Mohon tunggu...
Si Penjelajah Dunia
Si Penjelajah Dunia Mohon Tunggu... Wiraswasta - Regional Manager

Saya alumni Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, pada tahun 2008 sampai 2012 bekerja di atas kapal pesiar Holland America Line-Dianthus International. Saat ini saya telah selesai memperoleh gelar Magister Humaniora di STF Driyarkara. Selamat menikmati kisah-kisah di berbagai kota yang sempat saya kunjungi.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Bertanyalah!

3 Maret 2017   18:24 Diperbarui: 4 Maret 2017   22:00 487
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

koleksi pribadi
koleksi pribadi
Saya tidak pernah merasa berada di atas orang lain, karena ketika kita merasa berada di atas orang lain, kita tidak akan pernah mau untuk berkembang dan menemukan hal-hal baru. Apakah dengan filsafat bisa menjawab segala persoalan di dunia ini? Apakah dengan gelar Magister Filsafat, saya menjadi tahu akan segala hal? Saya teringat pada tanggal 26 Desember 2006, Karlina Supelli berkata demikian, “Dan filsafat? Berhentilah berasumsi bahwa dengan filsafat Anda siap menghadapi kehidupan”. Semakin banyak saya belajar dan menjelajahi pelosok dunia, semakin saya menyadari bahwa saya bukan orang yang tahu segalanya.

Di kehidupan di luar sana, ada banyak hal baru yang bisa saya pelajari dan jika ingin berkembang maka bertanyalah kepada siapa pun itu bahkan ke seorang tukang sayur karena mereka lebih tahu bagaimana berdagang ketimbang seorang lulusan Magister Filsafat.

Bertanya itu adalah sebuah sikap rendah hati dan terbuka karena dengan bertanya kita sadar bahwa kita tidak tahu dan mau belajar. Ketika di Holland America Line, saya pernah bekerja dengan orang yang lebih senior. Karena merasa lebih senior maka dia merasa lebih berpengalaman dan tahu segala hal. Akhirnya dia kemudian bekerja sesuai dengan kebiasaan sehari-hari. Ketika ada perubahan, dia selalu beralasan, “lho saya biasa bekerja seperti ini”. Padahal perubahan itu selalu terjadi setiap saat.

Kita terkadang terjebak dengan rutinitas yang nyaman sampai kita lupa bahwa saat ini kita hidup di jaman yang sangat dinamis. Bertanya adalah pintu masuk untuk membuka diri terhadap perubahan. Saya lulusan filsafat tetapi semua bidang pekerjaan yang saya lakoni tidak ada hubungannya dengan filsafat. Hanya satu yang mungkin berhubungan dengan filsafat yaitu saat saya bekerja paruh waktu di Kompas dan di Majalah Hidup.

sdc12025-58b950fbb693737e09571ed9.jpg
sdc12025-58b950fbb693737e09571ed9.jpg
Jika saya tidak bertanya, coba bayangkan bagaimana saya bisa bertahan hidup di kapal pesiar selama 4 tahun ketika saya harus belajar tentang managemen perhotelan dan mengenal nama-nama bunga serta berbagai rangkaiannya jika saya tidak pernah bertanya. Bagaimana saya memperoleh berbagai informasi tentang kondisi Gunung Juneau di Alaska untuk memulai pendakian jika saya tidak bertanya terlebih dahulu. Atau bagaimana saya bisa berkeliling dunia dan mengunjungi berbagai tempat jika saya tidak bertanya.

Bertanya itu sebuah kegiatan yang membutuhkan keberanian dan keingintahuan yang besar, bukan kegiatan untuk pura-pura cari muka atau dibilang aktif. Sah-sah saja menggunakan strategi bertanya supaya kita dikenal dosen atau atasan tetapi menurut saya hal itu tidak menghasilkan apa-apa selain berstrategi dan bertipu muslihat.


Dengan bertanya, bukannya saya dibilang bodoh oleh orang lain, malah saya bisa membangun banyak hubungan pertemanan dengan orang lain yang berbeda kebudayaan. Saya kenal dengan banyak orang yang berbeda kebudayaan dan kewarganegaraan di kapal pesiar bukan karena saya gaul dan kekinian tetapi mau membuka diri dan salah satunya adalah bertanya.

Saya pernah bertanya kepada seorang teman bernama  Vincent tentang apa bedanya kata beautiful dengan radiant saat saya selesai menonton film berjudul Charlotte’s Web. Wajar saja saya bingung karena laba-laba bernama Charlotte dalam film tersebut menuliskan kata radiant untuk seekor babi. Apa yang terjadi jika saya melihat seorang perempuan dengan gaun indah saat formal night, saya mengatakan, “You look radiant“. Apakah artinya nanti sama dengan kamu seperti babi dalam film Charlotte’s Web?

Rupanya Vincent menjelaskan bahwa kata beautiful, radiant, stunning, glamorous, alluring adalah kata-kata pujian untuk perempuan. Sejak saat itu, setiap berpapasan dengan tamu ketika formal night, saya selalu menyapa dengan, “Good morning madam, you look Radiant. How are you doing?“. Hal-hal seperti inilah yang saya dapatkan ketika bertanya bukan menjadi orang sok tahu atau sekedar mendapatkan informasi dengan menguping pembicaraan orang lain.

koleksi pribadi
koleksi pribadi
Suatu kali saya bersin kemudian teman saya bernama Amanda dan Megan di saat bersamaan bilang, “Bless you!“. Awalnya saya tidak kenal dengan mereka berdua dan dengan polosnya saya bertanya, “Kenapa setiap bersin orang Amerika selalu bilang bless you?” Terus terang saya tidak mengerti tujuan yang melatarbelakangi kata itu muncul ketika bersin dan bagaimana membalasnya.

Amanda dan Megan kemudian menjelaskan bahwa jaman dahulu orang percaya bahwa bersin membuat jiwa seseorang keluar dari tubuhnya dan menyebut kata bless you akan menghentikan setan menguasai tubuh orang tersebut. Oleh sebab itu dengan berterima kasih adalah balasan yang tepat. Dari pertanyaan itulah, saya kemudian mengenal mereka sampai saat ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun