantin dengan hanya menyatukannya sampah itu ke kantung plastik sebelumnya.

Ada salah satu gadis yang sedang berjalan lalu tidak sengaja melihat segumpulan sampah di depan matanya, saat ia pun datang dari arah kantin yang sama. "Ini bekas siapa sih. Gak sopan banget, gak tau malu ih." Ternyata gadis ini siswi yang masih peduli dengan lingkungan.

Disimpanlah kumpulan sampah tadi di tempat yang layak. "Ingat ya, kita tamu!" Lanjut perkataan gadis itu sambil menyeguk minuman dingin dengan batu es di tumblernya.

Tak sengaja adik kelas tampan melihat prilaku baik dari kakak kelasnya yang cantik itu. Selain cantik rupa, tatakrama dan kepedulian terhadap lingkungannya pun cantik. Dengan melontarkan sebuah kata "Ingat ya, kita tamu" yang membuat si siswa baru ini memahami betapa pentingnya rasa sadar dalam diri terhadap lingkungan adalah hal paling utama. Karena kita, tamu, ingat ya.

"Ingat ya, kita tamu!"

Saat siswa baru itu berjalan menuju pulang, melewati jembatan yang dibawahnya ada sungai. Dengan menggayuh sepeda ontelnya, ia melihat seorang manusia berstatus bapak-bapak yang sedang membuang sampah dengan leganya. Berhamburan sampah itu, dan di bawa hanyut oleh derasnya air sungai itu. 

Entah kemana sampah itu sampai? Entah bagaimana sampah itu akan hilang dengan sendirinya? Pertanyaan besar yang mesti kita sadarkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun