Mohon tunggu...
sisca wiryawan
sisca wiryawan Mohon Tunggu... Freelancer - A freelancer

just ordinary person

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Action Figure Menyatukan Cinta

22 Desember 2023   16:14 Diperbarui: 22 Desember 2023   16:19 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Transformers. Sumber gambar: actionfigurenow.com.

Vina mengamati  pria yang sedang duduk di depan jendela caf. Di hadapannya berserakkan action figure beetle transformer dan bumblebee beetle transformers. Pandangan pemuda itu terpaku pada action figurenya yang berada di atas meja. Ia sama sekali tak mempedulikan bubur ayam dan teh manis panasnya yang menjadi dingin.

Entah mengapa ada sesuatu pada Vina yang menarik perhatian pemuda itu. Gadis manis berpakaian gaun mini hitam putih bak cosplay itu menatap Ryan dan action figurenya dengan seksama. Sepertinya gadis itu juga menyukai action figure yang baru saja diordernya dari Action Figure Store.

Lihat saja matanya yang nyalang melihat
action figure beetle transformer dan bumblebee beetle transformers. Ia merasa bangga. Memang tak salah mengorder action figure ini dari Action Figure Store.

Tiba-tiba pemuda tampan itu menoleh pada Vina. Ia tersenyum manis. Lalu melambaikan tangannya.
Dengan berat hati, Vina pun menghampirinya.

"Ada yang dapat saya bantu?" Tanya Vina sopan. Bahkan, nada suara Vina pun sehalus beludru. Ia benar-benar tipe gadis ideal Ryan.  


Ryan terkekeh. Ia memamerkan senyumnya yang semanis madu. "Boleh tidak kenalan denganmu?"

Vina mengernyitkan keningnya. "Maaf, aturan perusahaan melarang para pegawai untuk berbuat di luar SOP?"

"Masa kenalan saja tak boleh? Kita kan tak berbuat hal yang melanggar hukum?" Desak Ryan. Ia pun mengulurkan tangan kanannya. "Namaku Ryan."

Dengan resah, Vina menyambut tangan tersebut. Ia pun berkata, "Vina. Sudah ya kenalannya? Saya masih banyak pekerjaan."

"Ach, kau ini seperti duduk di atas api saja. Temani aku sebentar di sini."

Vina mendesah. "Tak pantas pelayan duduk semeja dengan tamu."

Ryan tersenyum. "Sekarang kau sudah menjadi temanku. Aku hanya ingin membicarakan action figure bersamamu karena kulihat kau menatap koleksiku dengan intens. Kau juga menyukainya? Aku mengordernya di Action Figure Store."

Vina termangu sejenak. Ia tak menjawab pertanyaan Ryan. Ia malah menoleh dan memberi isyarat pada Kak Andri, Manajer yang bertugas saat ini. Apakah ia boleh duduk menemani tamu? Di luar dugaan Vina, Kak Andri malah mengacungkan jempol. Mungkin karena situasi masih lengang. Belum ada pelanggan selain Ryan yang memasuki cafe estetik ini.

"Apa kau juga memiliki hobby action figure sepertiku? Kebetulan aku ketua komunitas action figure se-Indonesia. Mungkin kau ingin bergabung?"

Vina menggelengkan kepala. "Aku hanya teringat pada seseorang yang tergila-gila action figure."

"Siapa?"

Vina mendesah. "Aku tak ingin membicarakannya."

Ryan mengeluarkan sehelai tiket dari tasnya. "Ini untukmu. Gratis. Aku akan senang sekali jika kau bisa datang ke event action figure akhir pekan ini."

"Mengapa kau memberikan tiket ini cuma-cuma?" Tanya Vina dengan pandangan mata curiga.

"Memangnya tak boleh?" Ujar Ryan dengan mata mengedip jenaka. "Anggaplah ini sebagai hadiah perkenalan kita."

"Mengapa kau melakukannya?" Ulang Vina sewaspada meerkat.

"Aku hanya ingin berbagi kebahagiaan. Kau tak bisa membohongiku bahwa kau tertarik action figure."

Ketika Vina hendak mengembalikan tiket event action figure, Ryan langsung menolaknya. "Kau harus datang. Kau harus melihat dan menilai sendiri seperti apa dunia action figure yang kucintai. Dan mengapa action figure berarti bagi seseorang yang berarti bagimu."

***

Vina melangkah ragu ke pusat keramaian di gedung Mall itu. Event action figure ini dipadati oleh berbagai usia. Tua muda semuanya bersatu dalam euforia kegembiraan.

Godzilla.Sumber gambar: actionfigurenow.com.
Godzilla.Sumber gambar: actionfigurenow.com.


Gapura depan merupakan styrofoam yang dibentuk action figure godzilla. Ach, sungguh menarik perhatian. Film godzilla merupakan film masa kanak-kanak Vina. Ia sangat menyukainya.

Vina belum melihat Ryan. Padahal ia sudah berdandan cantik untuk event istimewa ini. Seperti code dress event ini, ia pun berdandan ala Hermione Granger, tokoh penyihir perempuan dalam kisah Harry Potter karangan JK Rowling. Bahkan, ia pun menggunakan wig rambut berwarna brunette. Karena penampilannya yang menawan, sudah beberapa kali pengunjung event ini meminta foto bersama. Dengan senang hati, ia pun mengabulkan permintaan mereka.

Vina pun menghabiskan waktunya dengan berkeliling dan melihat-lihat aneka action figure yang dijajakan dalam stand-stand kecil.

DC. Sumber gambar: actionfigure.com.
DC. Sumber gambar: actionfigure.com.

Marvel.Sumber gambar: actionfigurenow.com.
Marvel.Sumber gambar: actionfigurenow.com.

Naruto.Sumber gambar: actionfigurenow.com.
Naruto.Sumber gambar: actionfigurenow.com.

Dragon Ball. Sumber gambar: actionfigurenow.com.
Dragon Ball. Sumber gambar: actionfigurenow.com.

.Ada berbagai action figure Marvel, DC, Transformers, Star Wars, Naruto, Dragon Ball, Godzilla, Harry Potter, Demon Slayer, dan lain-lain. Ini sungguh-sungguh surga bagi pecinta action figure. Bahkan, ada action figure Teenage Mutant NinjaTurtles.

Star Wars.Sumber gambar: actionfigurenow.com.
Star Wars.Sumber gambar: actionfigurenow.com.

Demon Slayer.Sumber gambar: actionfigurenow.com.
Demon Slayer.Sumber gambar: actionfigurenow.com.


Vina mengamati action figure Teenage Mutant Ninja Turtles berukuran 7 inci dengan penuh minat. Ia teringat Almarhum kakaknya yang sangat menyukai Teenage Mutant Ninja Turtles hingga sering mentraktirnya makan pizza karena Teenage Mutant Ninja Turtles sangat menyukai pizza.


Sumber gambar: actionfigurenow.com.
Sumber gambar: actionfigurenow.com.

"Berapa harganya jika membeli keempat Ninja Turtle?" Tanya suara bariton pemuda yang diam-diam menghantui mimpi Vina. Si pemuda menggunakan kostum Naruto. Ia pun memakai kalung name tag yang menandakan ia panitia event action figure ini.

"Dua ratus empat puluh empat USD. Diskon 30%. Jadi  harganya 170,8 USD, " ujar si pedagang berkacamata dengan sigap. "Ini cocok sekali untuk hadiah nona cantik ini."

"Seratus lima puluh USD," tawar Ryan.

Vina gelagapan. "Hey, tak perlu kau belikan aku hadiah. Kau kan sudah memberikan tiket event ini."

"Seratus tujuh puluh USD," tegas si penjual dengan mimik wajah senang. "Ditambah bonus balon cantik Harry Potter untuk kekasihmu."

"Deal."

Teenage Mutant Ninja Turtles.Sumber gambar: actionfigurenow.com.
Teenage Mutant Ninja Turtles.Sumber gambar: actionfigurenow.com.
Tanpa memedulikan ekspresi Vina yang bingung, transaksi action figure itu tetap berlangsung. Sembari bersiul-siul, si penjual membungkus keempat action figure dengan terampil.

Dengan riang, Ryan memberikan hadiahnya. Vina menerimanya dengan resah. "Ini terlampau mahal."

"Tak ada yang terlampau mahal untukmu. Anggaplah ini sebagai kenang-kenangan. Aku tahu kau akan merawatnya dengan baik."

Hati Vina yang sedingin es balok, langsung lumer. Ryan memang pemuda yang baik hati. Action figure Teenage Mutant Ninja Turtles diam-diam sangat berarti bagi Vina.  Dulu Frans, almarhum kakaknya yang meninggal dunia karena kanker lambung, sangat menyukai karakter tersebut.

Sekarang temani aku memilih action figure," ajak Ryan penuh semangat. Ia memang pemuda periang yang menguarkan energi positif.

Setelah mengelilingi setengah area event sembari disapa berbagai kenalan Ryan, kaki Vina terasa lemah. Tapi ia tak tega mengutarakan kepenatannya karena antusiasme di wajah Ryan yang secerah mentari.

"Bukankah kau sudah memiliki action figure karakter ini?" Tanya Vina heran.

"Tapi aku belum memiliki yang edisi ini. Aku memang sangat menyukai action figure beetle transformer dan bumblebee beetle transformers," ujar Ryan dengan mata berbinar penuh bintang.

Vina menghela napas. Tingkah Ryan persis anak kecil berusia 5 tahun yang dibiarkan menjelajah di toko permen.

"Aku akan membelikan kedua action figure transformers ini untukmu," ujar Vina penuh percaya diri.

Ryan tercekat. Masa gadis ini hendak membelikan hadiah? "Jangan! Aku sanggup membelinya kok."

Tanpa mempedulikan penolakan Ryan, Vina berkata tegas. "Tolong bungkus!"

Tiba-tiba Ryan memeluk Vina dan mengecup pipinya dengan lembut. "Terima kasih banyak, Sayang!"

Pipi Vina pun merona apel. Apakah ini namanya cinta? Action figure berperan menyatukan hati Vina dan Ryan...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun