Tahun berapa, bulan berapa, tanggal berapa dan hari apa. Aku sudah mulai melupakannya. Moment yang terlalu indah 'tuk dikenang. Terlalu pahit 'tuk dilupakan. Kapankah itu? Aku ingin sekali mengingatnya. Hujan. Petir. Mereka semualah saksi bisuku saat itu. Di bawah rinai hujan yang tak hentinya membasahi diri. Dia, membuatku hangat. Memayungiku dengan rasa cintanya. Kapan? Kapankah itu, aku mulai lupa.
Hujan. Hanya hujan yang bisa membuka memori di setiap sel otakku. Membuka ruang penuh pesona cinta. Hanya hujan. Dan kapankah itu? Kapan kau datang dan menyelamatkanku dari amnesia sesaat ini? Diri ini sudah muak dengan kekonyolan hidup tanpa cinta. Diri ini ingin merasakan lagi saat-saat yang harmonis itu. Kapan? Kapankah itu terjadi lagi?
Dimana hujan yang selama ini menyiramiku dengan air bening nan sejuk itu? Tuhan? Dimana hujan itu? Apakah Engkau menyembunyikannya, agar aku tak lagi bisa mengingat saat itu? Apakah aku harus menjadi lupa? Agar aku tak merasakan cinta yang semu itu? Nyata dalam jiwa, semu dalam raga. Limpahkan hujan pada dunia ini. Bukalah semua kenanganku. Kumohon.
Mojokerto, 14 Oktober 2019 23:11