Mohon tunggu...
Abdul Hakim Siregar
Abdul Hakim Siregar Mohon Tunggu... Guru - guru

Guru

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pak Jokowi Masa Lalu, Sedangkan Pak Prabowo Masa Depan Anies Baswedan

17 Oktober 2017   12:58 Diperbarui: 17 Oktober 2017   13:29 763
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: ANTARA FOTO/WAHYU PUTRO A dari berita Kompas Fabian Januarius Kuwado Kompas.com - 16/10/2017, 16:16 WIB

Kita yang bekerja keras untuk merebut  kemerdekaan. Kita yang bekerja keras untuk mengusir kolonialisme. Kita  semua harus merasakan manfaat kemerdekaan di ibu kota ini. Dan kita  menginginkan Jakarta bisa menjadi layaknya sebuah arena aplikasi  Pancasila.

Jakarta bukan hanya sekedar kota, dia adalah  ibukota maka di kota ini Pancasila harus mengejawantah, Pancasila harus  menjadi kenyataan. Setiap silanya harus terasa dalam keseharian.  Dimulai dari hadirnya suasana ketuhanan di setiap sendi kehidupan  ibukota. Indonesia bukanlah negara berdasarkan satu agama. Namun  Indonesia juga bukan sebuah negara yang alergi agama apalagi anti agama.  Ketuhanan selayaknya menjadi landasan kehidupan warga dan kehidupan  bernegara sebagaimana sila pertama Pancasila. Ketuhanan Yang Maha Esa.

Yang  kedua ,prinsip ketuhanan ini diwujudkan dalam hadirnya rasa  kemanusiaan, hadirnya rasa keadilan bagi seluruh rakyat tanpa ada yang  terpinggirkan, terugikan, apalagi yang tidak dimanusiakan dalam  kehidupannya. Karena itu mari kita hadirkan Jakarta yang manusiawi.  Jakarta yang berada sebagaimana prinsip Pancasila kita sila kedua,  kemanusiaan yang adil dan beradab. Perjuangan selanjutnya menghadirkan  persatuan dalam kehidupan kota.

Tidak hanya merayakan  keragaman tapi mari kita merayakan persatuan. Seringkali kita melewatkan  persoalan persatuan. Ada pepatah Aceh mengatakan 'Cilaka rumah tanpa  atap, cilaka kampung tanpa guyub'. Persatuan dan keguyuban ini yang  harus kita perjuangkan.

Dimulai dari meruntuhkan sekat  sekat yang menjadi penghalang antar komponen masyarakat. Terutama  pemisah antar mereka yang mempunyai kemampuan ekonomi dan tidak. Mari  kita hadirkan Jakarta yang bersatu bagi semua karena ruang interaksi  terbuka bagi semuanya.

Dalam mewujudkan prinsip itu,  mari kita kembalikan musyawarah menjadi tradisi kita. Bagaimana sila  keempat di dalam Pancasila kita yang bunyinya kerakyatan yang dipimpin  oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan. Karena itu,  majelis-majelis warga akan dihidupkan kembali.

Semua  majelis majelis warga dihidupkan, kota ini tidak boleh hanya sekedar  perintah gubernur sampai ke bawah. Dengarkan kata rakyat maka kita  hidupkan seluruh majelis-majelis yang ada di kota ini.

Ada  banyak majelis. Kita hidupkan semuanya. Musyawarah kota terutama untuk  menghasilkan kesepakatan dan kesepahaman. Kalau kata orang Minang,  istilahnya dalam kesepakatan itu terkandung tuah tentang kebermanfaatan.  

Yang kelima, di ujungnya dan ini yang paling mendasar.  Ini paling penting, yang kita perjuangkan sama sama sepanjang kampanye  kemarin. Adalah pelaksanaan sila kelima yang bunyinya keadilan sosial  bagi seluruh rakyat Indonesia. Itu yang akan kita jadikan fondasi di  Jakarta.

Kita jadi ingat pada saat dulu republik ini  dibuat, pesannya jelas. Kita tidak hendak membangun satu negara untuk  sekelompok orang. Dan Bung Karno mengatakan demikian. Kita hendak  membangun satu negara untuk semua bukan untuk satu orang, satu golongan,  bukan untuk satu golongan bangsawan maupun golongan orang kaya tapi  untuk semua karena iru pengambilan kebijakan di kota ini harus lah bisa  didasarkan pada kepentingan publik.

Pengelolaan tanah,  pengelolaan air, pengelolaan teluk, dan pengelolaan pulau tidak boleh  diletakkan atas dasar kepentingan itu, pengelolaan itu semua tidak boleh  untuk kepentingan satu golongan, tidak boleh untuk satu perhimpunan,  tidak boleh untuk kepentingan korporasi tetapi itu untuk kepentingan  untuk warga Jakarta semua. Semua untuk semua. Jakarta untuk semua.  Inilah semangat pembangunan yang kita letakkan sama sama untuk Jakarta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun