Mohon tunggu...
Pendekar Syair Berdarah
Pendekar Syair Berdarah Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Jancuker's, Penutur Basa Ngapak Tegalan, Cinta Wayang, Lebih Cinta Keluarga.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sintren dan Mistisnya, Kesenian Rakyat Paling Indonesia? (3)

19 Mei 2011   06:48 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:28 549
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sekilas kejadian mistis dalam pertunjukan sintren.

Sintren yang pernah saya lihat dikampung saya sendiri dimulai dari sehabis ibadah sholat isya sampai sekitar jam 10.00 WIB, menghadirkan fenomena-fenomena mistis yang kadang diluar nalar manusia.

Ada bodor yang bisa mengeluarkan kelelawar dari dalam mulutnya, bisa berjalan meniti diatas sebatang bambu, dan si sintren atau lais bisa menari diatas bokor/buyung (sejenis jembangan kecil untuk mengambil air).

Saya pernah mencoba memberikan baju seragam sekolah saya yang sangat kotor dan setelah dimasukan dalam kurungan bersama si sintren, dalam waktu sekejap baju seragam saya sudah bersih dan wangi seperti habis di laundry professional.

Atau pernah semua bodor dan sintren duduk bersila dan secara ajaib dari dalam kurungan secara ajaib muncul satu krat dan satu kardus utuh softdrink, lalu dibagi-bagikan ke penonton. Semua terjadi didepan mata.

Mistis, berlaku pada salah seorang sintren dikampungku bernama Harti, sejak dinobatkan sebagai sintren, gadis 12 tahun itu terlihat cantik sehingga banyak pemuda yang tertarik untuk menjadikanya istri semua bersaing, termasuk juragan-juragan yang sudah terbilang tua.

Konon, semakin berpendarnya aura kecantikan si penari sintren konon karena selama pertunujan sintren ia dirasuki roh Dewi Lanjar sari, sehingga terlihat cantik dan memikat. Juga dengan dirasuki roh Dewi Sulasih dewi pemikat siapapun pria yang melihat pasti ingin mencintainya.

Sintren dikampungku karangsari yang secara territorial masih masuk dalam pemangkuan kabupaten brebes, diadakan tiga tahun sekali, dan dari yang saya tahu dan sudah menjadi cerita turun temurun sintren biasanya selalu menikah dengan bodor pertama. Tapi tak selalu, pada penyelenggaraan sintren terakhir sekitar tahun 2004, sintren tak menikah dengan bodor yang pertama, meski mereka sudah saling cinta.

Setiap hari semakin banyak hal-hal mistis yang terjadi, dan pada malam terakhir yaitu malam ke 40 atau ke 35 tergantung berapa lama sintren dilaksanakan diadakan sesaji besar-besaran, ada tumpeng dan lauk pauk, tapi yang membuat beda dari sesaji ini adalah dimana sesaji dikumpulkan dan dissesuaikan berdasarkan syair nyanyian-nyanyian yang dinyanyikan selama pertunjukan sintren, misalnya saja jika lirik lagunya seperti ini :

“kembang boled… putri cina.. kopat ala kapit wong adang tapihe bolong…” (Ind. : Bunga ubi, putri cina, tanganya seperti menari kala ia berjalan seperti orang yang sedang menanak nasi kainya bolong), maka yang harus disajikan adalah bunga ubi, putri cina (biasanya anak gadis cina yang di rias bak putri) dan kain ibu-ibu yang sudah bolong.

Kesimpulanya semua lirik-lirik lagu sintren yang dinyanyikan harus diwujudkan dalam bentuk sesaji pada saat hari terakhir. Semua sebagai perlambang terputusnya dunia ghaib dengan dunia manusia yang selama 40 hari saling berjalin dalam acara hiburan budaya sintren. Sejak saat itu pula semua pelaku/penari sintren sudah terbebas dari pengaruh roh atau sang damyang atau Sing Baurekso.

Percaya atau tidak mendekati hari terakhir atau sekitar H-5 sebelum masa berakhir biasanya hujan sudah mulai turun, apabila hujan turun maka acara sintren yang biasanya dilaksanakan tanah lapang atau rumah penduduk yang berhalaman luas akan dipindahkan kerumah pini sepuh atau tetua adat.

Dibalik kontroversi yang berkembang pada sebagian masyarakat bahwa kesenian sintren bertentangan dengan akidah islam. Tapi, tetap sintren adalah seni kebudayaan warisan nenek moyang yang luhur dan sebagai penerus kita wajib menjaganya dan mempelajarinya.

Toh, kalau diturut dari asal muasal akar cerita kesenian sintren ini adalah sebagai bentuk cerita abadinya cinta dua orang insan yang tak berhenti pada saat hidup saja, tapi cinta sejati adalah bentuk peribadahan yang akan mendapat tempat disisi Tuhan apabila dijalani dengan sungguh-sungguh dan penuh.

Tulisan Sebelumnya :

1.Sintren dan Mistisnya, Kesenian Rakyat Paling Indonesia? (1)

2.Sintren dan Mistisnya, Kesenian Rakyat Paling Indonesia? (2)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun