Mohon tunggu...
Siti Nazarotin
Siti Nazarotin Mohon Tunggu... Guru - Dinas di UPT SD Negeri Kuningan Blitar

Tebarkan manfaat lewat kata-kata. Akun Youtube: https://youtube.com/channel/UCKxiYi5o-gFyq-XmHx3DTbQ

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Bagaimana Membagi Waktu Antara Pekerjaan dan Keluarga?

21 Desember 2021   18:09 Diperbarui: 22 Desember 2021   08:32 1185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi ibu pekerja.| Sumber: Thinkstockphotos via Kompas.com

"Selamat hari ibu, mama. Besuk mama gak boleh kerja. Kita liburan ke kampung coklat sama papa. Plis, aku cuma mau mama bahagia. Aku nggak mau mama capek. Plis. Aku sayang mama. Selamat hari ibu. 22 Desember." [Isi surat Narissa kepada mamanya].

Membaca paragraf pembuka yang saya kutip dari surat Narissa kepada ibunya di atas, serasa mak jleb. Bagai ditusuk sembilu. Bagaimana tidak, kalimat yang disampaikan menggambarkan betapa anak tersebut sangat menginginkan kebersamaan dengan mamanya. Yang mana mamanya selama ini disibukkan dengan pekerjaan sehingga waktu untuk bersama dengannya sangat kurang.

Curahan hati Narissa kepada mamanya| ditayangkan atas izin mamanya Narissa
Curahan hati Narissa kepada mamanya| ditayangkan atas izin mamanya Narissa

Curahan hati tersebut sangat mewakili anak-anak lainnya yang kebetulan ibunya sebagai wanita pekerja. Termasuk saya dan mungkin Anda yang membaca artikel ini. Dari membaca surat Narissa di atas lahirnya tulisan ini. 

Bertepatan dengan tanggal 22 Desember diperingati sebagai Hari Ibu. Sekalian saja tulisan ini saya anggit untuk memperingati Hari Ibu dan untuk ikutan Topik Pilihan yang disiapkan oleh Admin Kompasiana.

Bagaikan Makan Buah Simalakama

Ilustrasi Gambar: kabarnusantara.id
Ilustrasi Gambar: kabarnusantara.id

Saya pastikan hampir semua wanita bekerja akan mengalami hal yang sama. Dilema dalam membagi waktu antara pekerjaan dan keluarga. 

Di satu sisi, pekerjaan menuntut untuk segera diselesaikan. Di sisi lain, keluarga juga minta diperhatikan.

Saya dan Anda, mungkin memiliki pengalaman yang sama. Saya dan Anda yang kebetulan memutuskan menjadi wanita pekerja dengan segala konsekuensinya, dalam satu waktu mungkin bisa mengatasi permasalahan dengan baik. Urusan pekerjaan lancar, urusan keluarga juga aman.

Namun pada saat-saat tertentu, akan ditemui, seakan bagaikan makan buah simalakama. Jika urusan pekerjaan dikedepankan, urusan keluarga terabaikan. Begitu juga sebaliknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun