Mohon tunggu...
Siti Nurhaliza
Siti Nurhaliza Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi UIN Antasari Banjarmasin

.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Mading sebagai Media Pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah (GLS)

4 Januari 2022   23:36 Diperbarui: 5 Januari 2022   01:07 3987
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gerakan Literasi Sekolah (Sumber: SMK Negeri Klakah)

Sejak tahun 2016, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan mulai mengaktifkan Gerakan Literasi Nasional (GLN) yang merupakan bagian dari implementasi Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015 mengenai Penumbuhan Budi Pekerti. 

Salah satu program dalam Gerakan Literasi Nasional (GLN) ini adalah Gerakan Literasi Sekolah (GLS), yang merupakan sebuah gerakan dalam upaya menumbuhkan budi pekerti siswa. Tujuannya adalah agar siswa mempunyai budaya membaca dan menulis sehingga terciptanya pembelajaran sepanjang hayatnya.

Gerakan Literasi Sekolah (GLS) merupakan suatu hal yang penting dalam dunia pendidikan. Kegiatan literasi wajib dimahirkan pada setiap siswa di sekolah. Literasi merupakan suatu bentuk kegiatan yang merujuk pada seperangkat kemampuan dan keterampilan setiap individu dalam membaca, menulis, berbicara, berhitung, dan mampu memecahkan masalah pada tingkat keahlian tertentu yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.

Terdapat tiga tahapan dalam kegiatan literasi, salah satunya adalah tahap pengembangan. Pada tahap ini, siswa dituntut untuk dapat menunjukkan keterlibatan pikiran dan emosinya dalam proses membaca yang dapat dilakukan melalui kegiatan produktif secara lisan ataupun tulisan. 

Hal tersebut tentunya berkaitan dengan salah satu indikator keberhasilan dalam pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) menurut Kemendikbud (2016), yaitu adanya unjuk karya yang merupakan hasil dari kemampuan berpikir kritis dan kemampuan berkomunikasi secara kreatif secara verbal, tulisan, visual, ataupun digital.

Salah satu media yang dapat digunakan sebagai bentuk perwujudan dari indikator tersebut adalah majalah dinding, atau yang sering kita kenal dengan sebutan mading. Mading merupakan suatu media unjuk karya yang menggambarkan hasil kemampuan berpikir kritis dan kemampuan berkomunikasi secara kreatif melalui tulisan.

Dikutip dari laman Quipper School Indonesia, mading adalah salah satu media komunikasi yang ditempelkan di dinding. Pada umumnya, informasi yang disajikan dalam sebuah mading dapat berupa naskah, artikel, atau rubrik tertentu  (berupa ketikan atau tulisan tangan), gambar berseri, serta bentuk kreativitas lainnya. 

Mading memiliki fungsi yang beragam, seperti sebagai sarana informasi, sebagai media hiburan, meningkatkan kreativitas penulis dan pembaca, menciptakan sikap kritis terhadap masalah yang ditemukan, meningkatkan wawasan, serta menumbuhkan kebiasaan membaca.

Sebagai perwujudan pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah (GLS), tentunya sekolah berperan penting dalam setiap kegiatannya. Dalam hal ini, sekolah harus mengadakan kegiatan pembuatan mading oleh para siswa. Dengan adanya kegiatan pembuatan mading, siswa akan tergerak aktif untuk menciptakan suatu karya. 

Hasil karya siswa tersebut akan dipublikasikan disebuah dinding sekolah yang tentunya akan mendapat banyak apresiasi dari warga sekolah yang membuat siswa merasa bangga terhadap suatu hasil karyanya. Rasa bangga inilah yang dijadikan motivasi bagi para siswa untuk terus menghasilkan suatu karya yang tentunya sangat berperan penting dalam meningkatkan keterampilan literasinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun