Mohon tunggu...
Politik Artikel Utama

Lebih Baik Diktatorkah atau Demokrasi?

11 April 2015   13:50 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:15 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Membangun sebuah bangsa diperlukan waktu yang tidak hanya sebentar,tetapi dapat berabad-abad lamanya seperti Indonesia yang membutuhkan waktutiga setengah abad untuk menyatakan merdeka. Waktu yang sangat lama yang sudah berganti-ganti generasi berkali-kali. Dan akhirnya 17 Agustus 1945 sebagai titik awal bagi bangsa Indonesia menyongsong kehidupan baru. Sejarah panjang perjalan Indonesiapun banyak diwarnai kontroversi yang mungkin sampai sekarang belum terkuak dalang-dalang dibalik kontrovesi-kontroversi yang ada tersebut.

Dimasa rezim orde baru dimana masa kediktatoran Soeharto yang sangat berkuasa, pada masa ini banyak terjadi kasus penculikan terhadap para aktitis, kebebasan para intelektual dibatasi oleh rezim sehingga pada rezim ini diisi oleh orang-orang yang tidak kritis sedangkan yang kritis dipenjarakan. Pada saat itu juga siapa saja yang mengritisi presiden akan langsung dihilangkan atau bahkan sampai dibunuh dan jasadnyapun sampai sekarang masih ada yang belum ditemukan. Banyaknya nyawa yang hilang pada saat itu, mereka-mereka tidak tahu apa-apa hanya dijadikan kekejaman oleh rezim yang berkuasa.

Orde baru mempunyai kebijakan masa mengambang, masa dimana partai yang tidak berideologi selain pancasila atau asas tunggal hanya akan dapat sampai pada pemerintahan kabupaten tidak sampai nasional dalam memberikan suaranya.Dikampus dijadikan sebagai tempat KKN dan BKK, tidak boleh ada kegiatan politik seberti diskusi dan mimbar bebas, hanya dijadikan untuk tempat belajar dan penelitian. Disisi lainpun pada masa orde baru ini dilihat dari segi ekonomi kebutuhan rakyat tercukupi, harga-harga kebutuhan dapat terjangkau dan rakyat merasakan adanya kesejahteraan.

Bandingkan dengan zaman reformasi yang demokrasi ini rakyat diberi kekebasan untuk ikut terlibat dalam pemerintahan, diberi kebebasan untuk menyatakan pendapat dan kebebasan lainya yang tidak didapatkan selama masa orde baru, rakyat tidak merasa tertekan lagi. Namun dengan adanya kebebasan tersebut ada sebuah catatan yang menarik, dimana kehidupan sekarang kurang atau bahkan tidak membawa kesejahteraan bagi rakyat. Kesejahteraan hanya dirasakam oleh para petinggi-petinggi negara dan golongan elit saja.

Saat ini kebutuhan sulit tercukupi dengan harga yang semakin mahal, lapangan pekerjaan yang semakin lama semakin berkurang. Lalu dengan demikian mungkinkan di Indonesia menggabungkan antara kediktatoran dan demokrasi ? dengan kediktatoran yang dilakukan oleh pemenimpin sehingga pemimpin dapat memberikan keputusan-keputusan yang tegas disamping diberi masukan oleh rakyatnya melalui lembaga perwakilan sehingga diharapkan pemimpin tidak tergoyahkan dalam memutuskan keputusan yang tidak sesuai dengan aspirasi atau masukan rakyat. Masukan-masukan dari para oknum-oknum yang berkepentingan untuk kepentingannya sendiri tidak akan didengar, karena pemimpin hanya mau medengarkan suara rakyatnya saja. 


Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun