Mohon tunggu...
Siska Utari Swastika
Siska Utari Swastika Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang

Assalamu'alaikum teman online

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kondisi Ekspor dan Impor di Indonesia

4 Juli 2021   20:50 Diperbarui: 4 Juli 2021   20:57 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pandemi Covid -19 yang masuk ke Indonesia pada tahun 2020 lalu hingga saat ini masih belum selesai dan belum ada cara untuk menghempaskannya. Yang mengakibatkan masyarakat Indonesia sulit dalam menjalankan kehidupan sehari -- hari dan tidak seperti kondisi sebelumnya yang bebas dimana saja dan kapan saja. Pandemi ini membuat masyarakat harus dibatasi kegiatan rutinitasnya seperti bekerja, jalan -- jalan, rekreasi, bahkan tempat ibadah pun ditutup ketika ada pembatasan. Yang dulu nya disebut PSBB, sekarang sudah berubah dengan sebutan PKKM yaitu Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat, yang secara tidak langsung membatasi aktivitas perekonomian di lingkungan masyarakat. Dan juga dalam perekonomian Indonesia pun juga ikut mengalami penurunan yang sangat tidak seimbang. Dalam aspek global maupun nasional, kondisi ini sangat berbanding terbalik dengan sebelum adanya pandemi ini, yang pada intinya corona bisa menyulap kehidupan masyarakat Indonesia.

Ya memang kita tidak bisa menghindari pandemi ini karena juga sudah takdir dari yang Maha Kuasa. Kita tidak dapat mengira bahwa keadaan ekonomi Indonesia saat ini kurang stabil. Bahkan di berbagai sektor perekonomian sangat minus dan terbatas karena adanya pembatasan tadi. Pembatasan ini mengubah aktivitas ekonomi dan daya beli masyarakat menjadi kurang produktif bahkan mrngalami penurunan pada profit. Dari data BPS dapat dilihat bahwa nilai impor Indonesia pada bulan April 2021 mencapai US$ 16,29 miliar. Nilai itu turun 2,98% dibandingkan pada bulan Maret 2021, tetapi nilai tersebut naik 29,93% dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu pada bulan April 2020. Menurut golongan penggunaan barang, nilai impor bulan Januari sampai bulan April 2021 terhadap periode yang sama tahun sebelumnya terjadi peningkatan pada barang konsumsi US$ 912,3 juta (18,87%), bahan baku US$ 6.153,5 juta(15,76%), dan barang modal US$ 898,9 juta (11,49%).

Kondisi ini menyebabkan kegiatan perekonomian baik ekspor maupun impor di Indonesia mengalami penurunan dalam produksinya dan banyak buruh atau karyawan yang di PHK, dan itu sangat berdampak pada pengangguran di Indonesia yang semakin membludak. Nasib ini tidak dirasakan oleh negara kita Indonesia saja, bahkan negara lainnya bahkan seluruh dunia merasakan dampak akibat adanya pandemi ini. Yang mengakibatkan perusahaan mengalami kesulitan dalam memeperoleh bahan baku, dan harganya pun menjadi naik secara drastis. Maka dari itu, perusahaan mengurangi produksinya dan sumberr daya manusianya.

Menurut  Ketua Umum Asosiasi Eksportir Sayur dan Buah Indonesia (AESBI), Hasan Johnny Widjaja, sejak adanya pandemi  Virus Corona, pembeli di China langsung menghentikan pembelian. Bahkan sudah mengirim barang di kapal, tetapi di tengah perjalanan terjadi pembatalan. Tidak hanya itu, produk yang di ekspor Indonesia ke China pun juga ikut menurun. Dengan seperti itu, China bakal mengurangi jumlah permintaannya. Dengan adanya larangan impor, diharapkan dapat mengantisipasi penyebaran Covid-19 ini. Pandemi ini semakin hari semakin melebar penyeebarannya yang mengakibatkan pemerintah lebih tanggap menghadapi dampak yang terjadi. Pertumbuhan ekonomi sangatlah dipengaruhi oleh sektor konsumsi yang dimana pemerintah juga harus melakukan percepatan belaja kementrian.

Usaha yang dilakukan pemerintah agar kegiatan ekspor dan impor dapat lagi produktif di Indonesia tidak berhenti samapi disini. Kementrian Perdagangan terus melakukan upaya peningkatan kegiatan pasar ekspor produk pangan dengan tujuan mempermudah dan mempercepat layanan penerbitan Surat Keterrangan Asal (SKA) barang ekspor melalui penerapan affixed signature dan stamp. Kemudian juga diterapkan auto autentikasi perizinan ekspor dan impor bagi para bedagang yang mempunyai reputasi, peningkatan dan percepatan layanan ekpor dan impor serta melakukan pengawasan melalui Ekosistem Logistik Nasional (National Logistic Ecosystem/NLE). Adapun kebijakan lainnya yang dilakukan yaitu dengan menumbuhkan fasilitas dan pelayanan informasi komunikasi, promosi serta kesepakatan berdagang ekspor.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun