Mohon tunggu...
Susilawati
Susilawati Mohon Tunggu... Dosen - Penggiat Medsos. Sadar Berbangsa dan Bernegara. Jadilah pemersatu.

Penggiat Medsos. Sadar Berbangsa dan Bernegara. Jadilah pemersatu.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Gempuran Covid-19 terhadap Pertahanan Negara

26 Maret 2020   09:00 Diperbarui: 27 Maret 2020   14:59 16719
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keamanan. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Pixelcreatures

Indonesia sebagai negara tropis yang besar dan berbentuk kepulauan memiliki keberagaman hayati dan etnis selain sebagai negara dengan penduduk terbesar keempat di dunia menjadikan Indonesia negara yang tidak bisa dipandang sebelah mata, dilihat dari sisi besar dan kuatnya potensi yang dapat terus dikembangkan dalam mendukung kekokohan dan stabilitas ipoleksosbudhankam

Tidak diduga dan diprediksi memasuki Tahun 2020 Indonesia menjadi sasaran penyebaran virus corona atau dengan bahasa lainnya disebut Covid-19, dimana virus ini awalnya bersumber dari suatu wilayah di negeri Cina yaitu Wuhan. Sebagian penduduknya terserang virus ini dan sebanyak 3070 orang meninggal (CNBC Indonesia) yang ditandai dengan munculnya demam, pilek, batuk kering dan sesak nafas. Virus ini utamanya menyasar pada usia tua atau rentan yang memiliki penyakit penyerta seperti diabetes, jantung, hipertensi dan lain-lain.

Virus yang tidak terlihat ini penyebarannya sangat cepat yaitu melalui kontak body dari orang ke orang, atau dari bersin yang menyentuh fisik orang lain. Hingga saat ini belum ditemukan obat/vaksin untuk membunuh Covid-19. Selain Wuhan, negara lain seperti Korea Selatan, Italy dan Iran juga sebagai negara dengan penduduk terbanyak terserang oleh Covid-19 (Harian resmi WHO).

Bagaimana dengan kondisi Indonesia saat ini, dengan semakin banyaknya korban berjatuhan, karena awalnya virus ini masuk ke Indonesia tidak dilihat sebagai hal yang serius tidak menjadi prioritas utama untuk dipersiapkan pencegahan dan penangananya sehingga hampir satu bulan tanpa tindakan apapun sejak awal sampai ke Indonesia  oleh Pemerintah, sehingga rakyat Indonesia juga tidak peduli. Semua berjalan biasa saja tidak mewaspadai kehadirannya dan akibatnya berjatuhan banyak korban meninggal sebelum disadari lebih jauh. 

Begitu banyak korban sakit saat ini berdampak pada tenaga medis yang terbatas dan sangat kewalahan pada menanganinya dan akhirnya satu persatu tenaga medis ikut menjadi korban terjangkiti Covid-19. Virus ini menghinggapi imunitas body orang yang rendah salah satunya akibat kelelahan dan stres. Tenaga medis yang capek serta stres terus bertambah karena menangani situasi luar biasa ini (lebih banyak pasien daripada tenaga medis).

Dilihat dari ideologi Bila masyarakat Indonesia memahami ideologi Pancasila dengan baik maka akan tertanam di konsep hidupnya bahwa komitmennya akan mengarahkan mereka pada ketenangan pada kondisi apapun dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Dlihat dari politik
Keadaan Indonesia saat ini benar2 dalam kondisi dilema diakibatkan menyebarnya Covid-19 dan belum ditemukan obatnya. Upaya yang dilakukan Pemerintah saat ini antara ingin melakukan lock down untuk memutus rantai penyebaran virus dengan cepat agar banyak masyarakat  terselamatkan atau tidak melakukan lock down karena masih mempertimbangkan sisi ekonomi yang berdampak lemahnya ekonomi negara. 

Lock down mudah dilakukan oleh negara yang secara ekonomi sangat baik kondisi ekonomi negaranya,  sehingga dalam kondisi lock down dapat tetap membantu ekonomi masyarakat. Harus dengan  pertimbangan matang untuk membuat keputusan ini agar minim dampak buruk bagi bangsa dan negara. 

Pilihan terbaik melihat kemampuan negara dari sisi penanganan dan biaya adalah self lock down bagi setiap orang. Kondisi seperti ini juga riskan ditumpangi oleh petualang2 politik yang menguntungkan mereka namun juga mengganggu stabilitas negara. Pemerintah harus teliti dan tegas untuk mengatasi situasi ini, karena situasi yang jelas berdampak kondusif.

Dilihat dari Ekonomi
Penyebaran Covid-19 yang belum ditemukan obatnya di sisi lain penyebarannya cepat dan berdampak pada jatuhnya korban meninggal pada orang yang positif corona. 

Utk mencegahnya Pemerintah harus membuat aturan tegas bagaimana menghindari atau menjauhi tempat2 keramaian seperti di mesjid, gereja, tempat ibadah lainnya, pasar, mal, giat2 kumpul masyarakat ditiadakan dan seterusnya apapun caranya. 

Akibat ekonomi tidak bergerak otomatis mengganggu ekonomi rakyat dan ekonomi negara karena semua berhenti berproduksi, setiap orang harus menyelamatkan diri sendiri utama dengan cara tidak keluar rumah (semua aktivitas dilakukan dari  rumah via digital). 

Situasi ini mengakibatkan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika tembus pada titik 16.000 /dollar Amerika (Bisnis com). Keadaan Ini sangat mengkhawatirkan mengganggu ekonomi negara bila tidak didukung oleh sikap masyarakat yang tenang namun terus waspada. 

Utk meminimalisir kondisi ini terus diupayakan untuk tidak dulu menabung, gunakan uang untuk memenuhi kebutuhan dengan cara melakukan pemesanan kebutuhan via digital dari rumah dan utamakan untuk konsumsi produk2 dalam negri agar ekonomi rakyat tetap jalan.

Dilihat dr sosial budaya
Penyebaran Covid-19 yang tidak terlihat dan penyebarannya sangat cepat berdampak pada panik sosial. Kepanikan ini bila tidak dikendalikan dengan baik maka akan menurunkan imunitas setiap orang dan semakin mudah dihinggapi virus ini. 

Selain Pemerintah terus berusaha mencari solusi serta jalan keluar yang baik dan tepat juga memerintahkan masyarakat untuk menghindari keramaian, tidak keluar rumah, jaga kebersihan diri minimal sering mencuci tangan dengan benar, tidak bersentuhan satu dengan lainnya, berjemur di sinar matahari, makanan dengan asupan gizi baik karena sudah banyak korban meninggal berjatuhan akibat Covid-19. 

Selain obat2an, alat test deteksi virus dari negara lain utk pencegahan, masker yang cukup tersedia sesuai kebutuhan, alat pengukur suhu tubuh, sarung tangan plastik serta pakaian lengkap untuk menghindari tenaga medis tertular oleh virus ini saat menangani korban positif corona. 

Dalam kondisi seperti ini pentingnya sinergi koordinasi yang baik antara para pembuat kebijakan di pusat maupun provinsi di seluruh wilayah Indonesia secara terus menerus, agar efisien efektif kinerjanya  berdampak pada masyarakat jadi lebih paham dan dapat mengikuti alur kerja pemerintah otomatis berdampak pada rasa patuh dan taat masyarakat pada kebijakan2 pemerintah otomatis sosial budaya masyarakat terkendali baik dan dapat meminimalisir dampak buruknya, karena virus ini tidak melihat siapa sasarannya.

Dilihat dr pertahanan keamanan
Dalam kondisi negara menghadapi serangan virus corona saat ini, dilihat dari sisi pertahananan keamanan Indonesia sangat riskan. Tidak semata pada  yang diserang oleh Covid-19 tetapi juga dampak dari kondisi itu semua dirasakan oleh tenaga medis yang terbatas dan rumah2 sakit yang memiliki jumlah kamar bagi pasien yang juga terbatas. situasi ini turut melemahkan keadaan negara yang dikuatirkan memicu kerusuhan akibat semua ingin dirawat secara normal di rumah sakit dan oleh tenaga medis yang semestinya. 

Slain itu dengan berhentinya kegiatan bisnis ekonomi mlemahkan ekonomi negara yang berdampak pada terpicunya situasi yang ricuh akibat masyarakat melakukan upaya menumpuk stok keperluan bahan kebutuhan pokok otomatis mengganggu ketersediaan di pasar bagi orang lain yang juga membutuhkan pada akhirnya memicu kerusuhan lebih besar dan akibatnya terjadi kepanikan di  masyarakat. 

Rupiah yg terus tergerus oleh dollar Amerika juga berdampak pada stabilitas ekonomi negara dan rakyat, semua tentunya mengganggu psikis masyarakat. 

Salah satu upaya yang sudah dilakukan pemerintah saat ini dengan menurunkan prajurit TNI-Polri turut serta membantu dan mengamankan kondisi ini dengan cara turut serta menangani korban positif corona di tempat2 yang sudah dialihfungsikan Pemerintah seperti wisma atlet dijadikan untuk penampungan korban terinfeksi Covid-19 dalam jumlah besar, kemudian sosialisasi ke masy untuk tidak berkumpul di ruang publik agar memutus mata rantai penyebaran virus, serta dipersiapkan untuk mengambil obat ke negara lain dan membawanya ke Indonesia. 

Yang paling urgent di antara semua itu adalah menyiapkan satu pulau terisolasi lengkap dengan rumah sakit, tenaga medis/relawan/TNI serta kuburan massal bagi korban meninggal, hal ini untuk meminimalisir penyebaran lebih luas ke masyarakat dan berdampak kepada psikis bangsa.

Bapak Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) beserta ketua Umum partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) fokus dalam kondisi luar biasa oleh penyebaran Covid-19 yang sulit terdeteksi dan belum ada obatnya ini mengajak seluruh elit tokoh bangsa untuk bersatu berpegangan tangan dalam mengatasi situasi ini. Dengam bersatunya elit tokoh bangsa, (tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda) maka akan lebih mudah untuk mendapatkn solusi yang tepat serta dapat dilaksanakan sebagai upaya penangkalan (pencegahan makin melebarnya penyebaran serta tindakan/antisipasi bagi korban virus corona). Utama saat ini yang dibutuhkan adalah sikap self lock down untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

Mengingat Indonesia memiliki jumlah penduduk yang besar utama di beberapa ibukota provinsi yang tentunya riskan menjadi pandemik. Total kasus yang terinfeksi corona di seluruh Indonesia sebesar 514 kasus dan  DKI menjadi salah satu wilayah pusat penyebaran Covid-19 terbesar, dari 267 kasus 50% dari total penyebaran corona di Indonesia. Orang terdeteksi positif corona meninggal 23 orang dari 38 kematian seluruh Indonesia (CNBC Indonesia).

Utamanya kepada seluruh masyarakat Indonesia agar patuh dan taat terhadap kebijakan Pemerintah dalam keadaan seperti ini harus bersatu melawan gempuran Covid-19. Serta tidak menganggap enteng kemunculannya dan terus waspada tapi tidak perlu panik.

Semoga virus ini segera berlalu dari bumi Indonesia dengan kesepakatan kita bersama mari kita putus mata rantai penyebaran virus ini dengan tetap di rumahh serta bila merasa ada tanda2 kemunculan selagi bisa isolasi diri di rumah sendiri adalah terbaik karena dalam waktu 14 hari bila tidak kontak dengan orang lain maka virus akan mati sendiri

Jakarta, 25 Maret 2020.
Dr.SusiLawati M.Si (Han).
Dept Pertahanan, DPP PD.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun