Mohon tunggu...
Susilawati
Susilawati Mohon Tunggu... Dosen - Penggiat Medsos. Sadar Berbangsa dan Bernegara. Jadilah pemersatu.

Penggiat Medsos. Sadar Berbangsa dan Bernegara. Jadilah pemersatu.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Mari Melihat Indonesia Saat Ini dengan Kacamata Objektif

3 Desember 2020   23:00 Diperbarui: 3 Desember 2020   23:01 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keamanan. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Pixelcreatures

Jika spirit kebersamaan dalam kehidupan berbangsa selalu mengiringi perjalanan bangsa Indonesia akan memunculkan kekompakan yang solid. Sebagai modal dasar kekuatan bangsa Indonesia dalam mengarungi bahtera kehidupan berbangsa sesuai keinginan para pendiri bangsa. Pernyataan bung Karno cukup sederhana namun perlu kesadaran tinggi  untuk bisa menjalankan amanah tersebut bahwa tantangan tersendiri dalam mempertahankan dan mengisi kemerdekaan Indonesia karena yang dihadapi adalah bangsa sendiri, sejatinya pernyataan tersebut tidak menyurutkan semangat anak bangsa di era modern ini, karena kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia terus mengalami peningkatan kualitas di era demokrasi dan teknologi informasi/digital otomatis dapat menjalani kehidupan yang lebih mudah dan semakin kokoh.

Namun akhir-akhir ini seringkali dirasakan  kericuhan di ruang publik nasional. Salah satunya tentang kepulangan seorang tokoh agama ke Indonesia beberapa hari lalu karena overstay di negara lain, harapannya dapat membawa kesejukan (tidak ada pilihan lain kecuali harus pulang ke Indonesia sebagai warga negara Indonesia). Kita semua paham bahwa makna dari beragama adalah munculnya sikap saling menghormati, saling menghargai, menjaga dan melindungi sesama dan bisa dirasakan di lingkungan masyarakat.

Terbukti peradaban kehidupan manusia di dunia hingga kini secara umum dapat tenang, damai, aman dampak dari agama sebagai penerang bagi perjalanan hidup manusia, agama apapun itu. Tapi entah mengapa dan dari mana ada segolongan masyarakat Indonesia yang selalu menganggap dirinya benar dan orang lain selalu salah sehingga mudah sekali marah jika mendengar hal yang berbeda dengan golongan tersebut akhirnya memicu kericuhan di ruang publik sehingga lingkungan sosial terganggu.

Jika setiap ada perbedaan dihadapi dengan cara persekusi (tindakkan memburu seseorang atau golongan tertentu yang dilakukan suatu pihak secara sewenang-wenang dan sistematis juga luas, beda dengan main hakim sendiri, Konfres YLBHI dengan koalisi anti persekusi) terhadap sesama anak bangsa (rumah orangtua dari Prof Mahfud MD oleh sekelompok orang), sebenarnya mereka ini siapa, dan dari bagian keluarga Indonesia yang mana? Telah mencampur adukan urusan negara dengan teror dan provokasi pribadi.

Jika merasa berbeda langsung melakukan tindakan spontan dan marah, lalu bagaimana dengan pihak lainnya yang juga menganggap kelompok tersebut berbeda dengan mereka yang dipersekusi? Jika mau menang sendiri tentu tidak berlaku lagi hukum di Indonesia dan itu artinya mereka menggunakan hukum sendiri, ini sangat berbahaya bagi stabilitas negara jika dibiarkan.

Sebagai salah seorang warga negara yang berasal asli dari kulture Indonesia yang hidup di tanah air Indonesia tentu merasa miris dan prihatin melihat hal seperti ini terus terjadi. Sehingga memunculkan pertanyaan besar,  apakah kejadian ini semua alamiah atau ada pihak yang memanfaatkan masyarakat untuk kepentingannya sendiri karena cara yang digunakan cukup sistematis dan masiv serta efektif dengan cara ini. Apalagi di masa wabah virus yang belum juga mereda, kesadaran untuk menerapkan disiplin protokol kesehatan covid-19 terabaikan oleh kedatangan sang tokoh menjadikan sia-sia upaya pemutusan rantai penyebaran virus selama hampir setahun ini yang sudah banyak memakan korban jiwa melayang dan ekonomi negara serta ekonomi rakyat terpuruk.

Jika diamati secara sederhana, harusnya seluruh warga negara Indonesia (WNI), paham bahwa setiap individu memiliki peran (kontribusi besar) dan tanggung jawab untuk menjaga lingkungan kehidupan berbangsa,  bukan semata menjadi tugas TNI dan Polri. Jika masyarakat sipil mampu mengendalikan diri, maka TNI dan Polri tidak perlu turun tangan langsung mengatasi keadaan, tapi jika sebaliknya maka TNI dan Polri terdepan menjaga dan melindungi kedaulatan negara, keutuhan wilayah dan keselamatan bangsa. Oleh karena itu setiap individu wajib hukumnya turut serta menjaga negaranya, salah satu cara yang paling mendasar adalah dengan tertib dan taat patuh pada hukum/aturan yang berlaku. Tidak selalu menuntut sesuatu kepada negara dengan alasan menegakkan keadilan. Dalam negara yang beragam sosial (Bhineka Tunggal Ika) seperti Indonesia yang dimaksud adil itu yang bagaimana? Karena negara selama dalam proses menjalankan amanah rakyat, bekerja keras selalu dalam koridor untuk mewujudkan kehidupan rakyat yang makmur sejahtera. Harus disadari bahwa butuh waktu dalam proses/bertahap untuk bisa sampai ke tujuan kecuali jika kesadaran seluruh rakyat muncul serta dapat menjalankan bidang giatnya masing-masing dengan baik dan mandiri.

Terbaik setiap individu fokus pada peningkatan kualitas diri, selain pola pikir yang positif dan terbuka menghadapi dinamika yang terus berkembang terbentuk, tetapi juga mental/karakter yang kokoh, konsisten dan komitmen. Saat mendapatkan  amanah bekerja pada pemerintahan sudah dapat bekerja dengan benar sesuai tupoksi, komitmen sebagai abdi negara bekerja dengan niat dan hati yang tulus untuk kebaikan negaranya, komitmen yang kuat untuk menunaikan tugas sebagaimana mestinya dan bertanggung jawab. Begitu juga sebagai guru, atlet, pembisnis, artis, pekerja partai, diplomat dan seterusnya maka akan lebih mudah mewujudkan kehidupan yang damai dan produktif.

Jika bisa konsisten fokus pada tupoksi masing-masing dan berupaya meningkatkan prestasi di bidang masing-masing, maka lebih mudah dan cepat proses perjalanan bangsa sampai ke tujuan. Bukan semata uang yang menjadi fokus utama walau uang diperlukan tapi terpenting dari semua itu adalah terbentuknya pribadi bangsa yang menjunjung tinggi moral dan adab. Pribadi yang bermoral dan beradab adalah pribadi yang tangguh dan tidak pernah takut menghadapi perubahan akibat dinamika yang memang tidak bisa dihindari. Selalu mampu mengatasi problem-problem yang muncul dari setiap masalah, dan dapat teratasi segera.

Kondisi Indonesia saat ini dirasakan, rakyat seperti kehilangan arah sehingga mudah sekali diprovokasi dan terpicu oleh hal-hal yang sifatnya menimbulkan konflik, padahal semua itu akan merugikan rakyat itu sendiri. Tegak berdiri kokoh saja belum negara Indonesia sudah dilemahkan sendiri oleh rakyatnya,  hilangnya kepercayaan diri yang kemungkinan diakibatkan tidak adanya lagi tokoh perekat pemersatu bangsa yang menjadi tumpuan, harapan, sandaran, handalan yang menenangkan hati bangsa Indonesia karena semua hal didasarkan pada konteks benar dan salah.

Kehidupan itu adalah masalah itu sendiri, saat masalah menghampiri tidak perlu dihindari dan disesali, asal bukan masalah yang sengaja dibuat terus menerus dan akhirnya melelahkan semua akibat ulah rakyatnya sendiri yang tidak pandai bersyukur telah dianugerahi bumi yang luas dengan sumber daya alam yang banyak tersedia, dapat menyokong kehidupan dan menjadi sebuah berkah bagi kehidupan rakyatnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun