Mohon tunggu...
sitimaisyarah
sitimaisyarah Mohon Tunggu... bukan penulis bukan editor

Menulis adalah cara saya berdamai dengan pikiran dan rasa. Tentang hal-hal sepele yang sering dilupakan, tapi menyimpan makna.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Keperdulian Negara Timur Terhadap Anak Disabilitas

13 Mei 2025   15:22 Diperbarui: 13 Mei 2025   15:22 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Forum Guru Pendidikan Khusus  (Sumber : Dokpri)

Di tengah perubahan sosial dan globalisasi, kepedulian terhadap anak-anak disabilitas menjadi isu yang semakin mendapat perhatian. Disabilitas pada anak bukan hanya isu kesehatan, tetapi menyangkut keadilan sosial dan hak asasi manusia. Negara memiliki tanggung jawab besar dalam memastikan bahwa setiap anak, tanpa terkecuali, mendapatkan kesempatan yang setara untuk tumbuh, belajar, dan berkembang. Jepang dan China telah meratifikasi berbagai konvensi internasional tentang penyandang disabilitas, dan secara aktif menerapkan kebijakan nasional yang mendukung inklusi sosial.

Langkah Nyata dalam Kebijakan dan Pendidikan

Negara Jepang dan China, sebagai dua kekuatan besar di kawasan Asia Timur, telah menunjukkan komitmen nyata dalam melindungi dan memperhatikan anak-anak penyandang disabilitas. Meskipun memiliki pendekatan dan tantangan yang berbeda, keduanya sama-sama berupaya menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan mendukung bagi anak-anak dengan kebutuhan khusus.

Di Jepang, kepedulian terhadap anak disabilitas terlihat dari sistem hukum yang kuat dan terstruktur. Dalam dunia pendidikan, Jepang menerapkan sistem inklusif di mana anak disabilitas dapat belajar di sekolah umum bersama anak-anak lain. Namun, bagi anak dengan kebutuhan khusus yang lebih kompleks, disediakan sekolah sekolah khusus dengan tenaga pengajar terlatih dan kurikulum yang disesuaikan.

Selain itu, Jepang juga memiliki sistem layanan kesehatan dan rehabilitasi yang sangat baik.  Meskipun masih ada tantangan berupa stigma sosial dan tekanan sistem pendidikan yang ketat, Jepang terus berbenah dalam memperkuat sistem inklusi.

Sementara itu, China juga menunjukkan perkembangan signifikan dalam memperhatikan hak-hak anak disabilitas. Pemerintah China telah meratifikasi konvensi internasional tentang disabilitas dan menerapkan berbagai kebijakan nasional yang mendukung penyandang disabilitas, termasuk anak-anak. Pendidikan inklusif mulai digalakkan, meski di beberapa wilayah, sekolah khusus masih menjadi pilihan utama, terutama jika fasilitas inklusif belum memadai.

China juga menyediakan layanan kesehatan dan rehabilitasi yang mencakup deteksi dini, terapi, serta intervensi perkembangan untuk anak-anak dengan gangguan atau kondisi khusus. 

Baik Jepang maupun China, meski berada dalam sistem dan budaya yang berbeda, menunjukkan bahwa negara memiliki peran besar dalam menjamin hak-hak anak disabilitas. Kepedulian itu tidak hanya tampak dalam kebijakan, tetapi juga dalam praktik layanan publik yang terus diperbaiki dari waktu ke waktu. Dengan dukungan masyarakat, pendidikan yang terbuka, serta sistem perlindungan yang kuat, kedua negara ini menjadi contoh penting dalam mendorong inklusi anak disabilitas di Asia.

"Inklusi bukan tentang menyatukan anak disabilitas ke dunia kita, tetapi tentang membangun dunia yang layak untuk semua anak."

Kesimpulan: Apa yang Bisa Kita Pelajari?

Dari perjalanan negara negara Timur, kita bisa belajar bahwa membangun masyarakat inklusif bukan hanya soal kebijakan, tapi juga soal mengubah cara pandang  terhadap anak disabilitas. Negara harus hadir melalui kebijakan, hukum, dan layanan publik yang menjamin hak mereka. 

Kedua negara tersebut mengajarkan kita bahwa pendidikan inklusif penting agar anak disabilitas bisa belajar, bersosialisasi, dan berkembang bersama teman sebaya. hal ini juga membantu mengurangi stigma dan membangun kepercayaan diri anak, bahwa setiap anak  berhak untuk tumbuh, belajar, dan berkembang.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun