Mohon tunggu...
Siti Khotimah
Siti Khotimah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Merantau

Mahasiswa yang ingin belajar

Selanjutnya

Tutup

Trip

Destinasi Wisata Danau Dendam Tak Sudah di Provinsi Bengkulu yang Memiliki Sejarah Legenda Misteri

21 April 2021   10:24 Diperbarui: 21 April 2021   10:29 1313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Travel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Danau Dendam Tak Sudah adalah destinasi wisata alam yang menyimpan kisah legenda yang begitu kental di provinsi Bengkulu. Danau ini berlokasi di Kelurahan Dusun Besar, Kecamatan Singaran Pati, Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu. Danau Dendam Tak Sudah memiliki luas keseluruhan 557 dan luas permukaan 67 hektare. Sejarah terbentuknya danau dendam tak sudah diperkirakan terbentuk dari aktivitas gunung berapi didaerah tersebut. Pada tahun 1936, Danau Dendam Tak Sudah ditetapkan sebagai cagar alam dengan luas 11,5 hektare oleh Pemerintah Hindia Belanda. Kemudian, pada tahun 1979, kawasan cagar alam ini dipeluas menjadi 430 hektare.

Pada tahun 1999, wilayah cagar alam diperluas lagi menjadi 577 hektare. Objek wisata Danau Dendam Tak Sudah yang berlokasi di Desa Dusun Besar ini relatif belum tersentuh sehingga memberikan suasana alam yang asri dan hijau sejauh mata memandang. Ada beberapa mitos dibalik nama Danau Dendam Tak Sudah ialah salah satunya adalah kisah tragis dari pasangan muda yang mengakhiri hidup mereka dengan melompat ke danau tersebut setelah hubungan mereka tak direstui oleh keluarga mereka, lantas tak lama setelah itu munculah dua siput raksasa yang konon kerap tampak di danau.

Kisah asal-usul Danau Dendam Tak Sudah bercerita tentang penjajah Belanda yang tak menuntaskan pembangunan diarea danau tersebut. Di Danau Dendam Tak Sudah terdapat habitat asli bunga Anggrek pensil yang tumbuh disekitar pinggiran kawasan danau ini. Jika anda berkunjung ke Danau Dendam Tak Sudah dan melihat bunga cantik Anggrek pensil ini dilarang untuk memetik ataupun membawanya pulang kerumah.Kawasan Danau Dendam Tak Sudah memang sangat pas bagi para wisawan yang suka trekking di medan yang masih alami dan habitat floranya yang beragam, kawasan cagar alam ini juga menjadi rumah bagi beragam hewan seperti kera ekor panjang, lutung, dan burung kutilang, babi hutan, siput, siamang, ikan kebakung, dan ikan palau.

Meurut cerita warga setempat, ada beberapa kisah legenda dari Danau Dendam Tak Sudah yaitu legenda Buaya Buntung, Lintah Raksasa, Keramat Pintu Air, Keramat Danau, Dam Tak Sudah.

Saat saya berkunjung ke wisata Danau Dendam Tak Sudah, saya bertanya kepada penduduk setempat mengenai kisah legenda yang ada dalam cerita Danau Dendam Tak Sudah dan salah satu penduduk tersebut menceritakan asal mula adanya Danau tersebut dan beberapa kisah misteri yang ada di Danau tersebut. Dari mulai kisah legenda Buaya Buntung dari Danau Dendam Tak Sudah, bertarung melawan buaya asal Lampung, Provinsi Lampung di Sungai Musi, Palembang, Sumatra Selatan.

Dalam pertarung tersebut, buaya Danau Dendam Tak Sudah berhasil mengalahkan buaya asal Lampung. Hanya saja, dalam pertarungan itu, buaya alas Danau Dendam Tak Sudah kehilangan ekor. Konon pada saat itu, buaya buntung Danau Dendam Tak Sudah bersumpah pada buaya asal Lampung, dengan kutukan, "Kalau main ke Danau Dendam Tak Sudah tidak akan dikasih makan". Konon sejak adanya dendam buaya tersebut, maka danau disebut warga setempat menyebutnya dengan Danau Dendam Tak Sudah.

Warga sekitar Danau Dendam Tak sudah percaya bahwa buaya yang buntung itu sering muncul menjelang perayaan hari besar, seperti Hari Raya Idul Fitri. Oleh karena itu, menjelang hari Idul Fitri, warga yang mendirikan pondok jualan di sekitar Danau Dendam Tak Sudah selalu menghentikan mencari ikan, berjualan, serta kegiatan lain.

Tidak hanya itu, kemunculan buaya ke permukaan danau juga dikaitkan dengan bencana yang melanda Kota Bengkulu. Ketika Bengkulu diguncang gempa 7,3 Skala Richter (SR) tahun 2000 dan gempa besar berkekuatan 7,9 SR tahun 2007, buaya buntung dikabarkan muncul kepermukaan danau. Kisah legenda Lintah Raksasa, konon ada sepasang kekasih yang cintanya tidak direstui orang tua. Mereka yang tengah mabuk asmara memutuskan bunuh diri dengan loncat ke danau. Sejak saat itu, masyarakat Bengkulu percaya ada dua ekor lintah raksasa yang hidup di danau dan merupakan jelmaan sepasang kekasih tersebut. Mereka terus hidup dengan menyimpan rasa dendam lantaran cinta yang tak kesampaian. Kisah legenda Keramat Pintu Air, Danau yang saat ini menjadi kawasan Cagar Alam Dusun Besar (CADB) ini juga memiliki kuburan keramat bernama keramat 'Sapu Jagat' atau keramat Pintu Air.

Menurut cerita yang disampaikan secara turun-temurun, keramat tersebut merupakan keramat orang sakti, yang memilki ilmu. Nama keramat tersebut oleh warga Suku Lembak, disebut Keramat Pitu Air. Ada juga warga Suku Lembak menyebut nama keramat itu dengan nama Keramat Jalan ke Air. Sayangnya, nama penghuni keramat tersebut, belum diketahui secara persis. Mengingat sejarah keramat tersebut, sudah ada sebelum penjajah datang ke Kota Bengkulu.

Setiap ada kegiatan lomba azan, lomba shalat, hingga panen, masyrakat menyempatkan diri hadir ke keramat tersebut. Khusus terkait panen, masyarakat membawa kue apem ke keramat sebagai bentuk syukur atas hasil panen padi yang melimpah. Pada zaman penjajahan Inggris, pasukan kolonial sempat gagal menyerbu warga Suku Lembak akibat dihalau oleh Keramat Sapu Jagat. Menurut Kepercayaan warga, penghuni keramat ketika itu menurunkan hujan abu sehingga menghalangi penyerbuan. Kisah legenda Keramat Danau, konon, Keramat Danau ini dijaga oleh Harimau Hitam dan Rusa Kelabu.

Pada suatu ketika, dilakukan pembangunan jalan di sekitar Keramat Danau yang terkena kemarau. Namun, ketika proyek dikerjakan, alat berat yang digunakan tidak bisa bisa berjalan. Oleh karena itu, proyek pembangunan jalan dialihkan ke tempat lain. Cerita lain mengungkapkan, kehadiran Harimau Hitam dan Rusa Kelabu pernah disaksikan warga. Setelah menyaksikan kedua penghuni tersebut, warga bersangkutant idak dapat ditur selama lima hari lima malam. orang tersebut baru dapat tidur setelah dilakukan syukuran di Keramat Danau. Kisah legenda Dam Tak Sudah, berkaitan dengan pemerintahan Belanda pada masa penjajahan. Konon katanya pada saat itu Belanda ingin membuat sebuah dam (bendungan) untuk menampung air banjir. Sampai penjajahan berakhir dam tersebut tidak kunjung usai dan ditinggalkan begitu saja, akibatnya luka serta dendam penduduk Bengkulu pun tidak pernah usai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun