Mohon tunggu...
Jhon Sinurat
Jhon Sinurat Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Nama aku Sinurat John, teman-teman suka panggil aku bung Nurat. Aku orangnya simple, apa adanya, pemalu, rendah hati, dan tidak sombong.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Guru pahlawan tanpa tanda jasa, apa perlunya?

10 Desember 2011   10:28 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:34 390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Guru itu profesi, guru itu sama saja dengan tukang becak, buruh bangunan, supir angkot, dokter, tukang insinyur, atau apalah profesi lainnya. Kenapa guru harus diistimewakan? Apakah lawyer, tukang becak, supir angkot, tukang insinyur tidak punya kontribusi bagi negara ini sehingga hanya guru saja yang mendapatkan gelar sebagai "Pahlawan Tanpa Tanda Jasa"? Kenapa lawyer tidak dapat, kenapa tukang insinyur tidak dapat?

Maaf, bukannya aku gak menghargai jasa guru, tentulah aku menghargai profesi guru, sama seperti aku juga menghargai profesi tukang becak, supir angkot, tukang insinyur, peneliti, dan lainnya. Tetapi gelar "Pahlawan Tanpa Tanda Jasa" aku pikir hanya lips service saja, tidak ada gunanya sama sekali, hal ini tidak beda dengan para TKI/TKW yang disebut sebagai "Pahlawan Devisa" - tidak ada gunanya. Guru itu tidak beda dengan TKI, dengan profesi apapun. Memangnya ada guru itu mau mengajar kalau gak digaji, kalau surat pengangkatannya gak keluar? Banyak berita di media massa bagaimana para guru itu berdemo, menelantarkan anak dididiknya karena gaji mereka yang terlambat, atau karena SK pengangkatannya sebagai guru belum keluar. Tetap aja urusan perut yang sejengkal itu lebih penting daripada nasib para murid. Lantas apa bedanya dengan profesi lainnya?

Baiklah, mungkin ada dari kawan yang bilang ada koq beberapa guru yang rela mengajar tanpa dibayar, yang rela berpisah dari keluarganya karena pengabdiannya bagi dunia pendidikan. Aku kira ini terlalu dibuat-buat, karena pada kenyataannya jumlah guru yang rela tidak dibayar itu masih jauh lebih sedikit dibanding para aktivist sosial lainnya, yang rela maju ke medan tempur, ke daerah yang mengalami musibah, tanpa minta bayaran. Lantas kenapa mereka ini (para aktivist sosial ini) tidak diciptakan lagu hymni activist sosial, diberi gelar "Pahlawan Tanpa Tanda Jasa".

Jadi aku pikri, gelar "Pahlawan Tanpa Tanda Jasa" itu tidak ada gunanya. Lebih baik guru berprofesi seperti pilihan mereka, gak usah dikasih embel-embel segala. Kalau jadi guru ya jadilah guru yang baik, kalau jadi lawyer ya jadilah lawyer yang baik, nggak usah pake diistimewakan.

Ada yang bisa kasih masukan kenapa guru harus diberi gelar "Pahlawan Tanpa Tanda Jasa", sedang tukang insinyur tidak diberi gelar itu?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun