Mohon tunggu...
Berliana Siregar
Berliana Siregar Mohon Tunggu... Penulis - Daulat Hati, tubuh dan Rasa

Do your job Pikirkan hal-hal ringan @@##Kreatiflah@!!!

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Program PKH, Mirip Mancing Mania ala Anak Saya

27 Februari 2019   12:56 Diperbarui: 27 Februari 2019   13:43 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri: Beri Pancingnya, jangan ikannya.

Dulu kegiatan memancing bagiku adalah kegiatan atau pekerjaan sia-sia. Anakku yang paling besar ternyata sangat suka mancing. Tidak hanya seminggu, bahkan beberapa hari.  Di kolam besar, galian lobang, bahkan parit kecil. Keseringan ikut dengannya membuatku mulai menikmati bahwa proses memancing memiliki banyak manfaat besar bagi keluarga kami.

Demikian dengan program PKH. Dulu aku sangat pesimis mendengar program PKH. Sepertinya tidak jauh beda dengan program penanggulangan kemiskinan sebelumnya. Tapi secara perlahan mulai sering mengamati, membaca dan mengikuti prosesnya. Beberapa teman adalah pekerja PKH. Kukenal tidak begitu dekat tetapi sering melihat sepak terjangnya di media sosial mereka.

Filosofi Program PKH persis sama dengan proses beri pancing jangan ikannya.

Memberi ikan akan berdampak pada :

Bantuan hanya sekedar hari ini. Tidak berkelanjutan.

Kemandirian tidak terbangun.

Kelezatan hanya sekejap, setelahnya sengsara membawa nikmat

Malas...........karena tidak perlu berusaha

Tidak ada perjuangan hidup

Menurut saya  PKH memberi pancing,bukan ikan

Antusiasme

Tiap hari, topik memancing adalah topik paling top membuat anakku sangat antusias.  Sama hal dengan Program Keluarga Harapan, dari namanya saja memberikan antusiasme. Kata Harapan mengandung diksi proses, kemajuan, perbaikan. Beda dengan misalnya sejenis Bantuan Tunai, Uang Cash, dan pengistilahan lain.

Kenapa antusiasme perlu dalam sebuah program/kegiatan. Dari situlah dasar mengindikasikan program itu benar-benar diminati, ditunggu dan selalu beradaptasi dengan perubahan.

Program PKH yang saya lihat banyak menyasar para perempuan menunjukkan antusiasme. Baik bagi penerima maupun agen. Foto-foto pertemuan terlihat semangat. Itulah namanya antusiasme.

https://www.facebook.com/photo.php?fbid=2139363636130147&set=pb.100001695933SUmber : 861.-2207520000.1551175309.&type=3&theater (fb Pinoth W). antusiasme ibu-ibu penerima manfaat
https://www.facebook.com/photo.php?fbid=2139363636130147&set=pb.100001695933SUmber : 861.-2207520000.1551175309.&type=3&theater (fb Pinoth W). antusiasme ibu-ibu penerima manfaat
Kesabaran akan berbuah bagus

Bagian terburuk dari proses memancing adalah menunggu............menunggu tanpa ada hasil. Ha...ha... Pertama ikut memancing dengan si sulungku, tak ada satu ekorpun ikan menyentuh umpan. Sampai kupertanyakan, jangan-jangan disitu tak ada ikan. Panas terik, banyak nyamuk, sepi, sungguh suatu proses penyiksaan. 

Begitu juga kulihat dengan program PKH. Pendamping harus sabar melayani. Penerima bantuan juga harus komitmen untuk terus memanfaatkan bantuan. Ada tahapan dalam proses pendampingan.  Pendamping sabar dan setia melakukan pertemuan, berdiskusi dengan para aktor yang bekerjasama dalam program PKH (petugas kesehatan, pendidikan, tokoh dan lain-lain). BAgi pendamping pasti ada proses berpanas-panas, nunggu peserta waktu mau diskusi, belum lagi penerima manfaat yang banyak cingkunek.....he..he.. Salah satu pendamping yang saya kenal berpanas-panas selama lebih kurang 4 jam di angkot (Angkutan kota) untuk mengunjungi para keluarga. Bayangkan dari ujung Tanjung Anom ke Belawan...dari gunung ke daerah pesisir laut..

Program bantuan yang  sifatnya hanya sekali tidak akan berdampak luas. Tapi  Program PKH kontinue  berdampak pada peningkatan kehidupan masyarakat miskin. Intinya agar program ini juga disenergikan dengan program lain. Bentuk pemberdayaan lain. Kerjasama dengan agen-agen sosial lain.

Sama dengan anakku, beberapa kali memancing bersama-sama teman, akhirnya dia mendapatkan ikan dan tangkapan juga. Walau pelan-pelan. Belajar bagaimana tehnik menangkap ikan, menggunakan umpan, memasang joran. Bersabar , waktu yang tepat umpan dimakan. Beberapa kali nimbrung bersama para pemancing mania dari kompleks rumah kami membuatnya terus belajar bagaimana menjadi pemancing yang baik dan berhasil.

Perempuan , warna-warni dan keceriaan bagian terbaik lawan kemiskinan

Dari berbagai foto pendampingan, diskusi, penerima bantuan. Mayoritas adalah perempuan. Tentu perempuan memiliki banyak peran dalam membangun negeri. Karenanya memberikan akses ekonomi kepada perempuan adalah langkah terbaik untuk keluar secara perlahan dari jerat kemiskinan. Kesejahteraan keluarga, dipegang dan dikendalikan oleh perempuan. Program PKH yang sangat sensitif gender dan mengutamakan perempuan miskin adalah pilihan terbaik. Kegiatan, model diskusi, alat peraga, warna-warni yang dipakai, digunakan dan metode selama pertemuan membuat para perempuan ceria dan bahagia.

Walau di satu sisi ada beban, tetapi para penerima terlihat menikmati proses bantuan ini. Keceriaan dan sikap positip akan mendorong mereka untuk bangkit dan secara ekonomi lebih baik.Lihatlah foto di bawah ini, mereka tersenyum, aktif, dengan warna pakaian yang indah.Dan saya yakin mereka datang dari keyakinan yang berbeda, budaya yang berbeda. Tetapi satu dalam program PKH.

sumber : FB MArdiana SImbolon ; Sumber : https://www.facebook.com/photo.php?fbid=1163759196976356&set=pcb.1163759343643008&type=3&theater. Aktif, semangat, perempuan. warna-warni program PKH
sumber : FB MArdiana SImbolon ; Sumber : https://www.facebook.com/photo.php?fbid=1163759196976356&set=pcb.1163759343643008&type=3&theater. Aktif, semangat, perempuan. warna-warni program PKH

sumber fb MArdiana SImbolon : Sumber : https://www.facebook.com/photo.php?fbid=1163759196976356&set=pcb.1163759343643008&type=3&theater. Mayoritas perempuan sebagai dampingan.
sumber fb MArdiana SImbolon : Sumber : https://www.facebook.com/photo.php?fbid=1163759196976356&set=pcb.1163759343643008&type=3&theater. Mayoritas perempuan sebagai dampingan.

BAhkan mereka memilih banyak tempat, bukan hanya di rumah penduduk, di halaman, dimana saja. Semua tempat adalah tempat terbaik berdiskusi tentang bagaimana melawan kemiskinan.

Perlengkapan dan Persiapan Terus Menerus untuk keberhasilan dan keluar dari kemiskinan

Tahukah kalian berapa banyak alat yang harus disiapkan dalam kegiatan memancing? Ada banyak perkakas yang harus disiapkan. Pemberat, mata pancing, bontot, topi, air minum, umpan,jaring, dll. Umpan saja terdiri dari berbagai macam, cacing, udang, umpan buatan, pelet. 

Tahu jugakah kah kalian?Tidak semua ikan makan pelet. Tidak juga semua ikan makan cacing. Ikut dalam berbagai kegiatan pancing anakku, aku tahu bahwa lele hanya makan umpan,..............................dan udang hanya dimakan ..................ikan mas. Belum lagi nila.

Begitulah dengan program PKH. Ada indikator penerima PKH. Ibu rumah tangga yang ada usaha. Atau bentuk bantuan untuk kebutuhan sosial dasarkah, pangan dan gizikah atau mungkin pendidikan. Tidak hantam kromo. Ada aturan dan prosedur yang jelas. Bentuk bantuan juga beda, juga berdasarkan wilayah misalnya penerima adalah Lanjut usia, penyandang disabilitas, ibu hamil. Dan wilayah juga akan disesuaikan. Sama dengan saat memancing tidak semua kolam bisa kita pancing. Harus tahu kondisi, apa syaratnya, siapa pemiliknya.

Misalnya di tahun 2019 , pencairan dana PKH  yang tak lagi sama rata itu mempertimbangkan beberapa faktor. Di antaranya, pertimbangan kesehatan dan pendidikan. Jadi, keberadaan bayi atau balita serta anak usia sekolah di sebuah keluarga bisa membuat uang PKH yang diterima semakin besar.

Agent, pelaku, organiser, operator, pendampinga adalahs alah satu kunci berkontribusi mendorong penerima manfaat keluar dari kemiskinan

Saya kenal3 orang pendamping PKH dari latar belakang berbeda. Tapi saya lihat rata-rata orangnya membumi. Tidak ekslusif. Pengetahuan dan gaya hidup mereka sederhana dan uni.

Tapi bagi saya apapun sebutan mereka apakah operator, pendamping. Saya lihat mereka orang-orang keren. Orang-orang sosial. Kadang terlihat duduk makan bersama pendamping, diantara orang-orang miskin, bercengkrama. Tapi di sisi lain terlihat keren dengan labtop di tangan dan kertas-kertas di depan mata. 

Saya melihat mereka tidak ragu minum bersama, duduk bersama, diskusi bersama para penerima manfaat. para ibu-ibu yang tinggal di pemukiman miskin. Ada kegembiraan disana. 

Sumber foto : (Fb mardiana simbolon, salah satu PKH) https://www.facebook.com/photo.php?fbid=1163759196976356&set=pcb.1163759343643008&type=3&theater. PAra pendamping duduk lesehan, serius tapi keren
Sumber foto : (Fb mardiana simbolon, salah satu PKH) https://www.facebook.com/photo.php?fbid=1163759196976356&set=pcb.1163759343643008&type=3&theater. PAra pendamping duduk lesehan, serius tapi keren
Di sisi lain, berbagai latar belakang mereka membuat program ini semakin berwarna. Memberi banyak ide hidup agar bagaimana program PKH ini dapat mengurangi kemiskinan. Saya lihat ada yang berlatar belakang advokat, ibu rumah tangga dan satu lagi jurusan bahasa inggris. Tentu ini kekayaan program PKH. Merekrut para operator yang punya keahlian masing-masing. Yang punya empati dan tentu profesional di bidangnya.

Jumlahnya juga cukup banyak. Ini menjadi asset negara yang terus didorong semakin terasah empatinya dan keahliaanya....

Beri Pancing Beberapa kali, Kemandirian adalah keharusan

Si lajang sulungku selalu menagih janji untuk pancing baru. Minggu lalu dia dan bapaknya membeli peralatan pancing di Pajak Melati. Tidak cukup memang sekali memberi bantuan PKH. Harus ada beberapa kriteria bahwa kemiskinan  telah tuntas. Apa indikator mereka mulai sejahtera. Sehingga tidak akan didampingi lagi.

Akan memberi kesempatan kepada yang lain untuk menerima bantuan PKH.  Bentuknya yang tidak flat juga sangat baik untuk keadilan. Misalnya lebih besar bagi yang punya anak balita atau sedang hamil. 

Tetapi akan berkurang jumlahnya ketika dilihat bahwa keluarga penerima manfaat sudah mulai sejahtera. Kemandirian adalah kata kunci. Ketika kita beri pancing, penerima manfaat akan berusaha. Terus aktif. Mencari kolam baru.  Persiapkan pancing . Anakku di awal-awal 100 persen masih dibantu Bapaknya memasang umpan, memperbaiki kail yang patah, mencari umpan cacing di tanah, atau hanya sekedar mencuci tanggok yang kotor. KIni secara perlahan, dia melakukannya sendiri. Mata pancing rusak, sudah ganti sendiri yang baru.  Bahkan pernah memancing bersama teman-teman sebaya, mereka menyiapkan lauk sendiri, menyiapkan bontot nasi sebagai bekal. Sebuah kemandirian yang semakin kokoh. Demikain juga para penerima manfaat, yang dulu benar-benar 100%, bisa dikurangi, didampingi intens, mulai bangkit dan berusaha. DAn akhirnya bisa meningkat ekonominya. Dan akhirnya lepas dari kemiskinan.

Perlu pengorbanan, kontribusi dan pemikiran

Sama dengan proses memancing. Tentu perlu pengorbanan. Harus bermodal. Saat masuk ke sebuah kolam pemancingan dibutuhkan dana walaupun kecil untuk biaya masuk. Biayanya bervariasi. Ada yang 20.000/jam. Ada yang gratis, tetapi kalau sudah dapat ikan bayar 15.000/kilogram. Begitulah program PKH, setiap penerima manfaat juga harus bisa mengelola uang yang diterimanya bagi kesejahteraan hidupnya. Tambahan modal. suntikan dana segar, dana emergency. Bantuan PKH tidak seratus persen menjadi tanggungjawab pemerintah atau pendamping. Ada tanggung jawab  keluarga penerima manfaat. Mereka berkontribusi modal, tenaga, bahkan ide-ide untuk terus berjuang agar tarif hidupnya naik.

Dengan kontribusi sendiri, maka keswadayaan akan terbangun. PKH mendidik juga bahwa setiap orang memiliki asset yang berharga. KArena saat memberikan bantuan ada juga nilai berbeda satu dengan yang lain. Semiskin-miskinnya sebuah keluarga pasti mereka memiliki sumber daya, baik tenaga, waktu, bahkan mungkin tempat. Karenanya program PKH adalah program pemberdayaan. Semua orang adalah kaya. PKH hanya mengisi ruang-ruang tertentu dalam kehidupan sebuah keluarga agar bisa keluar dari kemiskinan. Memacu setiap orang untuk produktif, keluar dari jala kemiskinan. Sama dengan anakku yang dulu saat mancing hanya banyak teori. Banyak cakap. Awal dulu tak pernah membawa hasil pancing. Bahkan anak ekor nila, lele atau sejenisnya. Tapi kini sudah mulai terlihat hasilnya. 

Minggu lalu, dia membawa lele sebanyak 6 ekor, cukup untuk lauk kami 1 hari ha..ha..

Sama dengan proses memancing anakku. Aku dan suami kadang-kadang menemaninya dalam sebuah petualangan memancing. Sebagai media kami juga berkumpul dan menjadi waktu berkualitas terbaik.  Kadang dia dengan teman sebaya di bawah pengawasan kami orang dewasa. 

Itulah filosofi memancing mania ala anakku dengan program PKH. Persis sama. 

1. Proses panjang keluar dari kemiskina

2. Perlu pendampingan

3. Evaluasi Terus-menerus

4. Harus beradaptasi dengan perubahan jaman 

5. Pengorbanan sesuai kemampuan

6. Negara bertanggungjawab tetapi penerima manfaat juga punya kewajiban

7. Kerjasama banyak pihak

Yang pasti program ini berkontribusi banyak dalam proses mencari solusi atas permasalahan kemiskinan di negeri ini. PKH jaya di bumi Indonesia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun