Mohon tunggu...
Siska Melinda
Siska Melinda Mohon Tunggu... Freelancer - Pelajar SMAN 1 PADALARANG

Ig : siskamelinda02

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Air Mata dalam Duka

20 September 2019   10:32 Diperbarui: 20 September 2019   13:00 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Suara adzan mulai terdengar syahdu menandakan waktu sholat subuh tiba. Sang fajar terlihat naik pelan-pelan menerangi dunia. Udara dingin yang sejuk seakan menambah rasa syukur yang terdalam kepada Ilahi akan nikmat hidup yang diberikan-Nya. 

Pagi ini seperti biasa aku bersiap-siap untuk pergi ke sekolah tapi pagi yang cerah ini sangat bertolak belakang dengan suasana hatiku, karena aku mendapat kabar bahwa nenekku sedang sakit. 

Akhirnya sebelum aku berangkat sekolah aku menengoknya terlebih dahulu kebetuhan rumah nenekku tepat berada disamping rumahku. Saat aku aku menengoknya nenekku sedang bersiap-siap ditemani oleh Bibiku sebelum dia pergi berangkat kuliah, aku merasa heran mau pergi kemana nenek. Akhirnya akupun bertanya ;

 "loh nek mau kemana bukannya nenek sedang sakit?" tanyaku padanya. 

"Iya Nenek mau pergi berobat badan nenek rasanya gaenak" jawab nenek. "Kamu kenapa belum pergi sekolah inikan sudah siang" ucapnya lagi. 

"Iya tadi mau berangkat tapi katanya nenek sedang sakit jadi aku mau tengok nenek dulu baru pergi ke sekolah" jawabku padanya. 

"Yaudah kan sekarang kamu sudah tengok nenek sekarang berangkat ke sekolah takutnya nanti telat" ucapnya padaku. 

"Ya sudah aku pergi ke sekolah ya nek, Assalamualaikum" ucap salamku padanya.

Akhirnya aku pergi ke sekolah Bersama Ayahku, entah kenapa perasaanku tidak enak seperti akan terjadi sesuatu tapi aku berusaha positif thinking. 30 menit kemudian aku telah sampai di sekolah, seperti biasa sesampainya di kelas aku menyapa teman-temanku. 

Bel masuk pun terdengar menandakan waktunya pembelajaran di mulai. 3 jam telah berlalu sehingga tidak terasa kini telah masuk di mata pelajaran terakhir yaitu Bahasa inggris dan itu artinya hari ini akan dites bernyanyi perkelompok, tapi dari jam pelajaran pertama perasaanku tidak tenang. 

Satu persatu kelompok tampil kedepan dan kini tiba giliran kelompokku aku dan teman-temanku pun ke depan  kita akan menyanyikan lagu "Imagination" dari Shawn Mendes. 

Tepat kita selesai menyanyi bel pulang pun terdengar menandakan pelajaran hari ini telah usai, karena hari ini hari Jum'at maka yang perempuan harus menunggu yang laki-laki beres jum'atan  tidak boleh pulang terlebih dahulu jadi yang perempuan ada kegiatan keputrian. 

Di saat aku mengecek Handphone takutnya ada informasi sesuatu ternyata Handphoneku Lowbat jadi aku tidak bisa melihat jika ada pesan yang masuk. Waktupun berlalu jum'atan telah selesai dan waktunya pulang. Aku pulang bersama dengan teman-teman menaiki angkutan umum, 30 menit berlalu aku tiba di depan gang tepat jalan masuk ke rumahku. 

Di depan gang itu banyak sekali tetangga yang berkumpul dan akupun hanya tersenyum kepada mereka, sekelebat aku mendengar mereka bicara ;

"Kok nenek meninggal masih bisa tertawa-tawa" aku tidak mengerti maksudnya mereka apa aku pun terus berjalan masuk ke gang itu. Sesampainya di depan rumah aku melihat banyak orang aku heran mengapa semua saudara-saudara ada disini termasuk saudara jauh ditambah lagi dengan muka mereka yang terlihat sedih. Aku terus berjalan menghampiri mereka, disaat aku berjalan ada tangan yang merangkulku ternyata dia adalah Ayahku kebingunganku semakin bertambah 

"Ada apa ini mengapa semuanya terlihat begitu sedih" bathinku bertanya. Ayah langsung memelukku erat, secara perlahan-lahan Ayah memberi tahu bahwa nenekku telah tiada aku disitu terdiam tidak dapat mencerna omongan ayahku. "Nenek sudah pergi meninggalkan kita untuk selama-lamanya" ucap ayah melihat keherananku. 

Secara perlahan air mataku keluar  tak tertahan lagi aku tidak percaya bahwa orang yang sangat berarti dalam hidupku orang yang selalu memberikan nasihat-nasihat kepadaku telah pergi untuk selama-lamanya air mataku terus menetes hatiku terasa sakit mendengar kabar ini tapi aku belum percaya kalau aku belum melihat langsung.

Ayah mengantarkanku ke suatu tempat seperti tempat pemandian, awalnya aku heran kenapa aku dibawa kesini karena aku masih belum percaya kalau nenekku telah meninggal karena baru tadi pagi aku masih mengobrol dengannya.

Jika benar nenekku meninggal berarti tadi adalah salam terakhirku padanya, dan benar setelah aku masuk ternyata nenekku yang ada didalam dan akupun baru percaya bahwa nenek benar-benar telah meninggalkanku untuk selama-lamanya tepat pada tanggal 6 April 2018 aku sangat ingat dengan tanggalnya. 

Melihat nenek yang sedang dimandikan aku langsung menangis menjerit melihatnya, belum lagi aku melihat Ibuku yang matanya sangat amat sembab aku dapat merasakan bagaimana sedihnya Ibu, aku langsung memeluknya kita sama-sama menagis dalam pelukan. Ibuku menyuruhku masuk kedalam rumah untuk menenangkan bibiku ya dia adalah anak dari Nenekku. 

Di saat aku masuk aku melihat Bibiku tengah menangis melihat dia sangat sedih air mataku kembali mengalir karena siapa sih yang tidak sedih jika ditinggalkan oleh orang tersayang, akupun menghampirinya

 "Bi....bi...bibii..." ucapku memanggilnya terbata-bata mendengar suaraku dia langsung melihatku dan langsung memelukku kita sama-sama menangis dan Bibiku berkata kepadaku ;

"bibi nyesel tadi pergi ke kampus kalo tahu jadinya gini bibi gaakan pergi" ucapnya terisak-isak, mendengar itu aku sangat sedih apa lagi sekarang bibiku sudah masuk semester 8 yang sebentar lagi akan wisuda.

Waktunya pemakaman pun tiba aku bersama saudara-saudara yang lain mengantarkannya sampai peristirahatan terakhir dan kembali air mataku tidak tertahan lagi semakin aku tahan air mata ini semakin deras keluar. Bibiku tidak ikut mengantarkan sampai kepemakaman karena sudah beberapa kali dia pingsan jadi Ibuku menyarankannya untuk tidak ikut kepemakaman.

Akhirnya segala proses pemakaman pun telah usai sekarang tetangga-terannga mulai berhamburan pergi kembali ke rumahnya masing-masing. Tapi Bibiku masih saja menangis karena belum terima atas kepergian Ibunya sebenarnya bukan dia saja yang merasa kehilangan tapi kita semua juga merasakan kehilangan. Tepat malam harinya Bibiku selalu berucap ;

"ma..ma...mama.." Bibi merasa bahwa Ibunya masih ada dan Bibiku juga selalu menunjuk ke tempat-tempat yang menjadi tempat favorit Nenek dirumah dan selalu mengatakan bahwa Nenek ada di tempat itu. Satu hari setelah kepergian Nenek kami mengadakan tahlilan (yaitu tradisi pengajian yang dilakukan ketika orang sudah meninggal) tahlilan ini diadakan hingga hari ke tujuh.

Telah satu minggu Nenek pergi untuk selamanya tapi Bibiku masih terlarut-larut dalam kesedihan  atas kepergian Ibunya Bibi belum dapat menerima kenyataan. Bibiku selalu diberi pengertian oleh semua keluarga dan saudara bahwa Ibunya telah meninggal dan kita harus mengikhlaskannya karena semua yang bernyawa pasti akan mati. 

Awalnya saat diberi pengertian Bibiku tidak mau mendengarnya karena dia merasa belum membahagiakan Ibunya padahal sebentar lagi dia akan di wisuda, momen dimana seharusnya Ibunya melihatnya wisuda dan merasa bangga kepadanya, padahal selama ini kita selalu mengobrolkan nanti kalau Bibi akan di wisuda semuanya harus pada ikut jangan ada yang tidak ikut. Tapi kenyataannya Ibunya yang tidak ada di saat acara wisudanya karena telah pergi meninggalkan kita semua untuk selama-lamanya. 

Setelah kejadian ini Bibiku tidak mau untuk melanjutkan kuliahnya lagi tapi semua keluarga selalu memberikan pengertian bahwa walau Ibu tidak ada disini tapi dia pasti akan melihat kita dari atas sana dan akan merasa bangga kalau Anaknya cepat-cepat menyelesaikan kuliahnya karena ini adalah momen yang ditunggu-tunggu oleh Ibu dan Ayahnya yaitu ingin cepat melihat anaknya wisuda.

Akhirnya dengan diberi pengertian seperti itu membuat Bibiku semangat lagi untuk menjalankan kuliah karena tanggung sebentar lagi dia akan lulus.
Bibiku selalu semangat untuk kuliah kembali karena dia selalu ingat pesan bahwa Ibunya pasti akan bangga jika dia cepat-cepat menyelesaikan kuliahnya sebab ini adalah salah satu cita-citanya. Kini kita semua telah mengikhlaskan atas kepergiannya, kita semua kini telah kembali beraktivitas seperti semula.

5 bulan berlalu tepat tanggal 30 September 2018 akhirnya Bibiku telah menyelesaikan kuliahnya dan hari ini adalah hari dimana dia akan wisuda semua keluarga merasa bangga karena dia dapat menyelesaikan kuliahnya dengan mendapat nilai yang memuaskan yaitu dengan IPK 3,80. 

Aku percaya bahwa Ibunya akan sangat bangga kepada anaknya diatas sana, karena keinginannya selama ini untuk melihat ananknya wisuda terkabulkan, walau tidak dapat melihat secara langsung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun