Mohon tunggu...
Siti Nur Fadhila
Siti Nur Fadhila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Hobi membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Etika Berdakwah Kepada yang Belum Mengetahui

15 Juli 2022   08:50 Diperbarui: 15 Juli 2022   09:43 1158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: tni-au.mil.id

Bicara soal dakwah, pasti sudah tidak asing lagi bagi orang muslim. Dakwah merupakan menyeru dan mengajak sesama manusia dalam hal kebaikan dengan cara mengikuti jejak Nabi Muhammad SAW sesuai Al-Qur’an dan As-Sunnah serta menjauhi larangannya. Dakwah sendiri bukan hanya untuk sesama muslim saja, tetapi untuk seluruh umat manusia yang ada di muka bumi ini. Sebagai seorang muslim berdakwah merupakan suatu kewajiban yang harus dilakukan, apabila kaum muslim menghindar dari tanggung jawab yang sudah diberikan kepada Allah SWT berarti mereka mengabaikan kewajiban yang telah diperntahkan oleh Allah SWT. Dakwah juga bukanlah sebuah paksaan atau kekerasan, melainkan dari panggilan hati untuk menuju jalan perdamaian dalam menyebarkan islam.

Indonesia memiliki berbagai macam keberagaman, terutama bagi kita yang tinggal di Indonesia yang memiliki semboyan “Bhineka Tunggal Ika” berbeda-beda tetapi satu jua. Sehingga kita harus menjunjung tinggi sikap toleransi beragama untuk menjaga keutuhan negara Indonesia. Dengan banyaknya agama di Indonesia, kita sebagai seorang muslim harus menyebarkan islam dengan cara mengajak, mengenalkan, mencontohkan agama kita kepada orang yang non-muslim maupun yang belum mengetahui seperti, anak-anak. Pada prinsipnya pesan dapat dijadikan sebagai pesan dakwah, selama tidak bertentangan dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah. Metode dakwah yang paling terpercaya untuk diterapkan dalam berdakwah tercantum dalam QS. An-Nahl ayat 125 yang berbunyi:

اُدْعُ اِلٰى سَبِيْلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُۗ اِنَّ رَبَّكَ هُوَ اَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيْلِهٖ وَهُوَ اَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِيْنَ

Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orangorang yang mendapat petunjuk”. (QS. An-Nahl:125) Penyampaian pesan dakwah terdapat beberapa macam metode untuk disampaikan kepada orang yang non-muslim maupun orang yang belum mengetahui yaitu dakwah bil hal, dakwah ini dilakukan dengan aksi. Aksi disini berujuk pada cara penyampaian pesan dakwah dengan cara bersedekah, membangun sekolah, membangun masjid dll. Dakwah lisan, metode ini dilakukan dengan cara berdiskusi langsung atau bertukar pikiran, serta dapat dilakukan dengan khutbah pada saat sholat jumat maupun sholat-sholat wajib. kepada orang non-muslim maupun yang belum tahu. Dakwah tadwin, metode ini dilakukan dengan cara menyampaikan pesan dakwah berupa tulisan. Seperti membuat surat kabar, koran, buku tentang islam, maupun tulisan yang di share di media sosial. Dakwah hikmah, dengan metode ini pesan dakwah dapat dilakukan dengan bijaksana, lugas, dan arif. 

Penyampaian pesan dakwah tidak boleh ragu-ragu, karena bisa saja orang yang mendengar tidak percaya terhadap apa yang kita sampaikan. Sebagai seorang da’I harus bisa mengambil perhatian para pendengar, agar penyampaian dakwah bisa berjalan dengan baik. Tidak mau dong kalau selama penyampaian dakwah terjadi perbedaan pendapat. Karena seorang da’i menyampaikan dakwahnya asal-asalan. Maka, untuk menghindari terjadinya perbedaan pendapat tersebut terdapat beberapa cara dalam menjadi seorang da’I yang baik agar penyampaian pesan dakwah dapat diterima oleh semua orang terutama bagi orang yang non-muslim yaitu 

pertama, berdakwah dengan santun, dalam berdakwah tidak dianjurkan menggunakan bahasa yang kasar, sok tau, atau merasa paling pintar. Pendengar akan enggan untuk memperhatikan apa yang kita sampaikan, bukan malah memperhatikan. Karena, mereka akan merasa bosan, sakit hati dll. Kedua, memperhatikan tingkat Pendidikan, saat berdakwah kita sebagai da’I harus wajib memperhatikan siapa yang kita dakwahi. Seorang da’I akan berusaha menyampaikan pesan dakwah agar bisa diterima dan dihargai oleh para pendengar. 

Ketiga, menggunakan Bahasa yang mudah dipahami, pendakwah juga harus memperhatikan Bahasa yang akan digunakan dalam menyampaikan pesan dakwah agar mudah diserap dan dipahami oleh para pendengar. Keempat, menjadi contoh yang baik, sebelum seorang da’I menyampaikan pesan dakwah kepada orang lain. Maka, sebaiknya seorang da’I harus bisa menjadi contoh yang baik kepada masyarakat dengan cara beribadah tepat waktu dan selalu beribadah ke masjid, berbuat baik sesama manusia, membantu non-muslim dengan masalah harta. 

Kelima, tidak memaki orang yang non-muslim, sebagai seorang da’I tidak dianjurkan untuk memaki orang non-muslim. Apabila para pendengar belum paham dengan apa yang kita sampaikan, maka sebaiknya pesan dakwah disampaikan secara pelan-pelan dan di tuntun agar mereka paham apa yang kita sampaikan bukan malah memaki. Apalagi menyampaikannya di depan orang non-muslim atau yang belum mengetahui. Keenam, berdakwah dengan penulisan. Seorang da’I bisa juga menyebarkan pesan dakwah dengan menunjukkan buku-buku yang telah berjaya dalam memeluk islam. Sehingga, orang yang non-muslim dengan sendirinya akan mempelajari tulisan-tulisan ilmiah pendakwah. 

Pada tahun 2019, Indonesia diserang dengan virus covid-19 yang mematikan. Akibat dari adanya virus ini mengakibatkan penyampaian pesan dakwah tidak bisa dilakukan seperti biasa, karena semua warga melakukan sosial distancing dan isolasi mandiri di rumah. Sehingga sebagai seorang da’I harus memutar otak agar bisa menyampaikan pesan dakwah seperti biasa. Para da’I memanfaatkan teknologi modern untuk menyampaikan pesan dakwah, sehingga tidak berakhir karena covid-19. 

Penyampaian ini dilakukan dengan cara melakukan webinar dengan aplikasi zoom meeting, membuat video atau vlog yang di upload ke youtube, Instagram, twitter, facebook, maupun menulis buku tentang islam yang di publish di web. Penyampaian pesan dakwah yang dilakukan dengan memanfaatkan teknologi modern sangatlah membantu bagi para da’I maupun masyarakat. Karena, pada saat virus covid-19 menyerang masyarakat tidak boleh keluar rumah maupun berkerumun. Sehingga masyarakat bisa mencari, membaca, mendengarkan karya-karya para da’I dengan masih mematuhi protocol Kesehatan. Saat Indonesia terserang covid-19 masyarakat lebih banyak menghabiskan waktunya dengan membuka sosial media, sehingga para da’I dan masyarakat juga sama-sama untung. Karena para da’I maupun masyarakat lebih hemat waktu, bisa mendengarkan dengan santai di rumah dan da’I juga dapat bayaran dari adsense.

Setiap individu memiliki tanggung jawab untuk menyebarkan agama islam dengan cara mengajak, menyeru orang lain untuk berbuat baik dan mencegah keburukan. Apalagi di akhir zaman ini kita harus membekali diri dengan sebanyak-banyaknya ibadah, serta menyebarluaskan agama islam. Karena kita tidak tahu kapan kita akan menjemput ajal dan dengan cara apa kita nanti akan dijemput

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun