Mohon tunggu...
Siti Finika Nurasih
Siti Finika Nurasih Mohon Tunggu... -

mahasiswa yang baru saja belajar menjadi penulis. mahasiswa yang selalu ingin belajar dari pengalaman sendiri dan orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Sudah Pudarkah Rasa Kebangkitan Generasi Muda Kita?

7 Juni 2014   22:56 Diperbarui: 20 Juni 2015   04:47 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sejak kecil kita mulai mengenal pelajaran Kewarganegaraan. Namun mungkin kita belum sepenuhnya mengetahui apa itu Kewarganegaraan. Kewarganegaraan memiliki arti keanggotaan seseorang dengan aturan – aturan negara sehingga menjadikan seorang tersebut sebagai warga negara di suatu negara.

Hal ini menghubungkan kita kepada siapa kita dan posisi kita di sebuah negara. Sejak lahir kita seolah sudah tahu kita memiliki warga negara kita yaitu Warga Negara Indonesia. Seolah sejak lahir kita sudah ditanamkan untuk menjadi seorang Warga Negara Indonesia.

Lalu kita diajarkan Kewarganegaraan, kita diajarkan dan menanamkan nilai – nilai Pancasil. Kita belajar menjadi seorang warga negara yang baik melalui tindakan – tindakan kecil.

Di masa Sekolah Dasar kita diberikan semangat juang sebagai penerus bangsa. Kita diajarkan dan dibimbing untuk menjadi bibit – bibit negara yang akan membawa bangsa kita ke dunia. Semasa kecil kita selalu merasakan semangat yang mengalir dalam diri kita, semangat juang dan cita – cita yang akan membanggakan bagi keluarga, bangsa, dan agama. Kita dimasa anak – anak memiliki angan yang tinggi dan kemauan untuk menjadi seorang warga negara yang berguna bagi bangsa.

Kemudian kita menanjak ke umur menjelang remaja. Dimana kita memasuki dunia baru, Sekolah Menengah Pertama. Kita menjadi pribadi yang semakin memiliki cita – cita yang semakin kuat, memiliki semangat juang yang semakin mengalir deras dalam darah kita.

Namun, kehidupan tidaklah semudah dan semulus yang kita kira. Kita sadari dimasa Sekolah Menengah Pertama adalah masa dimana keingintahuan kita akan dunia luar semakin kuat. Kita tidak hanya tergoda akan kegiatan – kegiatan yang menghasilkan energi positif dan bermanfaat bagi kita, namun kita semakin tergoda pula dengan hal – hal yang datang dari dunia luar.

Pengaruh dunia luar atau sering kita sebut globalisasi adalah godaan utama dan terberat dalam setiap individu. Kita tidak dapat memungkiri bahwa kita mulai penasaran dengan kecanggihan – kecanggihan teknologi, kita mulai penasaran dengan kehidupan di negara lain. Kita mulai melihat gaya hidup mereka yang tidak sedikit memiliki perbedaan dengan gaya hidup bangsa kita.

Kemudian kita semakin bertambah umur, semakin dewasa, kita semakin mengerti dan tahu mana yang baik dan mana yang tidak baik. Kita memasuki dunia baru, dunia dimana menurut orangtua adalah masa – masa remaja yang sulit untuk diatur, masa dimana kita ingin kehidupan kita lebih bebas.

Kita semakin merasa ingin tahu. Ingin mencoba gaya hidup dunia barat. Dan kita mulai melupakan jati diri kita sebagai Warga Negara Indonesia. Kita sadari kita mulai terhanyut dengan kehidupan dunia barat, yang sangat berbeda dengan kehidupan bangsa kita.

Namun kita ketahui tidak semua dari kita terhanyut akan pesona dunia barat. Masih banyak dari kita mulai sadar dan kembali memperjuangkan diri dan membuktikan kita akan menjadi generasi penerus bangsa yang intelektual, cerdas, dan tangguh. Banyak dari kita dimasa remaja mulai menunjukkan segudang presatasi dikancah dunia. Bahkan yang anak – anak dibawah umur mulai menunjukkan bakat mereka melalui kompetisi – kompetisi dunia. Ini menunjukkan bahwa mereka masih memiliki jiwa warga negara yang tinggi. Memiliki cita – cita dan menunjukkan bahwa mereka adalah warga negara yang berkualitas dan mampu membangkitkan kembali bangsa kita yang sudah lama tenggelam namanya.

Kita memasuki dunia perkuliahan, dunia dimana kita melanjutkan pendidikan kita dan meningkatkan keintelektualitasan kita di perguruan tinggi dan sekolah – sekolah setara lainnya. Tanpa bosan kurikulum memberikan mata kuliah Kewarganegaraan, dan Pancasila. Dengan teguh para pembimbing membina kita untuk menyadarkan kita kembali untuk mengingat apa sebenarnya tujuan hidup kita dan tujuan kita sebagai warga negara.

Hal ini tidak dapat dicegah, namun dapat dihindari dan dikontrol. Hal pertama adalah kesadaran dan kontrol yang besar dari diri kita sendiri. Kita harus membangkitkan kembali tujuan hidup kita yang mulai padam, mengenang kembali jiwa semangat kita yang bercita – cita menjadi penerus bangsa dan mulai menghidupkannya kembali.

Menjadi seorang mahasiswa tidak bisa dianggap enteng atau mudah, menjadi seorang mahasiswa adalah sebuah perjalanan awal menjadi seorang yang berhasil, menjadi seorang warga negara yang intelektual dan memiliki kesadaran tinggi untuk membangkitkan bangsa ini.

Peran kita sebagai mahasiswa menjadi semakin berat dan membuat kita menjadi tertantang. Kita tidak ingin berlarut – larut dengan pesona kehidupan dunia luar. Kita harus sadar akan peran kita sebagai seorang manusia sejati dan seorang yang sudah menjadi seorang warga negara di sebuah negara.

Maka dari itu penting sekali menambahkan mata kuliah Pancasila dan Kewarganegaraan. Kita mulai menghidupkan kembali semangat juang kita yang semakin redup dan bahkan nyaris hilang. Dengan mengenal dan memperdalam kembali kedua mata kuliah diatas akan membuat kita kembali sadar akan peran kita sesungguhnya sebagai mahasiswa dan sebagai penerus bangsa.

Kedua mata kuliah diatas tidak akan memenuhi kebutuhan kita untuk mengatahui secara dalam apa itu Pancasil dan Kewarganegaraan. Namun dengan bekal yang cukup itulah kita mulai membangun kesadaran dan kepercayaan diri kita kembali dan muncul sebagai seorang mahasiswa yang berhasil melalui kehidupan perkuliahan dengan bijak dan lulus sebagai seorang yang intelektual dan menjadi seorang yang berguna untuk Indonesia.

Kita tahu citra seorang mahasiswa sedikit kurang baik. Banyak sekali orasi – orasi yang dilakukan mahasiswa di berbagai daerah yang menimbulkan kekerasan dan memakan korban. Namun, kita juga sadar mengapa hal itu bisa terjadi. Mengapa tidak kita mengubah citra mahasiswa menjadi mahasiswa yang dapat membela negara, menjadi kritikus bagi pemerintah, dan pembina masyarakat namun dalam konteks yang normal dan wajar. Kita dapat menjadi salah satu sumber dan wadah aspirasi rakyat dan menyampaikannya kepada para pemimpin kita, dan menghilang citra kekerasan yang selalu membayangi kita.

Kita menjadi seorang mahasiswa yang berguna bagi diri kita sendiri, masyarakat Indonesia, dan Bangsa Indonesia. Kita menjadi seorang mahasiswa sekaligus warga negara yang mengabdi dan membela negeri kita. Menjadi sarana aspirasi rakyat dan kritikus serta pemerhati kehidupan politik di negera kita.

Marilah menanamkan dan membangkitkan kembali rasa nasionalisme kita, membangkitkan kembali bangsa kita dan menjadikan bangsa kita sebagai bangsa yang berintelektual, jujur, dan memiliki calon – calon generasi yang sukses dan membanggakan bagi diri mereka, keluarga, agama, dan Indonesia tercinta.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun