Mohon tunggu...
Siti Nur Arifah
Siti Nur Arifah Mohon Tunggu... Mahasiswa

S1 Antropologi Budaya, Universitas Gadjah Mada

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Memasak Menggunakan Kompor Listrik, Langkah Kecil untuk Transisi Energi Bersih

17 Oktober 2025   11:40 Diperbarui: 17 Oktober 2025   11:49 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pernah kepikiran nggak sih, kalau alat yang sering kita pakai di dapur, seperti kompor, ternyata dapat berperan penting dalam perubahan energi nasional?

Kedengarannya memang sepele, tetapi dari alat sekecil itu, kita bisa melihat bagaimana kebiasaan rumah tangga berkaitan langsung dengan arah kebijakan energi. Selama ini, sebagian besar masyarakat Indonesia masih bergantung pada gas LPG (Liquefied Petroleum Gas) untuk memasak sehari-hari. Padahal, dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah telah berupaya mendorong masyarakat untuk beralih dari penggunaan kompor gas ke kompor listrik sebagai langkah mendukung program transisi energi bersih. Program ini bertujuan untuk mengurangi ketergantungan penggunaan bahan bakar fosil, seperti gas LPG, dan beralih ke energi terbarukan yang lebih efisien. Langkah ini bukan hanya soal kebijakan negara saja, melainkan juga menggeser cara pandang masyarakat terhadap penggunaan energi yang lebih ramah lingkungan dalam kehidupan sehari-hari. 

Akan tetapi, proses peralihan dari kompor gas ke kompor listrik tidak semudah membalikkan telapak tangan. Banyak masyarakat yang masih ragu dengan penggunaan kompor listrik, mulai dari khawatir dengan biaya listrik yang tinggi, kebiasaan memasak yang menggunakan gas LPG, hingga takut masakannya menjadi lebih lama matang. Padahal, jika semakin banyak masyarakat yang mencoba, maka kebiasaan baru juga akan semakin cepat terbentuk. Partisipasi masyarakat sangat berperan penting dalam keberhasilan transisi energi untuk menuju kehidupan yang lebih efisien. 

Dari sudut pandang sosiologi, pilihan dalam menggunakan sumber energi, seperti cara memasak, memiliki hubungan yang erat dengan kebiasaan hidup masyarakat. Memilih antara kompor gas dan listrik bukan hanya tentang teknisnya, melainkan juga mencakup pola dan nilai sosial. Bagi beberapa orang, kompor listrik terasa lebih aman dan nyaman, sementara sebagian yang lain menganggapnya kurang efisien. Di sinilah peran masyarakat dibutuhkan untuk membangun pemahaman baru mengenai energi yang lebih ramah lingkungan. Di sisi lain, setiap perubahan teknologi pastinya akan membutuhkan proses adaptasi yang tidak sebentar, seperti peralihan dari kompor minyak tanah ke gas. Namun, kehadiran kompor listrik tidak hanya sebagai tren saja, tetapi juga dengan fungsi yang lebih modern, aman, dan efisien. 

Kompor listrik menawarkan berbagai keunggulan yang dapat menjawab keraguan masyarakat. Dari segi keamanan, kompor listrik dinilai lebih aman dibandingkan dengan kompor gas karena tidak menghasilkan api terbuka sehingga tidak menimbulkan asap berbahaya dan minim risiko kebakaran atau kebocoran gas. Panas yang dihasilkan oleh kompor listrik berasal dari aliran listrik yang diubah menjadi energi panas. Meskipun tanpa nyala api seperti kompor gas, alat ini menghasilkan suhu panas yang cukup tinggi sehingga efisiensi proses memasak di kompor listrik menjadi lebih baik, cepat, dan konsisten. Dari segi kenyamanan, kompor listrik lebih mudah untuk dipasang dan digunakan karena memiliki desain dan fitur yang modern. Selain itu, alat ini juga gampang dibersihkan, hanya mengelap permukaannya saja tanpa memindahkan elemen apapun. Lalu, dari segi lingkungan, penggunaan kompor listrik dapat membantu mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil, lebih hemat energi, serta ramah lingkungan karena tidak menghasilkan limbah. Apabila sumber listrik yang digunakan banyak bersumber dari energi terbarukan seperti tenaga surya, maka efeknya untuk jangka panjang akan semakin bagus dan hemat. 

Keunggulan yang ditawarkan oleh kompor listrik telah sejalan dengan arah kebijakan pemerintah dalam proses transisi energi bersih. Melalui langkah kecil ini, masyarakat sudah turut mengambil peran untuk perubahan besar dan membentuk kebiasaan baru yang lebih bijak dalam menggunakan energi ramah lingkungan. Oleh karena itu, kenapa tidak memulai dari dapur kita sendiri? Cobalah untuk mulai beralih menggunakan kompor listrik dari hal sederhana, misalnya hanya untuk masak air atau menggoreng telur. Dari hal simple ini, masa depan energi Indonesia yang lebih bersih dapat terwujud. Karena kalau bukan kita yang mulai, siapa lagi?

Referensi

Dupli, D. & Hasibuan, A. (2023). Perbandingan Ekonomis Penggunaan Kompor Listrik Induksi dan Kompor Gas LPG Dari Sisi Penggunaan Di Rumah Tangga. VOCATECH: Vocational Education and Technology Journal, 5(1), 11-21.

Hasanah, A. W., & Handayani, O. (2016). Perbandingan efisiensi energi dan biaya pada kompor induksi terhadap kompor listrik dan kompor gas. Sutet, 6(2), 22-29.

Kelebihan dan Kekurangan Kompor Listrik Dibandingkan Gas. (2022, October 13). Telkomsel. Retrieved October 17, 2025, from https://www.telkomsel.com/jelajah/jelajah-lifestyle/kelebihan-dan-kekurangan-kompor-listrik-dibandingkan-gas 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun