Mohon tunggu...
Berliana Siregar
Berliana Siregar Mohon Tunggu... Penulis - Daulat Hati, tubuh dan Rasa

Do your job Pikirkan hal-hal ringan @@##Kreatiflah@!!!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Cerdas Keuangan 20 Tahun Lagi, Mulailah Sejak Kanak..

30 Agustus 2017   11:37 Diperbarui: 6 September 2017   15:15 1514
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok Pribadi: Stiker LPS di salah satu bank Simp. SImalingkar-Medan

me-dan-lps-59a6402c4d669118c4301664.jpg
me-dan-lps-59a6402c4d669118c4301664.jpg

“Bu nggak nabung di sekolah?” “Trauma bu!” Kenapa?”

Wali kelas si anu, makan uang tabungan siswa.”Takut juga bu!”

Mamak-mamak berceloteh. Tak aman menabung di sekolah.

Uang yang sudah dikumpul berbulan-bulan, tak dikembalikan guru mereka...

Para orangtua trauma . Pilihan bijaknya. Ya Nabung di BANK yang dijamin LPS.

Eh..baru cerita trauma nabung. Ada undangan sosialisasi bank yang dijamin LPS. Menabung di sekolah kerjasama dengan bank. Dan engieng...pertemuan tanggal 18 Agustus di sekolah anakku membuka mata hatiku. Salah satu bank yang dijamin oleh LPS mengadakan sosialisasi menabung sejak dini. 

Aku selama ini cuek bebek saja. Soal uang tak ada urusan ke anak-anak. Ini urusan Mamak/Bapak. Urusan sensitif. Tapi baru sadar bahwa pengelolaan keuangan harus melibatkan seluruh anggota keluarga, termasuk anak.

Tulisan di KOMPAS 21 Agustus 2017 juga semakin menegaskan bahwa Pengelolaan Keuangan harus diajarkan secara dini pada anak.

FOto Sumber Koran Kompas, 21 Agustus 2017
FOto Sumber Koran Kompas, 21 Agustus 2017
Cerdasnya kita harus diturunkan pada anak.


Berangkat dari realitas itu, akhirnya saya mulai berbenah diri.

  • Anak dilibatkan sesuai porsinya untuk sejak dini belajar mengelola keuangannya sendiri.
  • Kecerdasan dalam menyikapi hidup dapat dilihat dari bagaimana manajemen keuangan kita.
  • Jaman dahulu, hidup susah. Diajarkan untuk hidup hemat. Sekarang tidak susah-susah kali. Tapi anak tetap diajarkan hidup hemat. Pintar membedakan kebutuhan/keinginan
  • Disamping asuransi lazim untuk pendidikan, ternyata di beberapa bank yang dijamin LPS, ada fasilitas untuk tabungan anak. Bahkan mereka jemput bola ke sekolah-sekolah. Karena anak-anak juga merupakan nasabah potensial dengan jumlah yang cukup besar. Bayangkan saja jika dari sekolah ada 50-100 nasabah. Hanya 20 sekolah saja sudah ada nasabah 1000-2000 orang. Tentu bank-bank ini adalah bank yang dijamin oleh LPS yang secara legal, aturan, kontinuitasnya tidak diragukan lagi. Terlebih nasabah anak-anak adalah hidup di masa depan kita. Merekalah masa depan 20-30 tahun lagi akan sama seperti kita.

Di KOMPAS 21 Agustus 2017 disebutkan 3 model pengelolaan keuangan anak. Model I adalah MENABUNG DI celengan.

Sumber : Koran Kompas Cetak 21 Agustus 2017 Pembagian uang saku
Sumber : Koran Kompas Cetak 21 Agustus 2017 Pembagian uang saku

Gaya hidup menabung recehan ini sudah saya terapkan tapi tidak konsisten. Sering tergoda untuk membongkar celengan walaupun belum penuh. Padahal pernah sukses beberapa kali menabung sisa jajan. Menabung di sekolah 2000-3000/hari.   Ini cocok dengan pribahasa : Sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit.

Pribahasa ini dulu hanya sekedar teori belaka. Kuanggap hanya bagian menyenangkan belajar bahasa Indonesia. Ternyata di separuh kehidupan ini, bahwa yang dulu hanya teori adalah benar kehidupan yang sesungguhnya.

Luar biasa manfaatnya:

  • Tabungan berjumlah jutaan membantu dalam membeli kebutuhan buku, peralatan sekolah, sepatu dan kebutuhan lainnya.
  • Tabungan dalam celengan dapat digunakan untuk membeli sepeda, mobilan beremote yang agak mahal. Prinsipnya jika ingin mendapatkan barang yang diinginkan maka harus berusaha dulu. Celengan bukan hanya gaya hidup orang dulu. Tetap menjadi gaya hidupku juga

Dok Pribadi: Celengan Mak, Bapak, Anak Melatih Menabung
Dok Pribadi: Celengan Mak, Bapak, Anak Melatih Menabung

Dokpri Ber. Hitung.......hitung asset....celengan
Dokpri Ber. Hitung.......hitung asset....celengan
Saatnya bongkar celengan : 200,500,1000,5000,20.000,50.000. BAHAGIA Menghitung uang sendiri

Menabung di bank.

Mengajak anak ke kantor bank. Memperkenalkan lembaga yang dijamin LPS. Mendidik secara dini anak agar cerdas. Bahwa uang dapat dikelola dengan baik. Tidak masalah jumlahnya karena jika dikelola dengan baik akan dapat digunakan sesuai manfaatnya.

  • Ikut Tabungan bernama Tapus  Anak.

Periodenya adalah 3 tahun. Sebanyak Rp. 100.000/bulan. Dua anak sebesar 200.000/bulan. Jika dikalikan 3 tahun jumlahnya Rp. 3.600.000 (tiga juta enam ratus ribu rupiah). Uang ini terlihat kecil tapi akan menjadi satu kebanggaan pada anak bahwa dia punya tabungan atas nama sendiri.

Ikut Tabungan bersama di sekolah, nah programnya waktu sosialisasi tanggal 18 Agustus 2017 itu. Anak-anak satu kelas nabung ramai-ramai. Cukup 10.000 /bulan.

Bagaimana caranya memiliki tabungan ini?

Calon nasabah mendatangi kantor cabang, atau bila ada kunjungan kantor cabang ke sekolah-sekolah untuk pembukaan rekening, selanjutnya :

Anak :

  1. Mengisi Formulir Aplikasi Pembukaan Rekening
  2. Melampirkan kartu pelajar/paspor/akte kelahiran
  3. Setoran awal Rp.100.000,-
  4. Setoran selanjutnya Rp.10.000,-

Lebih lengkap detailnya lihat disini buku tabungan bisa didesain atas foto anak. Kreatifitas bank terus berlanjut. Innovasi penting bagi generasi milenial.

Uang ini dapat digunakan untuk  kebutuhan masuk sekolah. Baik untuk biaya pendaftaran/masuk sekolah, biaya ATK anak, perlengkapan baju atau sepatu.

  • LPS itu oke kan?? Berbagai  bank itu  dijamin oleh LPS. Bank-bank itu  memiliki berbagai program menabung untuk anak. Ada namanya Yunior. Salah satunya yang dijamin LPS, Lihat lebih lengkap lihat disini.

Bank-bank  ini dijamin oleh LPS. Di semua kantor regional/cabang/unit atau apapun istilahnya stiker LPS terpajang.

Kedua bank ini juga secara 3 T sudah memenuhi, Standard LPS yaitu:

Sumber: www.lps.go.id
Sumber: www.lps.go.id
Saya jelaskan pada anak, pilih bank yang:

Tercatat berapa uangmu di bank tersebut, bunga (hadiah bank-istilah anak) nggak tinggi-tinggi kali, ada permen kadang-kadang tersedia he..he. Terus prilakunya baik (ramah, jujur, orangnya ganteng, cantik, he..he..)-ini tidak termasuk

Tulisan Kompas 24 Agustus 2017 tentang Pengelolaan KEuangan juga memberi kecerdasan baru. Di artikel disebutkan  3 generasi berdasarkan pengelolaan keuangannya...

Dreams : Saya generasinya (usia 40-55 tahun)

Milenial : Anak muda (23-39 tahun)

Legacy : Usia >60 thn

Anak-anak generasi cerdasku belum disebut...Mereja termasuk usia anak-anak  3-12 tahun. Kusebut generasi Platinum (Kombinasi Dreams + Milenial+Legacy). Milenial terlalu menikmati hidup. Legacy terlalu serius dengan warisannya. Wasiat pada anak-anaknya. Platinum adalah kombinasi generasi cerdas. Lebih logis, cerdas, menikmati hidup. Serta mewariskan kreatifitas dan innovasi bukan harta melimpah. tapi tetap masih menganut kolotisme. Tradisional masih dipertahankan beberapa persen. Ini dia deskripsi generasi keuangan platinium:

Mak e, uang jajan mingguan saya Rp. 25.000. dikalikan 5 minggu/sebulan = 125.000 x 12 bln = Rp. 1.750.000.

Rp. 1000.000 (beli sepeda rem cakram)-------Mimpi /dream

Rp. 200.000 (jajan di sekolah)-----------daily life

Rp. 300.000 (pulsa hp main game) ------------enjoy the life

Rp. sisanya traktir teman beli bakso, nugget di kedai sebelah-----sosial

=====================================================

Wah...hitungan ini persis mamaknya???

Mengelola keuangan agar cerdas itu Proses. Membaca, praktek dan terapkan. 

------------------------------------------------------------------------------------

Ini ilustrasi kecerdasan yang ingin kuturunkan pada anakku. Kecerdasan menurun akhirnya tidak harus menunggu lama.

Posisi/jabatan di kelas anakku adalah  bendahara.

Saya jelaskan bahwa menjadi bendahara memiliki tugas dan syarat:

  • Mengelola keuangan kelas, misalnya jika ada sumbangan karena ada orangtua siswa meninggal.
  • Fungsinya mengkoordinir pengumpulan uang sumbangan Rp. 1000-2000/siswa
  • Menyerahkan pada guru/siswa /OSIS yang mengkoordinir sumbangan
  • Mengumpulkan tabungan rutin anak satu kelas. Sehingga harus bisa membuat catatan keuangan yang sederhana.
  • Membuat tabel, tanggal, nama, jumlah uang, total
  • Syarat utama seorang bendahara harus jujur, teliti dan bertanggung jawab. Dan tentu cerdas secara keuangan.

Catatan tambahan:

Cerdas dan menjaga harmoni. Emakmu persis anak generasi platinium ini. Gadget yes, membangun dunia nyata yes (traktir teman), main games yes. Beda dengan anak milenial yang terlalu asyik dengan dunia maya..............................(Ngendon di Kamar usia 13-25 tahun). Anakku  sekarang 6-10 tahun masih membagi porsi di dunia nyata:

1. Bertandang ke rumah tetangga

2. Naik sepeda dengan teman-teman

3. Menjelajah hutan kecil dekat rumah

4. Mandi di sungai

5. games ok....

6. jajan instan food oke ...he..

---------------------------------------------------------------------------------------

Upaya mengajar sekaligus belajar juga. Jika hal-hal sederhana ini diterapkan. Anak-anak akan mulai bergaya hidup cerdas dalam keuangan. 

Belajar pelan-pelan nak....Akhirnya kamu pintar nanti

Membedakan keinginan dan kebutuhan

Belajar mengelola uang saku

Melatih menabung sejak dini di bank yang dijamin LPS

Menabung celengan bagian dari kesederhanaan

Pada akhirnya setelah dewasa : MERDEKA SECARA FINANSIAL, BAHAGIANYA PULL

hujansebentar/by pass akhir Augus 2017

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun