Mohon tunggu...
Siska Melinda
Siska Melinda Mohon Tunggu... Freelancer - Pelajar SMAN 1 PADALARANG

Ig : siskamelinda02

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Air Mata dalam Duka

20 September 2019   10:32 Diperbarui: 20 September 2019   13:00 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"bibi nyesel tadi pergi ke kampus kalo tahu jadinya gini bibi gaakan pergi" ucapnya terisak-isak, mendengar itu aku sangat sedih apa lagi sekarang bibiku sudah masuk semester 8 yang sebentar lagi akan wisuda.

Waktunya pemakaman pun tiba aku bersama saudara-saudara yang lain mengantarkannya sampai peristirahatan terakhir dan kembali air mataku tidak tertahan lagi semakin aku tahan air mata ini semakin deras keluar. Bibiku tidak ikut mengantarkan sampai kepemakaman karena sudah beberapa kali dia pingsan jadi Ibuku menyarankannya untuk tidak ikut kepemakaman.

Akhirnya segala proses pemakaman pun telah usai sekarang tetangga-terannga mulai berhamburan pergi kembali ke rumahnya masing-masing. Tapi Bibiku masih saja menangis karena belum terima atas kepergian Ibunya sebenarnya bukan dia saja yang merasa kehilangan tapi kita semua juga merasakan kehilangan. Tepat malam harinya Bibiku selalu berucap ;

"ma..ma...mama.." Bibi merasa bahwa Ibunya masih ada dan Bibiku juga selalu menunjuk ke tempat-tempat yang menjadi tempat favorit Nenek dirumah dan selalu mengatakan bahwa Nenek ada di tempat itu. Satu hari setelah kepergian Nenek kami mengadakan tahlilan (yaitu tradisi pengajian yang dilakukan ketika orang sudah meninggal) tahlilan ini diadakan hingga hari ke tujuh.

Telah satu minggu Nenek pergi untuk selamanya tapi Bibiku masih terlarut-larut dalam kesedihan  atas kepergian Ibunya Bibi belum dapat menerima kenyataan. Bibiku selalu diberi pengertian oleh semua keluarga dan saudara bahwa Ibunya telah meninggal dan kita harus mengikhlaskannya karena semua yang bernyawa pasti akan mati. 

Awalnya saat diberi pengertian Bibiku tidak mau mendengarnya karena dia merasa belum membahagiakan Ibunya padahal sebentar lagi dia akan di wisuda, momen dimana seharusnya Ibunya melihatnya wisuda dan merasa bangga kepadanya, padahal selama ini kita selalu mengobrolkan nanti kalau Bibi akan di wisuda semuanya harus pada ikut jangan ada yang tidak ikut. Tapi kenyataannya Ibunya yang tidak ada di saat acara wisudanya karena telah pergi meninggalkan kita semua untuk selama-lamanya. 

Setelah kejadian ini Bibiku tidak mau untuk melanjutkan kuliahnya lagi tapi semua keluarga selalu memberikan pengertian bahwa walau Ibu tidak ada disini tapi dia pasti akan melihat kita dari atas sana dan akan merasa bangga kalau Anaknya cepat-cepat menyelesaikan kuliahnya karena ini adalah momen yang ditunggu-tunggu oleh Ibu dan Ayahnya yaitu ingin cepat melihat anaknya wisuda.

Akhirnya dengan diberi pengertian seperti itu membuat Bibiku semangat lagi untuk menjalankan kuliah karena tanggung sebentar lagi dia akan lulus.
Bibiku selalu semangat untuk kuliah kembali karena dia selalu ingat pesan bahwa Ibunya pasti akan bangga jika dia cepat-cepat menyelesaikan kuliahnya sebab ini adalah salah satu cita-citanya. Kini kita semua telah mengikhlaskan atas kepergiannya, kita semua kini telah kembali beraktivitas seperti semula.

5 bulan berlalu tepat tanggal 30 September 2018 akhirnya Bibiku telah menyelesaikan kuliahnya dan hari ini adalah hari dimana dia akan wisuda semua keluarga merasa bangga karena dia dapat menyelesaikan kuliahnya dengan mendapat nilai yang memuaskan yaitu dengan IPK 3,80. 

Aku percaya bahwa Ibunya akan sangat bangga kepada anaknya diatas sana, karena keinginannya selama ini untuk melihat ananknya wisuda terkabulkan, walau tidak dapat melihat secara langsung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun