Tergambar raut wajah, melukis dengan rasa
Tak kala terenung kisahku bersamamu
Waktu demi waktu  telah panjang berlalu
Sudah lama ayah, waktu berjalan seiring langkahku
ku lupa pada embun merangsang kaku pada kulit ini
kulupa pada tatapan mentari  pagi menyematkan sinarnya
takkala gelap memenggal senja kulihat sesekali jauh disudut waktu
bagai bayangan desah nafas, kau selalu ada didalam hidupku.
Sembari aku menyeduh secangkir kopi, duduk dalam lamunan semu
Meraba suara parau dibalik wajah yang selalu ingin ku pandang
Sudah tertancap belati kerinduan untuk mu ayah......
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!