RATAPAN ANAK RANTAU
Babak 1: Perpisahan
Di sebuah desa tinggallah seorang pemuda yang hidup sederhana bersama dengan Ibu dan adik perempuannya, pemuda itu bernama Galang. Galang yang kini sudah dewasa dan memasuki usia 22 tahun, merasa harus bekerja lebih keras lagi untuk dapat memberikan pengobatan kepada Ibunya yang sudah semakin tua dan sakit-sakitan, juga untuk membantu membiayai adiknya yang masih bersekolah di bangku SMA. Ia pun memutuskan untuk merantau di kota dengan harapan dapat memperoleh upah bekerja yang lebih besar untuk mengubah nasib keluarganya tersebut.
Adegan 1
(Pagi hari, rumah sederhana. Ibu duduk di kursi rotan, batuk-batuk kecil. Galang merapikan tas ranselnya. Dinda duduk di lantai, memeluk lutut.)
Galang:
(berdiri sambil melihat ibu dan Dinda)
Bu... Galang harus berangkat hari ini. Tiket busnya jam 10.
Ibu:
(terbatuk, lemah tapi mencoba tegar)
Nak... Ibu ikhlas. Ibu tahu kamu pergi demi kita. Tapi ibu takut... takut tak bisa lihat kamu pulang.
Galang:
(mendekat dan memegang tangan Ibu)
Jangan bilang begitu, Bu. Galang akan kerja keras di Jakarta. Uang gajinya nanti buat beli obat ibu, buat sekolah Dinda juga.
Dinda:
(menangis pelan)
Kak... jangan lama-lama ya... Dinda takut kakak lupa sama kita.
Galang:
(tersenyum, menahan air mata)
Dinda jangan nangis. Kakak janji akan kirim kabar tiap minggu. Belajar yang rajin ya, biar nanti bisa bantu kakak juga.