Mohon tunggu...
Siti LailatulMaghfiroh
Siti LailatulMaghfiroh Mohon Tunggu... Guru - Halo hai!

Sedang belajar mencintai menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Sindrom Cinderella Complex, Penanti Pangeran Khayalan

24 November 2020   21:11 Diperbarui: 24 November 2020   21:27 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jangan pernah bergantung pada manusia. Bahkan bayangan milikmu sendiri akan meninggalkanmu saat kamu berada di kegelapan" -Imam Ibnu Taimiyah-

Yokk flashback masa kecilmu. Pernah gak kamu yang merasa cewe nih, waktu kecil selalu dimanja bak seorang princess?? Apa-apa diturutin kamu tinggal duduk manis menunggu keinginanmu terkabul?? Apalagi ibu mengenakan kamu gaun layaknya seorang putri raja? 

Nahh, jika kamu pernah mengalami hal seperti ini dimasa kecilmu. Ada yang harus diwaspadai. 

Sebelumnya aku akan mengawali dengan kisah Cinderella salah satu film Disney dengan ciri khas gaunnya berwarna biru muda dan sepatu kaca. Pasti tau semua kan? Yang menjadi ciri khas dikisah itu, awalnya hidup Ella yang menyedihkan sebab ditinggal mati oleh ayahnya, berakhir dengan bahagia setelah bertemu pangeran idamannya. 

Semudah itu ya, kehidupan langsung berubah drastis setelah bertemu sang pangeran. Kisah Cinderella hampir sama dengan sindrom cinderella complex. Sesuai dengan nama sindromnya. Penderita sindrom ini cenderung mengalami permasalahan pada kemandiriannya. Dia selalu manja dan bergantung pada orang lain. 

Sindrom Cinderella Complex pertama kali dicetuskan oleh psikiatri modern, Colette Dowling. Colette Dowling menuangkan bagaimana kondisi seseorang yang mengalami sindrom cinderella complex dalam bukunya berjudul "The Cinderella Complex: Women's Hidden Fear Of Independence".

Dalam bukunya, Coletta mengungkapkan bahwa sindrom cinderella complex merupakan sebuah keinginan dibawah ketidaksadaran untuk diurus oleh orang lain atau keadaan seorang wanita yang selalu merasa ingin dilindungi oleh pria untuk dijadikan pelindung bagi dirinya sendiri. 

Ya semacam berangan angan-angan ingin bertemu sosok yang melindungi, mengayomi, perkasa, tampan dan tanpa cela. Sebenarnya fitrah sih. Tapi jika berlebihan dan tidak disikapi dengan baik maka akan menjadi bom waktu. 

Penyebab Cinderella Complex 

Nahh, penyebab awal sindrom ini sebenarnya lebih ke pola asuh orangtua yang salah pada anaknya. Terutama ketika mengasuh anak perempuan. Terkadang seseorang yang dikaruniai anak perempuan ia akan lebih memanjakan dan kurangnya menstimulus anak agar mandiri. Ataupun membuat anak menjadi sosok yang kuat. 

Tanpa orangtua sadari, mereka secara tidak langsung kurang menanamkan cara anak untuk menerima kenyataan hidup. Dengan terlalu banyak memberikan kisah yang berakhir bahagia. Sedangkan nyatanya, akhir bahagia adalah hasil proses panjang dari sebuah usaha dan perjuangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun