Mohon tunggu...
siti aisyah
siti aisyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

hobi menulis cerpen, introvet

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Meningkatkan Kemampuan Kognitif Anak Melalui Permainan Balok

6 Juni 2023   10:56 Diperbarui: 6 Juni 2023   11:06 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Tahukah kamu, peran bermain dalam perkembangan anak adalah sebagai alat bantuan bukan sebagai pengganti orangtua. walaupun, disatu pihak bermain itu penting bagi anak. Namun, perlu kita ingat dilain pihak mainan bukan segalanya buat anak. karena, didalam permainan sebenarnya anak tetap memerlukan pendamping yang dimana adanya keterlibatan antar orangtua dan anak. 

Adapun beberapa permainan yang dapat meningkatkan perkembangan kognitif anak seperti bermain balok, bermain puzzel dll.  Kita akan mengambil contoh dari salah satu permainan anak yang akan kita bahas yaitu bermain balok.  Balok adalah potongan-potongan kayu polos yang meimiliki beberapa macam model yaitu; segitiga, segiempat, persegi panjang dan lingkaran. 

Balok juga memiliki jenis warna yang menarik sehingga membuat anak-anak akan tertarik dan suka memainkannya. Permainan balok juga dapat mengembangkan imajinasi anak dengan cara membentuk-bentuk balok tersebut yang disesuaikan dengan kegiatan dan kreatifitas anak. Selain itu, bermain balok merupakan salah satu  alat bermain konstruksi yang bermanfaat bagi anak serta meningkatklan kecerdasan emosi anak. 

Adapun aspek sosial emosional anak dari pengembangan bermain balok yaitu; anak mempunyai rasa memiliki, merasa menjadi bagian dalam kelompok, belajar untuk hidup bekerja sama dalam kelompok dengan segala perbedaan yang dirasakannya. 

Meskipun begitu, dalam meningkatkan kemampuan kognitif anak terdapat beberapa masalah diantaranya: 1) anak belum menemukan cara untuk memecahkan sebuah permasalahan, 2) anak belum mampu mengembangkan logikanya, 3) kurangnya kemampuan dalam menggunakan media yang sesuai dengan kognitif anak, 4) kurangnya pelatihan dari guru dalam pengenalan dan cara bermain balok kepada anak dalam meningkatkan kemampuan kognitif anak. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun