Mohon tunggu...
Siti Sopiyah
Siti Sopiyah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa IIQ A-Nur yogyakarta Fakultas ushuluddin Prodi ilmu al-qur'an dan tafsir (IAT)

فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. – (Q.S Ali Imran: 159)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal Sekilas terkait Metodologi Penafsiran Al Quran

14 Januari 2021   14:59 Diperbarui: 14 Januari 2021   17:40 1171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketiga. Metode Muqarran (Analogi/Komparatif), metode ini berupaya menafsirkan Al-Qur'an dengan cara membandingkan antara ayat dengan ayat, hadist dengan hadist, baik dari segi isi maupun redaksi atau bisa juga antara pendapat dengan pendapat ulama tafsir. Jadi, penafsiran menggunakan metode ini sangat berguna bagi mereka yang ingin mengetahui berbagai pendapat tentang suatu ayat dan metode ini juga membarikan wawasan penafsiran yang relatif lebih luas dibandingkan dengan metode-metode yang lain. Namun, metode ini kurang pas digunakan oleh kalangan pemula. Kerena, metode ini pembahasannya terlalu luas dan bahkan kadang-kadang ekstrim. 

Keempat. Metode Maudhu'i (Tematik). Metode ini ialah metode yang membahas ayat-ayat Al-Qur'an sesuai dengan tema atau judul yang telah ditetapkan. dan seluruh aspek yang terkandung dilamnya itu dikaji secara rinci dan tuntas dengan didukung oleh dalil-dalil atau fakta-fakta yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Jadi, mufassir mencari tema-tema atau topik yang ada ditengah-tengah masyarakat atau berasal dari Al-Qur'an itu sendiri.

Kemudian, tema tersebut dikaji secara tuntas dengan kapasitas atau petunjuk yang termuat didalam ayat-ayat yang ditafsirkan tersebut. Oleh karena itu, metode Al-Qur'an tematik ini selalu dinamis sesuai dengan tuntutan zaman sehingga menimbulkan image didalam pikiran pembaca dan pendengarnya bahwa Al-Qur'an senantiasa mengayomi dan membimbing kehidupan dimuka bumi ini pada semua lapisan dan stara sosial. Namun, kekurangan dari metode ini yakni dapat membatasi pemahaman ayat. Karena, dengan diterapkannya judul penafsiran, maka pemahaman suatu ayat menjadi terbatas pada pembahasan yang dibahas tersebut.

Metode yang relevan untuk penafsiran masa kini

       Dari berbagai penjelasan mengenai 4 metode-metode penafsiran Al-Qur'an di atas, penulis ingin menarik kesimpulan bahwa metode yang relevan untuk penafsiran pada masa kini atau zaman moderen ini adalah metode Maudhu'i karena metode ini mempunyai peran yang sangat besar dalam penyelesaian suatu tema dengan berdasarkan ayat-ayat Al-Qur'an.

Dengan demikian, metode maudhi'i dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi umat dewasa ini. Selain itu juga dalam metode maudhi'i, mufassir berusaha berdialog aktif dengan Al-Qur'an untuk menjawab tema yang dimaksud secara utuh. Sementara kalau kita perhatikan penafsiran Al-Qur'an dengan metode Tahlili, mufassir justru bersikap pasif sebab hanya mengikuti urutan ayat dan surat dalam Al-Qur'an.

        

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun