Wawancara bersama Ibu Ida Harnida, S.Pd -- Guru SDN 1 Mekarjaya
Dalam keseharian di sekolah dasar, pelanggaran aturan sering kali terjadi. Mulai dari hal sepele seperti tidak memakai seragam lengkap, terlambat masuk kelas, hingga bertengkar dengan teman. Namun, bagaimana guru menyikapinya menjadi kunci penting dalam mendidik siswa.
Ibu Ida Harnida, S.Pd, seorang guru SD dengan pengalaman lebih dari sepuluh tahun mengatakan bahwa pelanggaran sebaiknya tidak langsung dianggap sebagai bentuk kenakalan.
"Anak SD itu masih belajar. Jadi kalau mereka melanggar aturan, kita jangan langsung anggap mereka nakal. Kita perlu tahu dulu kenapa mereka begitu," ujar Ibu Ida.
Menurutnya, guru harus punya pendekatan yang tenang dan bijak. Ketika mengetahui ada siswa yang melanggar aturan, hal pertama yang ia lakukan adalah mengajak siswa tersebut berbicara secara pribadi.
"Saya biasanya panggil dan ajak bicara baik-baik. Saya tanya dulu, kenapa dia lakukan itu. Kadang mereka punya alasan sendiri, dan kadang juga cuma ikut-ikutan teman," tambahnya.
Ia menjelaskan bahwa guru tetap perlu memberi konsekuensi agar siswa belajar bertanggung jawab. Namun, konsekuensi itu harus mendidik, bukan menjatuhkan.
"Kalau anak buang sampah sembarangan, saya minta dia bersihkan kelas. Jadi dia paham akibat perbuatannya. Tapi bukan berarti harus dihukum berdiri di depan kelas sampai malu. Tujuannya bukan mempermalukan, tapi mendidik," jelasnya.
Ibu Ida juga menekankan pentingnya menjaga hubungan baik dengan siswa, meskipun mereka pernah melanggar aturan. Ia menghindari sikap yang membuat siswa merasa disisihkan atau dinilai buruk terus-menerus.
"Kita harus tetap adil. Kalau dia sudah ditegur, diberi sanksi, ya sudah. Jangan terus diingatkan kesalahannya. Besoknya, perlakukan seperti biasa lagi," katanya.