Mohon tunggu...
Siti Hawa Onoli
Siti Hawa Onoli Mohon Tunggu... -

be your self\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Pengalaman Pertama Naik Pesawat

29 Juni 2013   20:13 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:14 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari kota Ambon,pagi itu aku dan teman-teman berjalan menuju bandara "patimura ambon" sepanjang perjalanan,aku menatapi sepuasnya dataran hijau bergelombang.inilah kali pertama aku naik pesawat,berarti pertama kali juga aku berada di bandara.bandara patimura Ambon lumayan besar dan indah pohon-pohon berjajar teratur di kanan kiri jalan dan halaman parkirnyapun teratur,,walaupun pintu masuknya terlihat sangat sederhana,,rumputnya hijau tertata rapi,muncul perasaan bangga,, meyadari daerah ku memiliki bandara sebagus ini.

terminal-terminal terdiri dari dua lantai,,aku turun membawa barang bawaanku yang aku ikat di dalam tas kecilku sedangkan tiket dan uang saku pemberian ibu ku aku letakan juga di dalam tas kecil ku.

saat aku memasuki pintu kaca yang di jaga oleh seorang petugas berseragam AU.kemudian aku di minta untuk menunjukan tiket ku yang berupa selembar kertas hasil cek (print out) komputer-yang orang-orang biasan menyebutkannya dengan elektronik ticket.setelah memeriksanya dengan teliti,aku di izinkan masuk.dan hanya para penumpang yang di bolehkan masuk ke ruangan check in dan ruang tunggu tapi tidak untuk para pengantar.

aku berdiri mengikuti antrean. petugas check in adalah seorang gadis yang sangat cekatan,saat aku masuk ke pesawat aku memperhatikan apa betul pesawat ini seperti rumah yang ada lotengnya.ternyata benar,! ada anak tangga yang menghubung antara ruang bawah dan atas.hatiku berdetak kagum .luar biasa hebatnya para perancang pesawat ini,orang sebanyak ini bisa di angkut sekaligus dalam satu penerbangan,di tambah lagi barang bawaannya.setelah semua penumpang duduk ,penjelasan petunjuk keselamatan tersedia dalam bahasa inggris dan indonesia.agar tidak malu aku melirik teman ku di sebelahku.bagaimana ia mengenakan sabuk yang menempel di kursi,setelah ku coba sendiri ternyata mudah sekali tidak seperti kekhawatiran ku sebelumnya.

ketika pesawat semakin meninggi,rumah2 penduduk tampak semakin mengecil.pesawat terguncang sedikit saat menembus awan tebal dan tenang kembali setelah melewatinya.rumah-rumah dan semua bangunan hilang dari pandangan ku,yang tampak kini awan tebal berwarna putih bersih seperti kapas yang di tumpuk bergulung-gulung.

aba-aba lantas terdengar dari pengeras suara bahwa pesawat akan transit Ambon-Makassar.seluruh penumpang di persilakan turun dengan membawa barang mereka.bandara internasional Hasanudin sangat mewah ,ramai dan banyak toko,kafe-kafe di tata sedemikian rupa dengan kursi-kursi yang mengelilinginya sehingga membuat betah para calon penumpang,mereka menikmati makanan ringan dan minuman sambil memandangi suasana berbagai ras orang yang hilir mudik.

kemudian aku dan teman-temanku berjalan menuju ruang yang paling bawah untuk mengambil barang-barang kami yang ada di bagasi barang,setelah itu kami langsung menuju ke pintu keluar dan menunggu jemputan.

setelah beberapa menit kami menunggu,tiba-tiba datang sebuah mobil merah rupanya itu jemputan kami,saking senangnya kami berfoto-foto sebagai kenang-kengan untuk kami.mobil pun terus melaju dari Bandara Hasanudin menuju ke Galesong yaitu salah satu kampung dari teman ku,seharian kami beristirahat disana, saya merasa sangat senang sekali karena orang-orang disana ramah-ramah dan memperlakukan kami dengan baik.

Demikianlah sekilas cerita tentang pengalaman pribadi ku:)

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun