Mohon tunggu...
siti maesaroh
siti maesaroh Mohon Tunggu... Perawat/Penulis/Digital Marketing

Penulis lepas, pengamat relasi, dan penggemar kisah cinta yang membumi. Menyuarakan realita lewat tulisan, dari pengalaman personal hingga fenomena sosial terkini. Menulis adalah caraku memahami dunia dan menyembuhkan luka

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Memahami Fenomena #Kaburajadulu

5 Oktober 2025   08:45 Diperbarui: 5 Oktober 2025   08:45 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Sprachschule Aktiv

Kabur Aja Dulu ke Jerman? Pahami Tantangan Sebelum Berangkat

Belajar dari pengalaman pribadi ikut program GTog Jerman---tidak sekadar mimpi, tapi butuh modal dan tekad kuat.

Belakangan ini media sosial kita ramai dengan tagar #kaburajadulu. Sebuah sindiran sekaligus harapan, di mana banyak anak muda Indonesia ingin mencari jalan keluar dari tekanan ekonomi dan sulitnya mendapatkan pekerjaan layak di dalam negeri.

Dan di antara sekian banyak negara tujuan, Jerman jadi primadona. Negara maju di Eropa ini seolah menawarkan segalanya: gaji lebih tinggi, jaminan sosial, sistem kerja yang profesional, hingga kesempatan tinggal di benua yang selama ini hanya bisa kita lihat lewat film dan media sosial.

Tidak heran, banyak anak muda yang berbondong-bondong mencari informasi tentang cara bisa berangkat ke sana. Program Ausbildung, Government to Government (GTog), au pair, sampai kerja kontrak jadi kata kunci yang paling sering dicari. Di permukaan, semuanya tampak mudah dan menjanjikan. Tapi benarkah begitu?

---

Mimpi yang Indah: Mengapa Jerman Jadi Tujuan Favorit

Jerman dianggap sebagai surga bagi pencari kerja asing. Ada beberapa alasan mengapa negeri ini jadi magnet bagi kaum muda Indonesia:

1. Kebutuhan Tenaga Kerja Tinggi

Populasi Jerman menua dengan cepat, sehingga banyak sektor kekurangan tenaga kerja, terutama di bidang kesehatan, teknik, dan industri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun