Mohon tunggu...
Siti Fatimah
Siti Fatimah Mohon Tunggu... Guru - SDN Grogol Selatan 01

Seorang guru SD di sebuah sekolah negeri di DKI Jakarta. Saat ini sedang memulai belajar menulis. Saya mempunyai seorang anak yang sangat senang ketika dibacakan cerita. Akan sangat bangga apabila bisa membacakan cerita dalam buku karangan sendiri kepada ananda tercinta. Semoga mimpi itu bisa terwujud.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pertemuan di Stasiun Kereta

22 September 2022   10:36 Diperbarui: 22 September 2022   10:42 352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Sebelumnya kerja di mana Mbak?" tanya lelaki itu lagi. "Di Solo mas," jawab Nadya singkat. "Hmm, boleh kenalan gak mbak? Nama saya Doni," ucap lelaki itu dengan senyum manisnya. "Oh iya mas, saya Nadya," jawab Nadya sambil menjabat tangan Doni yang sudah diulurkan sejak tadi. 

"Memangnya diterima kerja di mana Mbak?" tanya Doni yang sudah seperti wartawan. "Saya baru saja lolos tes ASN Mas, jadi guru SD," jawab Nadya sambil membenarkan posisi duduknya. "Wah, ibu saya juga seorang guru SD lho Mbak," obrolan mereka pun terlihat semakin seru. 

"Masih aktif atau sudah pensiun Mas?" tanya Nadya yang mulai penasaran. "Masih aktif, tapi tahun depan sudah pensiun," jawab Doni sambil membuka bekal makanannya. "Mbak Nadya, makan yuk, saya kalau naik kereta seringnya bawa bekal masakan ibu saya, soalnya kalau beli di kereta mahal, hehe," kata Doni sambil tertawa. "Oh iya mas, makasih, saya tadi sudah makan sebelum naik," jawab Nadya sambil kembali membuka aplikasi WA.

Seteleh selesai menghabiskan bekalnya Doni melanjutkan obrolannya lagi. Dia menceritakan bahwa dia adalah seorang polisi yang bertugas di Polsek Kebayoran Baru. Dia menceritakan kepada Nadya tentang kasus-kasus kejahatan yang sering terjadi di Jakarta. 

Doni memperlihatkan video-video perlindungan diri yang bisa dilakukan untuk menangkal kejahatan tersebut. Nadya terlihat menyimak dengan sungguh-sungguh tips yang diberikan Doni. Perjalanan yang biasanya terasa begitu lama, menjadi tak terasa karena asik ngobrol dengan teman baru.

Malam sudah semakin larut, penumpang yang lain sudah terlihat nyenyak tertidur. Nadya pun terlihat menguap. Doni yang sudah banyak memberikan sharing ilmunya, mempersilakan Nadya tidur. "Mbak Nadya kayaknya ngantuk ya, berasa didongengin ya Mbak dengar cerita saya," kata Doni sambil tersenyum. 

"Hehe, iya nih mas, saya tidur dulu ya mas, nanti Mas Doni turunnya di Stasiun Pasar Senen juga kan?" Tanya Nadya menegaskan. "Iya Mbak, nanti saya bangunin, tenang aja," jawab Doni lagi meledek. "Hehe, iya Mas, saya tidur dulu ya," kata Nadya pamit.

Perjalanan kereta malam itu pun hening, hampir semua penumpang tertidur dengan nyenyak. Pelayanan kereta sekarang ini memang sudah sangat baik, kebersihan juga sangat dijamin, sehingga memberi kenyamanan bagi para penumpang. Penyewaan bantal dan selimut juga disediakan.

Perjalanan kereta berhenti di Stasiun Pasar Senen, semua penumpang bergegas turun. "Mbak, sudah sampai Senen ni, jadi turun gak?" kata Doni meledek. "Jadi dong mas, kalau gak turun nanti saya bisa dibawa ke Solo lagi," jawab Nadya sambil tertawa. "Dibantuin gak Mbak bawa baranganya?" kata Doni menawarkan. 

"Boleh Mas, banyak banget ini, hehe" kata Nadya. sambil nyengir. "Setelah ini naik apa Mbak?" tanya Doni serius. "Saya dijemput saudara Mas, tapi kayaknya belum sampai," jawab Nadya sambil menurunkan barang dari bagasi. Nadya dan Doni berjalan menuju pintu keluar Stasiun Pasar Senen. 

Saat sampai di ruang tunggu, ternyata benar, saudara Nadya belum datang. Doni dengan sabar menemani Nadya, karena khawatir dia kenapa-kenapa. Maklum Nadya belum memiliki banyak pengalaman di Jakarta. "Eh Mbak, saya boleh minta nomor WA-nya gak? Nanti siapa tahu ada keperluan gitu," kata Doni dengan wajah ngarepnya. "Oh boleh Mas, sini saya ketikkan nomornya," kata Nadya yang sesaat kemudian sudah selesai mengetik nomornya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun