Pendahuluan
Perkembangan zaman membawa kita pada era digital yang di mana telah merasuki kehidupan hingga saat ini. Dunia digital memang telah mengubah semua aspek kehidupan, terutama perguruan tinggi, khususnya di era modern ini. Mahasiswa dapat, melalui teknologi digital, memperoleh informasi digital yang tidak terbatas. Tentu saja, ada berbagai keuntungan dari situasi ini, termasuk memfasilitasi perolehan pengetahuan, memungkinkan mahasiswa mengakses perkembangan terkini di seluruh dunia, dan meningkatkan kreativitas mereka dalam pemanfaatan teknologi digital yang tepat. Namun, meskipun dibalik semua keuntungan tersebut, era digital juga memiliki tantangan tersendiri seperti menurunnya semangat kebangsaan, rasisme yang merajalela, diskriminasi dalam berbagai bentuk di masyarakat, dan perundungan.
Sebagai institusi pendidikan tertinggi, perguruan tinggi memiliki peran untuk menanamkan nilai-nilai moral kepada mahasiswa supaya mereka dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan Pancasila memiliki peranan dalam pengembangan karakter dan kesadaran berbangsa. Berbeda dengan mata kuliah lainnya di perguruan tinggi, tujuan utama pendidikan Pancasila adalah untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air serta mempersiapkan mahasiswa ke tingkat di mana mereka dapat berpartisipasi terhadap tantangan yang dihadirkan oleh kemajuan teknologi digital yang cepat.
Pendidikan Pancasila Sebagai Pedoman Moral di Era Digital
Pancasila akan membimbing mereka dalam menyelesaikan masalah yang muncul di dunia akademis dan dalam kehidupan sosial. Dengan maraknya digitalisasi, masalah negatif muncul di mana-mana. Generasi muda, terutama mahasiswa, adalah yang paling rentan terkena dampak negatif karena mereka adalah konsumen aktif di dunia digital. Dalam konteks ini, nilai-nilai Pancasila akan berfungsi sebagai kompas moral dalam penyaringan informasi serta dalam melakukan pemikiran dan tindakan yang lebih bijaksana dan kritis. Nilai kemanusiaan dalam Pancasila akan mendorong dan membimbing mahasiswa secara moral untuk tidak menjadi orang yang egois dan tidak menyebarkan ujaran kebencian. Prinsip Persatuan Indonesia mengingatkan kita bahwa di Indonesia memiliki persatuan dan keragaman yang harus dijaga. Dengan demikian, Pancasila juga bertujuan untuk mendorong literasi digital yang positif dengan memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk terlibat dengan teknologi. Mahasiswa diharapkan mampu untuk berinteraksi dengan teknologi secara maksimal dengan tetap mempertahankan nilai-nilai moral sosial mereka.
Penerapan Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi
Pendidikan Pancasila harus relevan di zaman yang serba digital ini. Perguruan tinggi dapat menjadikan teknologi digital sebagai salah satu wadah pembelajaran untuk mahasiswanya. Misalnya, e-learning, video kreatif, atau studi kasus. Dengan ini, mahasiswa tidak hanya akan mendengarkan penjelasan, tetapi diharapkan dapat berkontribusi aktif dalam diskusi dan berusaha mengaitkan materi dengan kehidupan nyata. Sebagai mahasiswa PBSI (Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia), penggunaan literasi digital sangat membantu keterampilan berpikir kritis untuk menghindari hoaks atau konten yang bertentangan dengan Pancasila. Mahasiswa juga diharapkan untuk menggunakan teknologi digital untuk menyebarkan konten positif yang selaras dengan nilai-nilai Pancasila. Misalnya, mahasiswa dapat dengan mudah memproduksi dan mendistribusikan karya sastra atau publikasi informatif lainnya tentang arti penting Pancasila. Ini adalah bukti bahwa hal digital bukanlah ancaman, melainkan peluang untuk menyebarkan nilai-nilai Pancasila.
Pengembangan Karakter Mahasiswa dengan Pendidikan Pancasila
Beberapa hal yang dikembangkan pada siswa melalui pendidikan Pancasila:Â
1. Integritas
Mahasiswa diharapkan memiliki tingkat kejujuran tinggi serta mengikuti nilai-nilai etika dan moral.