Mohon tunggu...
Siti Khoirnafiya
Siti Khoirnafiya Mohon Tunggu... Pamong budaya

Antropolog, menyukai kajian tentang bidang kebudayaan

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Mendengarkan Gagasan Gus Baha: Menyelami Samudra Ilmu dan Kearifan

17 Februari 2025   08:43 Diperbarui: 17 Februari 2025   08:43 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

           

KH. Ahmad Bahauddin Nursalim, yang lebih dikenal sebagai Gus Baha, adalah seorang ulama kharismatik yang dikenal dengan keluasan ilmu dan pemahaman mendalam tentang agama Islam. 

Siapa itu Gus Baha?

KH. Ahmad Bahauddin Nursalim atau yang lebih akrab disapa Gus Baha lahir di Narukan, Kragan, Rembang, Jawa Tengah, pada 29 September 1970. Ia merupakan putra dari pasangan KH. Nursalim dan Nyai Hj. Maimunah.

Gus Baha dikenal sebagai ulama muda yang memiliki keilmuan yang mendalam dalam bidang agama, khususnya ilmu fikih dan tasawuf. Ia belajar ilmu agama sejak kecil dari ayahnya, yang juga merupakan seorang ulama ternama di daerahnya.

Setelah menyelesaikan pendidikan dasar di kampung halamannya, Gus Baha melanjutkan pendidikannya ke Pondok Pesantren Al Anwar, Sarang, Rembang, yang diasuh oleh KH. Maimoen Zubair. Di pesantren inilah Gus Baha memperdalam ilmu agamanya dan menjadi salah satu santri kesayangan KH. Maimoen Zubair.

Setelah menimba ilmu di Pondok Pesantren Al Anwar, Gus Baha melanjutkan pendidikannya ke beberapa pesantren ternama di Jawa Timur, seperti Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, dan Pondok Pesantren Sidogiri, Pasuruan.

Gaya Penyampaian Gus Baha?

Gus Baha memiliki gaya penyampaian yang unik dan khas. Beliau sering menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami, serta diselingi humor yang segar. Hal ini membuat ceramah-ceramah beliau tidak pernah membosankan dan selalu dinantikan.

Gus Baha, dengan gaya bicara yang khas, seringkali menyelipkan bahasa Jawa pesisir dalam ceramah-ceramahnya. Hal ini membuat pesan-pesan beliau terasa sangat dekat dan relevan dengan kehidupan masyarakat, khususnya di wilayah pesisir utara Jawa. Penggunaan bahasa lokal ini bukan hanya menjadi bukti bahwa Gus Baha sangat menghargai kearifan lokal dan berusaha menyampaikan ajaran agama dengan cara yang relevan dengan budaya masyarakat setempat, tetapi juga menjadi daya tarik tersendiri bagi saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun