(8) sebenarnya aku ingin menuliskannya sejak lama ke kamu. Tapi koknya males terus, apa lagi tetap saja seperti ada rasa trauma, nih. Jika mengingat zaman saat itu. Traumaku itu ketika bertemu dokter, kemudian ngobrol tentang hasil lab, itu berdebarnya luar biasa deh.
(9) Aku malah menangis lagi, Re! Coba ya, dirimu ada di sebelahku saat inu, bisa pelukan, menangisbtersedu sekalian bersandar padamu sepuasnya, hehehe. Tehku dah habis, nih. Dari tadi kuminum, bersamaan dengan cabut tisu.
(10) Sudah ah, nanti
(11) aku nih mudah sedih tapinya mudah ceria lagi, Re! Dirimu sudah tahu watakku, kan.
(12) diberi
(13) supaya pada bener hidupnya, bisa mengingatkan keyika mereka melenceng, malas, membandel. Selain itu, aku sendiri juga ingin menambah bekal untuk akhirat. Mohon saling mendoakan ya, Re!
(14) Ya, sudah, Sekian dulu suratku
(15) Sungguh rindu sekali padamu.