Mohon tunggu...
SISKA ARTATI
SISKA ARTATI Mohon Tunggu... Guru - Ibu rumah tangga, guru privat, dan penyuka buku

Bergabung sejak Oktober 2020. Antologi tahun 2023: 💗Gerimis Cinta Merdeka 💗Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Versi Buku Cetak 💗 Yang Terpilih Antologi tahun 2022: 💗Kisah Inspiratif Melawan Keterbatasan Tanpa Batas. 💗 Buku Biru 💗Pandemi vs Everybody 💗 Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Ebook Karya Antologi 2020-2021: 💗Kutemukan CintaMU 💗 Aku Akademia, Aku Belajar, Aku Cerita 💗150 Kompasianer Menulis Tjiptadinata Effendi 💗 Ruang Bernama Kenangan 💗 Biduk Asa Kayuh Cita 💗 55 Cerita Islami Terbaik Untuk Anak. 💗Syair Syiar Akademia. Penulis bisa ditemui di akun IG: @siskaartati

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Obrolan Jelang Subuh

9 September 2022   11:32 Diperbarui: 9 September 2022   17:57 618
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar: https://id.quora.com/Apakah-kamu-pernah-memasak-dengan-selain-kompor-gas-kompor-minyak-tungku-dll

“Karena Emak adalah seorang Istri yang pengen dapat ridho dari suami. Emak pengen dapat pahala agar selamat dunia dan akhirat karena ridho dari abahmu. Karena Emak mencintai Abahmu, mana mungkin Emak tega menyuruh Abah melakukan semuanya," emak terkekeh.

"Jika Abahmu orang berada,  mungkin pembantu bisa jadi solusi. Seperti keluarga calon istrimu itu, kan. Tapi jika belum ada, ini adalah ladang pahala untuk Emak. Kan Emak juga pengen dong, dapat pahala dari jalan taat dan membantu suami mengerjakan urusan rumah tangga," Emak menyetil pipi Hadi yang hanya diam terpesona.

“Kamu pernah mendengar cerita Fatimah, Le? Yang meminta pembantu kepada Ayahnya, Nabi SAW, yang tangannya lebam menumbuk tepung? Tapi Nabi tidak mengabulkan permintaannya."

Hadi menggangguk perlahan.

"Atau pernah dengar juga saat Umar bin Khatab diomeli Istrinya?"

Pemuda itu tersenyum mengiyakan.

"Umar diam saja, kan? Karena beliau tahu betul bahwa wanita kecintaannya sudah melakukan berbagai macam tugas yang sebenarnya itu bukanlah tugas si Istri.”

"Nggeh, Mak."

Pemuda bagus itu mulai paham.

“Jadi, laki-Laki selama ini salah sangka ya, Mak? Seharusnya setiap lelaki berterimakasih pada kstrinya. Lebih sayang dan menghormati jerih payah Istri.”

Emak tersenyum, mencium kening anak semata wayangnya. Ia beranjak mendekati tungku, meniup kayu bakar agar kembali menyala terang untuk masakan berikutnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun