Mohon tunggu...
Siti Karomah
Siti Karomah Mohon Tunggu... MAHASISWA

Mahasiswa yang menjadikan puisi sebagai cara berbicara tanpa harus menjelaskan segalanya. Setiap kata adalah rasa, setiap bait adalah cerita yang tak selalu terlihat. Jangan lupa mampir dan ikuti akun sosial media saya🤗

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Yang Paling Berat Bukan Batu, Tapi Melawan Hawa Nafsu

3 Mei 2025   17:57 Diperbarui: 3 Mei 2025   17:57 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Desain Ai 

Di dunia ini banyak hal berat: memikul beban, menghadapi kehilangan, bekerja tanpa henti. Tapi di antara semuanya, ada satu yang paling berat namun sering diremehkan melawan hawa nafsu.

Nafsu tak selalu bermakna negatif jika ditempatkan pada porsinya. Tapi ia bisa menjadi benalu yang diam-diam menggerogoti niat baik, menumpulkan akal sehat, dan menjauhkan kita dari keseimbangan hidup. Nafsu amarah yang meledak karena hal sepele. Nafsu ego yang membuat kita ingin selalu menang. Nafsu rakus yang membuat lupa berbagi. Nafsu malas yang membungkam semangat berjuang.

Melawan hawa nafsu adalah perang sunyi, yang lawannya bukan orang lain, tetapi diri sendiri. Tidak ada yang tahu kapan kita menang, tidak ada penonton yang bersorak. Tapi dari kemenangan itulah lahir kedewasaan, kebijaksanaan, dan ketenangan jiwa.

Seseorang bisa terlihat sukses, berwibawa, bahkan religius, namun jika tak mampu mengendalikan nafsunya, maka ia rapuh dalam batin. Kekuatan sejati justru muncul saat seseorang mampu berkata "cukup" ketika bisa meminta lebih, mampu diam ketika bisa membalas, dan mampu terus berjalan saat hati ingin menyerah.

Dalam setiap langkah hidup, kita diuji. Dan ujian terberat itu adalah menjadi pemenang atas diri sendiri. Sebab yang paling berat bukan beban hidup, tetapi menahan diri agar tak diperbudak hawa nafsu.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun