Gao membuat kopi itu ke tempat sampah di depan sang kurir dan memberikan rating buruk kepada sang kurir. Tak lupa juga dengan ucapan verbal yang tidak pantas Gao ucapkan pada seorang kurir makanan yang tidak bedosa.
Gao berusaha menutupi kejadian ini kepada keluarganya. Ia tetap berangkat pagi agar tidak dicurigai oleh keluarganya. Minimalnya, anggota keluarga tidak ikut pusing atau khawatir perihal keuangan.
Lambat laun semuanya terbongkar. Dimulai dari cicilan yang tak kunjung dibayarkan. Anggota keluarga pun menjadi tahu bahwa kini Gao tidak memiliki penghasilan.
Gao memutar otak untuk dapat menghasilkan uang. Ia mencoba melamar ke perusahaan-perusahaan dengan pengaman yang ia miliki. Sayangnya, begitu sulit baginya untuk mendapatkan pekerjaan. Mengingat usianya tidak muda lagi, sekitar 40 tahunan. Perusahaan lebih mencari pekerja yang berusia muda.
Tidak disengaja, Gao menguping perbincangan seorang kurir makanan yang sedang melakukan live di media sosialnya. Sang kurir yang masih berusia muda itu mencari tambahan uang melalui media sosial. Ia menyebutkan penghasilannya selama menjadi kurir.Â
Tergiur dengan informasi tersebut, Gao pun melamar menjadi kurir makanan. Namun ternyata tidak mudah seperti yang dibayangkan. Nasibnya bergantung pada rating pembeli jumlah orderan yang dia ambil.Â
Film Upstream seolah ingin menggambarkan bahwa roda kehidupan itu berputar. Ada kalanya di atas, tetapi juga ada kalanya di bawah. Manusia harus siap dengan siklus hidup seperti itu. Karena memang sejatinya tidak selalu suka saja yang terjadi dalam hidup.
Seperti nasib buruk yang menimpa Gao. Tidak ada angin atau hujan, Gao dipecat dari pekerjaannya. Seperti mimpi buruk di siang hari. Secara tiba-tiba Gao mendapatkan ujian yang begitu berat baginya.
Namun karakter Gao mengajarkan penonton untuk tidak menyerah dengan keadaan. Gao tetap berusaha dan pantang menyerah. Ia berusaha melihat peluang dan memanfaatkan kesempatan dengan sebaik-baiknya.
Profesi sebagai kurir makanan begitu jarang disorot atau mendapatkan panggung untuk dianalisis secara mendalam. Lewat film ini, penonton diajak untuk merasakan pahit manisnya kehidupan sebagai kurir makanan. Sebuah profesi yang kadang dianggap remeh dan bahkan tidak dihargai oleh pengguna jasa antar makanan.