Mohon tunggu...
Siti Swandari
Siti Swandari Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis lepas

terbuka, ingin bersahabat dengan siapapun dan dimana saja,with heartfelt wishes. gemini, universitair, suka baca, nulis , pemerhati masalah sosial dan ingin bumi ini tetap nyaman dan indah.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Darah Biru yang Terluka (60)

21 Februari 2015   21:47 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:45 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_370030" align="aligncenter" width="320" caption="Sumber Gambar: smart-actives.blogspot.com"][/caption]

Bagian ke Enam Puluh :  DIMANA   SANG  PANGERAN ?

Nyai Gandhes berbicara dengan panglima Rahasta dan Andaga, kemudian
memacu kudanya dengan cepat diiringi Nini Sedah dan beberapa panglima.

Beliau juga mengajak aku dan Kuning ikut serta.

Panglima Rahasta dan Andaga ditugasi tinggal dengan pasukannya menjaga wilayah di sekitar tempat itu.

“Kita segera melihat keadaan panglima Maruta di istana, …sepertinya Maruta bertahan, dia kuat orangnya.” Beliau memandang lagi ke langit.

Aku dan puteri Kuning saling lirik dan langsung memacu kuda mengikuti Nyai Gandhes dan Nini Sdeah.

Setiba di istana kita semua berlarian ketempat perawatan, disana ada Aki Sedah dan kakang Narpati dan banyak penyembuh yang lain.

Paman Maruta duduk ditempat tidurnya, panah dipunggung sudah di cabut, dan luka di badannya sudah ditutup dengan ramuan daun dan rempah.

Dibadannya masih terdapat banyak bercak-bercak darah yang keluar dari luka-lukanya, terutama di bekas panah di punggungnya.

Panglima langsung bersembah melihat Nyai Gandhes dan Nini Sedah, dan beliau langsung bersembah padaku, aku membalasnya dengan kagum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun