Mohon tunggu...
Siti Alfi Khusnia
Siti Alfi Khusnia Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Hanya seseorang yang ingin berkarya dalam diam tetapi dikenal dunia.

Menulis adalah nyawa seorang penulis.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Hujan

14 Oktober 2019   23:02 Diperbarui: 15 Oktober 2019   22:05 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: invidio.us

Tahun berapa, bulan berapa, tanggal berapa dan hari apa. Aku sudah mulai melupakannya. Moment yang terlalu indah 'tuk dikenang. Terlalu pahit 'tuk dilupakan. Kapankah itu? Aku ingin sekali mengingatnya. Hujan. Petir. Mereka semualah saksi bisuku saat itu. Di bawah rinai hujan yang tak hentinya membasahi diri. Dia, membuatku hangat. Memayungiku dengan rasa cintanya. Kapan? Kapankah itu, aku mulai lupa.

Hujan. Hanya hujan yang bisa membuka memori di setiap sel otakku. Membuka ruang penuh pesona cinta. Hanya hujan. Dan kapankah itu? Kapan kau datang dan menyelamatkanku dari amnesia sesaat ini? Diri ini sudah muak dengan kekonyolan hidup tanpa cinta. Diri ini ingin merasakan lagi saat-saat yang harmonis itu. Kapan? Kapankah itu terjadi lagi?

Dimana hujan yang selama ini menyiramiku dengan air bening nan sejuk itu? Tuhan? Dimana hujan itu? Apakah Engkau menyembunyikannya, agar aku tak lagi bisa mengingat saat itu? Apakah aku harus menjadi lupa? Agar aku tak merasakan cinta yang semu itu? Nyata dalam jiwa, semu dalam raga. Limpahkan hujan pada dunia ini. Bukalah semua kenanganku. Kumohon.

Mojokerto, 14 Oktober 2019 23:11

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun