Mohon tunggu...
Berliana Siregar
Berliana Siregar Mohon Tunggu... Penulis - Daulat Hati, tubuh dan Rasa

Do your job Pikirkan hal-hal ringan @@##Kreatiflah@!!!

Selanjutnya

Tutup

Money

Usaha Kopi: Banteng di Negeri Orang, Kambing di Negeri Sendiri

6 Desember 2018   10:12 Diperbarui: 6 Desember 2018   10:22 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Usaha Gerobak Kopi Marasi

Bagai lirik lagu, usaha kopi Indonesia belum senikmat rasa dan seharum aromanya.

Masih bagai Banteng Di Negeri Orang, Kambing Di Negeri Sendiri. Kenapa?

Sumatera adalah sebuah pulau dengan keindahan yang sempurna. Apa yang tak ada di pulau paling barat Indonesia ini. Mulai dari kekayaan alam, kuliner, hewan bahkan suku-suku beragam di dalamnya. YAng dari dulu dan sekarang akan bakalan menjadi primadona Usaha Kopi/Warung Kopi, Kedai Kopi.

USaha-usaha kopi dengan skala kecil menengah ini patut dilirik oleh siapa saja. Termasuk pemerintah, pengusaha, para milenial, kaum innovator.

Seorang pelaku UMKM bernama MArasie (Kawan suami saya) mendirikan usaha kopi di Medan, telah berhasil menaikkan kelas usaha kecil kaki lima dengan pelanggan dari kelas bawah, menengah bahkan kaum elite.  Hanya dengan modal gerobak kecil, gelas, kopi andalan dari beberapa wilayah Sumatera diletakkan dalam remang malam, alat-alat seduh kopi yang semi modern, beralaskan tanah dan atap langit menghitam  Medan, belasan sampai puluhan orang singgah sekelak. Hanya untuk menikmati secangkir atau segelas kopi nikmat Sumatera yang berasal dari Humbahas, Lampung, Aceh, Karo, Samosir, Simalungun, bahkan sebagian kecil dari wilayah lain Indonesia.

Salah satu usaha kecil yang menjadi khas di pulau ini yang memiliki potensi besar adalah kopi. Kopi dalam pengertian bagaimana dari hulu hingga ke hilir usaha ini akan menghidupkan ekonomi di daerah ini.

Kopi sebagai khas produk unggulan dari beberapa kabupaten di Sumatera Utara menjadi produk unggulan primadona usaha kecil yang dikelola oleh kelompok, individu dan usaha-usaha kecil.

Beberapa pelaku usaha mikro menengah terkait kopi sudah mulai berkembang. Kopi  bukan hanya sekedar keuntungan.  Kopi merupakan dasar kehidupan. Bahkan Dewi Lestari seorang penulis menuliskan tentang filosofi kopi. "kesuksesan adalah wujud kesempurnaan hidup!Kopi yang apabila diminum akan membuat kita menahan napas saking takjubnya, dan cuma bisa berkata: hidup ini sempurna.  Sebagai pengganti Ben memberikan kartu filosofi kopi . Kartu itu bertuliskan Kopi Yang Anda Minum Hari Ini Ben's Perfecto Artinya Sukses Adalah Wujud Kesempurnaan Hidup.Demikian pula dengan hari-hari selanjutnya. Sumber https://www.kompasiana.com/benydarmawan/5632e85bd17e611605b8e3a3/resensi-filosofi-kopi"

Bagi banyak masyarakat Sumatera Utara, kopi adalah sendi hidup. Memberi  kehidupan di ladang mereka. Bagi beberapa orang yang mengelola warung kopi, coffee shop, kafe. Kopi memberi warna bagi kehidupan industri kecil di Sumatera. Memberi aroma harumnya untuk orang-orang yang bekerja untuk innovasi usaha kecil.

Usaha kecil ini belum dilirik padahal jika 10% saja masyarakat Indonesia meminum kopi maka akan tumbuhlah industri UMKM ini.

Foto dengan Guseppe

Apa yang menjadi beda usaha ini deegan yang lain:

  • Ada penjiwaan
  • Desainnya harus khusus
  • Nuansa keberpihakan
  • Mencintai lingkungan
  • Kesejahteraan petani
  • Hargayang layak
  • Pengurangan pestisida
  • Petani sejahtera
  • Melekat tradisi dan kekhasan
  • Innovatif
  • Disukai kaum muda

Dengan beberapa daerah ketinggian diatas 1000 DPL,produk ketersediaan kopi menjadi alasan kenapa UMKM  dalam menjalankan bisnis ini patut menjadi andalan. 

UMKM pendiri dan pengelola bisnis ini merupakan kombinasi idealisme, passion, keuntungan,  membangun jaringan, keberpihakan pada petani. Sebuah bisnis yang terkait satu dengan yang lain. Lihatlah salah satu pengusaha kopi di Sidikalang, Dairi bernama Samuel Sihombing. Setelah memutuskan keluar sebagai pendeta, panggilan hati telah   mendorongnya membuka usaha kecil di kota dingin Sidikalang. Memberi kehangatan bagi kota dingin tersebut dari segelas kopi asli Sidikalang yang sudah dikenal sejak dahulu kala.Dia berkata, khotbah bukan hanya di mimbar-mimbar dalam gereja. Tetapi saat menyeduh segelas kopi, memberi rasa terbaik bagi yang minum, berbincang dengan orang-orang di kedai tentang kondisi Indonesia adalah bagian dari khotbah.

Foto Usaha Samuel sumber https://www.facebook.com/pdtsamuel.sihombing
Foto Usaha Samuel sumber https://www.facebook.com/pdtsamuel.sihombing
Melatih petani kopi sebagai bagian dari kotbah Sumber: facebook.com/maspigass.sidikalang.1
Melatih petani kopi sebagai bagian dari kotbah Sumber: facebook.com/maspigass.sidikalang.1

Bukan hanya sekedar berbisnis dan menghitung rupiah demi rupiah, Samuel  turun ke ladang. Melatih para petani bagaimana menghasilkan kopi terbaik. Bekerjasama dengan pemerintah untuk memberi pemahaman pada petani agar dalam merawat kopi tetap menjaga lingkungan. Jangan menggunakan pestisida berlebihan, jangan mempekerjakan anak secara eksploitatif.

Bisnis UMKM ini juga membutuhkan innovasi terus-menerus. Beda dengan hanya sekedar bisnis berjualan. Pajang, tata, jual, hitung keuntungan. Kombinasi berbagai aspek dalam UMKM jenis kopi ini juga harus berani menata kedai/toko,/coffee shop/ruangan dengan desain semenarik mungkin. Usaha ini bukan hanya menjual rasa dan nikmat kopi, tapi suasana juga menjadi penunjang terbaik dalam mendatangkan pengunjung.

Di salah satu coffee shop di Kota Medan,bernama Literacy coffee. Kopi yang diseduh hanyalah sejenis kopi Robusta kualitas biasa. Dengan idealisme yang cukup tinggi sang pemilik mengkombinasikan seduhan kopi khas Sumatera dengan rak-rak berisi buku buku kritis berkualitas. Menjual dan berbisnis kecil di tempat ini sejalan dengan visi besarnya bagaimana agar orang-orang semakin tertarik untuk membaca.

Setiap bulan ada bedah buku untuk membahas isi buku-buku rekomendasi yang sedang booming. Atau bedah buku terhadap buku-buku kritis pembangunan masyarakat. Ada banyak orang-orang yang  peduli terhadap perkembangan Sumatera Utara yang hadir bergantian di tempat ini. Walau tempatnya sempit dan hanya ada di gang, mereka hadir. Hadir hanya untuk sekedar duduk, minum segelas kopi atau lirik buku-buku terpampang yang ada di rak-rak berjejer sederhana yang ada di sana.

Foto Suasana diskusi di Literacy Coffee, sumber : https://www.facebook.com/indonesiamenangis
Foto Suasana diskusi di Literacy Coffee, sumber : https://www.facebook.com/indonesiamenangis
Foto Suasana diskusi di Literacy Coffee

Foto Literacy COffee, antara buku, kopi dan idealisme SUmber https://www.facebook.com/indonesiamenangis
Foto Literacy COffee, antara buku, kopi dan idealisme SUmber https://www.facebook.com/indonesiamenangis
Apa yang ingin dipelajari dari jenis UKM yang satu ini:
  • Masih terbuka peluang lain untuk membuka bisnis ini di Sumatera bahkan di Indonesia.
  • Produk berlimpah, meningkatnya konsumsi kopi sebagai kebutuhan dan gaya hidup semakin berkembang dari hari ke hari.
  • Kopi Sumatera sudah menjelajah ke seluruh dunia. Menang dalam berbagai penghargaan dan kategori di negara-negara Eropa. Baru-baru ini kopi Cimbang Karo masuk dalam versi kopi  terbaik kategori  Coffee roasted in their country of origin" pada acara AVPA GOurmet Product ( di Perancis Sumber foto https://www.google.com/search?q=kopi+cimbang+masuk+penghargaan+2018&safe=strict&tbm=isch&tbo=u&source=univ&sa=X&ved=2ahUKEwj6pd_RjIrfAhWQfysKHZtvC5wQsAR6BAgAEAE&biw=1366&bih=608#imgrc=Trd66iIOCzwcbM:.  Kopi Aceh Gayo yang aromanya harum semerbak ada di etalase-etalase coffee shop negara German, Amerika, Belanda, dan negara besar lainnya. Bahkan nama kopi Sumatera merupaka brand/merk paling dikenal di ..............(lihat beritanya).
  • Orang-orang Jepang, Korea, Amerika, Negara-negara Eropah silih berganti datang ke Indonesia. Berkunjung ke ladang petani, sebagai bagian dari eksotisme dari manakah asal benda ternikmat dunia itu? Mereka mengunjungi usaha-usaha individu/kelompok dan perusahaan bagaimana biji-biji merah, mengelupas menjadi biji telanjang, digongseng menjadi aroma yang harum semerbak, ditumbuk/diblender, (cari istilah lain) dan akhirnya terhidang dalam segelas kopi. Banyak cerita hidup disana



  • Semua kasta ada di dalamnya
  • Jika boleh dibilang, jenis usaha /UMKM kopi ada dalam kelas kasta paling rendah hingga paling branded. Menarik bukan. Mendirikan kedai kopi tergantung dengan modal yang anda miliki. Hanya butuh modal 3000/gelas bagi kedai kampung untuk segelas kopi. Walau termasuk kualitas kopi paling jelek, tapi bagi penikmatnya itu mungkin kenikmatan paling tinggi. Kenikmatan itu relatif kawan!Itulah serunya bisnis kopi.  Penulis sering belanja kopi bubuk di Pajak Simpang Limun kota Medan, tinggal sebut harga 20, 30,40,50,60 atau 70 ribu perkilo? Tinggal yang mana anda pilih? Penulis juga beberapa kali bertemu dengan pegiat kopi dengan harga 100, 200, 300, 400 bahkan 500 ribu perkilo. Tergantung pilihan.

Tetapi usaha yang kini sudah berkembang ini baiknya agar semakin dilirik oleh pemerintah untuk dikembangkan. Seperti lagu Batak, kopi dari Sumatera telah menjadi Banteng di negeri orang. Tetapi kambing di negeri sendiri. Menjadi primadona di banyak kota di German, Italy, Korea, dan negara lainnya. Menjadi konsumsi sehari-hari orang disana. Sebuah kebutuhan karena meningkatkan adrenalin peningkat semangat hidup. Tapi di Indonesia hanya ditemukan di kedai-kedai kampung dnengan kualitas terburuk.

Sehingga usaha kecil menengah innovatif, kreatif yang mempromosikan kopi dan apapun yang ada didalamnya adalah pilihan satu-satunya yang harus semakin dikembangkan di Indonesia. Kita punya kopi asli, hitam, original dengan berbagai rasa sesuai dengan kondisi alam di Sumatera. Bahkan ada kopi dengan rasa khas andaliman sebuah bumbu Batak karena tumbuhan ini hanya ada di Sumatera.

Kopi sangat kaya dengan aroma, rasa, bentuk, warna. Berbagai keberagaman unsur hara, angin, suhu, limpahan air bahkan hama dan penyakit tumbuhan ini akan sangat mempengaruhi jenis dan kualitas kopi ini. Aspek ini juga menjadi salah satu bahan betapa keragaman diwakili oleh kopi. Rasa kopi Samosir akan berbeda dengan rasa kopi Aceh. Kopi Lampung dengan struktur tanah..................akan menghasilkan kopi. Karo yang subur dengan limpahan HARA dari hasil ledakan gunung Sinabung memberikan nutrisi cukup akhirnya menghasilkan kopi dengan rasa dan bentuk yang luar biasa.

Pernah ngirim biji kopi Arabika Simalungun lewat JNE untuk rencana dipamerkan dalam kegiatan TEI 2018 di Jakarta, petugas nanya. Saya bilang kopi. Ada wajah khawatir. Basah bu? Saya menggeleng. Pecah bu? Saya menggeleng.

Apapun perlakuan terhadap biji kopi ini dijamin ok. 

Pilihan mengirim lewat perusahaan ini akan mendukung pengembangan kopi di Sumatera. Baik antar kota di SUmatera. Di Indonesia juga.

Beberapa pengusaha yang mengharapkan pengiriman biji kopi atau bubuk kopi dari para produsen di daerah menafaatkan jasa pengangkutan yang kredibel, profesional dan tentu jaga ON TIME.

Menggunakan jasa JNE adalah pilihan terbaik. Mengirimkan produk kopi dari Humbahas ke Kota Medan gunakan JNE. Seorang teman yang ingin buka usaha kopi menggunakan pengiriman kopi bubuk Aceh Gayo dari Aceh ke Medan melalui JNE.

Eksotisme kopi kini bukan hanya sekedar Pesan segelas, minum, teguk dan pulang. Bahkan di salah satu televisi swasta saya pernah melihat salah satu pegiat kopi yang mengemas kopi dengan wajah sang petani kopi di bungkus kopinya. Kita tahu siapa nama petani yang dengan segala kerja kerasnya menghasilkan kopi terbaik untuk kita. Bagi konsumen,ada ikatan  emosional disana. Darimana kopi yang kita minum. Bahkan jika ada kesempatan membangun komunikasi dengan petani. Bahkan bagi personal yang memiliki passion dan ketertarikan untuk mengenal bahkan mendukung lebih jauh diberi peluang untuk mendukung dalam berbagai bentuk terhadap petani kopi tersebut.

Nah.... saatnya kopi harus jadi Banteng di negeri sendiri. Seorang bule pernah berkata, "Kenapa kalian repot-repot cari pelanggan ke luar negeri, kenapa tidak kelola kopi untuk dijual di negeri sendiri? Dengan penduduk sekitar 130 juta, atau hanya sekitar 10% saja orang-orang mengkonsumsi kopi sekitar 13 juta . Maka distribusi, produk, usaha, petani kopi, bisnis usaha kecil akan berkembang dengan pesat. Orang-orang muda sudah mulai bangkit. Banteng-banteng muda sudah mulai menggeliat. Berburu, mempromosikan, bertemu petani, menjemur kopi di matahari terik, memetik merahnya bulir di ladang petani, itu adalah proses kehidupan. Muaranya hanya satu bagi kesejahteraan semua. Baik pengusahanya, petaninya juga penulisnya...he...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun