Mohon tunggu...
SISKA ARTATI
SISKA ARTATI Mohon Tunggu... Guru - Ibu rumah tangga, guru privat, dan penyuka buku

Bergabung sejak Oktober 2020. Antologi tahun 2023: 💗Gerimis Cinta Merdeka 💗Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Versi Buku Cetak 💗 Yang Terpilih Antologi tahun 2022: 💗Kisah Inspiratif Melawan Keterbatasan Tanpa Batas. 💗 Buku Biru 💗Pandemi vs Everybody 💗 Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Ebook Karya Antologi 2020-2021: 💗Kutemukan CintaMU 💗 Aku Akademia, Aku Belajar, Aku Cerita 💗150 Kompasianer Menulis Tjiptadinata Effendi 💗 Ruang Bernama Kenangan 💗 Biduk Asa Kayuh Cita 💗 55 Cerita Islami Terbaik Untuk Anak. 💗Syair Syiar Akademia. Penulis bisa ditemui di akun IG: @siskaartati

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sesurga, Sekeluarga: Tipe Seperti Apakah Kita sebagai Orangtua?

24 November 2020   09:30 Diperbarui: 24 November 2020   09:37 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar (sumber: griyaalquran.id)

Alhamdulillaah, pada Hari Sabtu (21/11) lalu, saya berkesempatan mengikuti Kajian Parenting Online melalui zoom meeting yang diadakan oleh sekolah dimana anak saya mengikuti pendidikan lanjutan tingkat pertama. Mengambil tema tentang Memahami Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) dan Survei Karakter (SK), Sinergi Guru dan Orang Tua Mendidik Anak Berkarakter dengan Kompetensi Abad 21.

Dalam pemaparan pengantar yang disampaikan oleh Ibu Irmayanti, M.Pd (Trainer di Lembaga Manajemen Training Trustco di Samarinda dan Ketua Bidang Mutu Jaringan Sekolah Islam Terpadu Kalimantan Timur), saya tergugah dengan tausiyah yang diberikan beliau tentang pendidikan anak yang diberikan oleh orangtua.

Tipe orangtua seperti apakah kita?

Dalam teori pendidikan, beliau sampaikan bahwa ada 3 lingkungan yang akan mempengaruhi pendidikan anak, yaitu dari keluarga, sekolah dan lingkungan sosialnya.

Ketika berbicara tentang keluarga, kita semua berharap bahwa doa-doa yang kita panjatkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala bisa terwujud. Doa yang kita pinta dengan terpeliharanya keluarga dari siksa api neraka. Jangan sampai yang masuk surga cuma ayah atau ibu saja. Tapi kalau bisa sesurga sekeluarga. Termasuk orang-orang yang mungkin tidak se-nasab dengan kita, yang tinggal satu rumah, seperti asisten rumah tangga, anak yatim asuhan kita dll.

Dalam QS. At-Tahrim ayat 6, Allah berfirman: 

"Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari siksa api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka, dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan."


Karena kita ingin masuk surga sekeluarga, maka sebagai orangtua tentu kita tidak akan membiarkan anak kita begitu saja dalam hal pendidikannya, tanpa memberikan nasehat dan bimbingan yang baik serta arahan dan contoh yang intensif. 

Apalagi di masa pandemi ini, anak-anak lebih banyak berada di rumah bersama kita. Selama sebelum pandemi, anak-anak bersekolah bersama dengan guru dan teman-temannya. Mereka-lah yang menyaksikan kegiatan hari-harinya, termasuk kegiatan beribadahnya.

Nah, dalam hal kegiatan ibadah, misalnya. Pada level orang tua biasa, ketika mendengar seruan adzan, biasanya ngasih tahu tuh ke anaknya, "Nak, sudah adzan, cepet sholat!"
Orang tua memberi tahu begitu saat melihat anak masih asyik aja main hape, atau nonton tivi, belum beranjak dari tempatnya.

Di atas level itu, maka orang tua yang baik akan menjelaskan, "Nak, sudah adzan. Allah memanggil kita, menyeru kita menuju kejayaan. Ayo, segera bergerak! Maukah kita menyambut kemenangan?"
Hal ini dilakukan agar anak paham akan makna seruan sholat dan mendirikannya.

Namun, orang tua yang bijak, tidak hanya sebatas memberi tahu dan menjelaskan saja. Lebih dari itu, di level ini orang tua juga meneladankan. Ia bergerak duluan untuk segera mengambil wudhu, mengajak anak bersegera melakukan hal yang sama. Tak cuma menegur ketika anak belum beranjak, tapi memberikan contoh langsung dan mengajak melakukan sholat berjamaah.

Pada level yang lebih atas, orang tua yang cerdas itu bahkan menginspirasi. Kita sebagai orang tua harus pintar memanfaatkan waktu kebersamaan dengan anak, yang mana ada masa atau moment bersama mereka, dimanfaatkan untuk berdiskusi sebagai bagian dari pendidikan kepadanya.

Misalkan, saat ada kabar gempa melanda. Terdengar kabar orang-orang berlarian panik dari sebuah mall untuk menyelamatkan diri. Orang-orang bingung, tiba-tiba tanah bergerak, rumah bergeser. Allah memberikan kekuasan-Nya dengan memberikan tanda-tanda pada alam semesta. Dalam keadaan demikian, mereka berteriak meminta pertolongan dan menyebut-nyebut nama Allah, mengingat Allah.

Ketika kejadian itu viral melalui media, dan anak kita mengetahui berita tersebut dan menyaksikannya, kita bahas untuk memberikan nasehat dan pendidikan tentang peristiwa itu. 

"Nak, kalau memang beneran ada kejadian gempa, terus kita sedang jalan-jalan di mall seperti mereka,  penting bagi kita untuk selalu mengingat Allah. Jangan sampai jalan-jalannya nomer satu, sholatnya malah nomer kesekian. Makanya ketika terdengar adzan, bersegeralah melakukannya. Wudhu-nya dijaga, mukena dibawa. Ayo, sholat!

"Kalau sampai beneran kejadian gempa menimpa kita, yanh mestinya waktu sholat tapi masih aja jalan-jalan atau nongkrong, itu kejadiannya pada posisi kita lalai, Nak. Kita bisa su'ul khatimah jika Allah cabut nyawa kita saat seperti itu."

Dari contoh diskusi semacam itu, akan memberikan inspirasi kepada anak dan menjadi bekal pembimbingan bagaimana memaknai setiap kejadian disekitarnya sebagai bentuk pendidikan orang tua kepadanya.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala menuntun kita sebagaimana firman-Nya di QS. An-Nisaa ayat 9 : 

"Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar."


Demikianlah, kita sebagai orang tua harus senantiasa waspada agar keluarga kita sebagai unit masyarakat terkecil dapat melahirkan generasi yang rajin belajar, semangat bekerja, menegakkan ibadah dan baik serta lurus moralnya. Aamiin.

Salam hangat dari Kota Tepian Mahakam.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun